Terlahir menjadi anak dari seorang ayah yang luar biasa adalah karunia terindah Allah untukku. Bagaimana tidak? Ia yang tidak pernah kehabisan cara membuatku kagum akan cintanya untukku.
Dulu, saat aku masih bersama mereka, saat SD sampai SMP, jika aku sakit, maka papalah orang yang sangat sibuk. Mencari obat yang cocok, memastikan aku memakan obat itu dan selalu mengecek perkembangan kesehatanku setiap saat.
Hari ini, setelah bertahun2 aku meninggalkannya, setelah aku yang dulu saat pergi masih 14 tahun dan sekarang sudah ada pada angka 22, masih saja diperlakukan sama.
Bahkan, saat pulang dari dokter PKPU, aku yang tidak kuat melangkahkan kaki, papa menggendongku. Tentu bukan kerja yang ringan menggendong gadis seusiaku. Dan itu7 ia lakukan sambil jalan di jalanan yang menurun. Aku tidak menyangka papa melakukannya. Ia tidak peduli dengan tatapan orang. Beliau yang hanya dengan kaos oblong, celana selutut dan sandal jepit menggendongku yang saat itu berpakaian muslimah rapi. Beliau menggendongku hampir 20 menit.
Papa menggendongku sampai rumah dan membaringkanku di atas tempat tidur. Ibu menyuapiku, memastikan aku memakan obatnya, dan kemudian merapikan selimutku. Mereka berdua kemudian mencium keningku dan mengucapkan selamat tidur untukku. Dua manusia luar biasa ini, merekalah yang membuatku rela melakukan apapun demi kebahagiaan mereka.
Papa, you are my man. Just you.
No comments:
Post a Comment