Sudah lama tidak berkunjung di blog sendiri. Rasanya berdosa sama blog. Padahal dulu selalu dijenguk setiap hari. Berkali-kali bilang kangen nge-blog tapi selalu saja terulang. hah, dasar geblek.
Kali ini mo bahas apa ya?
oiya, bahas hati dan kehilangan saja deh.
2 minggu yang lalu, teman sekaligus sahabatku kehilangan papanya. sebulan jelang Ramadhan tentu bukan hal yang mudah menerima. Sejak pertama mendengar berita itu, dan hingga saat ini saat jari beradu dengan tuts keyboard pun, perih ini masih terasa. Ditinggalkan orang tua di kala jelang hari-hari dimana keluarga terasa begitu dekat. Saat dimana kebersamaan dengan keluarga adalah hal yang tak bisa digantikan oleh siapapun. Begitulah, takdir kematian yang tak bisa diundur atau dimajukan.
Belum sembuh perih ini, pagi ini kembali dikagetkan oleh berita kepergian. Adik, tetangga lama dalam status fesbuknya mengatakan bahwa ibu mertua dipanggil Allah hari minggu lalu, 10 hari sebelum Ramadhan. ah, kembali berderai. Bisakah kuat menghadapi?
Orang-orang yang kita sayang, bahkan diri kita sendiri bisa pergi kapan saja. tak pernah ada pemberitahuan sebelumnya. Bahkan ketika kita bisa memasuki Ramadhan pun, tak ada jaminan kita bisa sampai di ujung Ramadhan. Tak pernah ada "baik-baik" saja pada sebuah kehilangan. Hanya bagaimana cara kita mempersiapkan diri pada setiap kehilangan yang bisa datang kapan saja.
Ramadhan ini semakin dekat, tapi masih banyak hati yang membenci, yang mendengki, yang marah, yang tak bisa memberi maaf, yang tak mau meminta maaf. Padahal hidup ini singkat, lalu kenapa harus membenci? Sebesar apapun kesalahan seseorang, selalu saja bisa dimaafkan dan diberi kesempatan lagi. Setidaknya berbicaralah dari hati ke hati.
Postingan ini entah tentang kehilangan atau kematian. Yang jelas, ini tentang bagaimana tetap membangun hubungan baik dengan semua orang agar kelak memasuki Ramadhan dengan sempurna, agar kelak ketika orang yang bersinggungan dengan kita dipanggil oleh Allah, atau jika kita sendiri yang dipanggil oleh Allah, tak ada lagi penyesalan tentang kusutnya hubungan sesama manusia.
Berbaikanlah wahai semua.....
No comments:
Post a Comment