Diantara dua jalan, dalam temaram
Siluet kita bertemu pada rinai hujan centil
Begitu saja, dan hari hari jadi lebih indah
Isyarat isyarat hati kadang tak terbaca dengan jelas
Namun doa doa terus kejar mengejar
Menemui yang memiliki kita
Kita memulai rangkai cerita yang tak selalu berpelangi
Kadang matahari begitu menyengat
Kadang hujan menyapa satu diantara kita
Tapi, kaki kita tegar bertahan untuk melangkah bersama
Atas nama keyakinan
Raga kita tak selalu bersama
Tapi jiwa kita telah berpeluk
Dan kini, ada satu titik yang mendekat
Yang pada saatnya mengubah alku dan kamu
Menjadi kita
Gelaran sajadah menanti di ujung sana
Memanggil jiwa jiwa cinta
Mengajak beradu dalam satu nama
Bercanda dalam tawa dan tangis, atas nama sayang
Padamu, kulantunkan harap
Padamu kusambut bahagia
Genggam tangan ini
Ajak aku pergi dengan sayapmu yang melengkapi
Diam terpaku setelah hati menatap tulisan ini.
ReplyDeletetulisan yang muncul dari hati perempuan yang begitu tulus dan mulia.
Ya Rabb yang Maha mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini,
Jadikan perempuan ini bidadari di dunia dan akhiratku....:-)
Siluet kita bertemu pada rinai hujan centil.
ReplyDeleteitu hujan centil model gimana ca'eby sampai bisa menggetarkan dawai2 jiwa'mu.? hehe...
"Bercanda dalam tawa atau tangis, atas nama sayang"
ReplyDeletedapa inga seseorang yg su pi jauhh, tinggalkan betaa!
@Litho : Aamiin aamiin. hanya itu yang mampu terucap
ReplyDelete@Roe : hujan centil yang menawarkan satu rasa...
@Gadael : adoo eee....
semoga yg terbaik bwt caca dan abg yaa :)
ReplyDelete@purple : aamiin aamiin.. makasih acha..
ReplyDelete