Ana teringat sebuah kisah aktivis dari belahan Indonesia bagian timur, tepatnya di Ternate. Akhir tahun lalu, saat ana pulang mudik lebaran, saat itu para aktivis dakwah disana sedang mempersiapkan FSDa mereka. Suatu hari, ana mendapat sms dari salah seorang ikhwah di ternate yang mengatakan mereka akan ke ambon dalam waktu dekat untuk syuro koordinasi. Dan antum tahu, jarak dari ambon-ternate. 1 hari 1 malam perjalanan kapal dengan biaya 400 ribu PP. tapi itu tidak menghalangi semangat mereka untuk datang melakukan koordinasi mempersiapkan FS. Bahkan dananya adalah dana swadaya. Mereka tidak mengeluh, mereka tidak mundur, mereka tidak telat. Sementara kita disini, dengan segala kemudahan faslitas. Kendaraan yang ada, tempat yang bisa dijangkau dengan sangat mudah, biaya yang sangat minim (sekedar beli bensin, itupun udah untuk kemana2 bukan Cuma untuk pergi syuro) malah melakukan tindakan tindakan bodoh dengan menyia-nyiakan waktu.
Seharusnya kita bisa belajar dari saudara2 kita di sana. Dan ikhwati fillah, waktu adalah milik Allah. Ketika kita bermain main dengan waktu, maka sebenarnya kita sedang mempermainkan hak Allah. Dan siapa engkau sehingga berani merampas hak Allah? Inna lillahi wa Inna ilaihi roji’un. Semoga ke depan, kita bisa lebih baik.
Aaaamiin.
7 februari 06
Saat tercengang akan sebuah kelalaian
No comments:
Post a Comment