Pagi-pagi, berharap bisa memulai dengan senyuman tapi semua di luar dugaan. Hariku dimulai dengan begitu berat. Air yang pagi pagi sudah menggantung di bola mata, sebisa mungkin kutahan agar tak mengeluarkan isak. Memang terkadang banyak hal yang berjalan tak sesuai dengan harap kita. Tapi siapa yang bisa disalahkan? Memang manusia tempatnya kecewa, tempatnya sakit kan? Satu satunya yang tidak akan pernah mengecewakan kita memang cuma Allah sahaja, hanya Allah saja.
Langkah kakiku berat memulai hari, namun ketika menatap sajadah yang baru saja kucium subuh tadi, aku kembali teringat bahwa tak ada yang perlu kusedihkan dan cemaskan. Karena memang begitulah adanya. Hanya ketika harapan kita gantungkan pada Allah, kita akan bahagia. Jadi, kalau sekarang ada seorang hambaNya yang menyakitiku, sepertinya tidak ada yang perlu dikagetkan.
Airmata dan sesak ini lantas kuserahkan pada Sang Kekasih Sejati. Tanpa sadar, kaki ini tertuntun ke sudut tempat tidur. Aku duduk disana dan menengadah,
"Rabb, Engkau Maha Pencinta. Segala yang terjadi padaku, sesakit apapun itu pada awalnya, adalah salah satu bentuk cintaMU. Kuterima Rabb, dengan hatiku yang sedang tertatih tatih belajar mencintaiMU'
Selepas dialog pagi itu, udara sekitar serasa lega kembali. Aku pun mengumpulkan kepingan semangat yang berantakan, kugenggam dan kualiri dalam darah. Aktivitas hari ini kujalani dengan lapang, begitu mudah dilewati. Hingga tiba waktu dhuhur, aku dikejutkan oleh adzan yang terdengar jelas di telinga. Mengagetkan, mengingat selama ini adzan hanya samar terdengar karena jarak kantor dan masjid cukup jauh. Adzan itu seperti khusus ditujukan untuk memanggilku kembali merendahkan diri di hadapan Kekasihku.
Telah kuserahkan semuanya pada Kekasihku, yang tak akan pernah mengecewakanku, tak akan pernah menyakitiku, tak akan pernah menjauh dariku meski taku terkadang menjauh dariNya. Duka ini kawan, aku tahu akan berlalu. Bersama Kekasihku, semua akan baik baik saja. Aku akan sembuh dari setiap luka dan nanah.
"Rabb, aku kembali lagi. Dengan segudang keluh kesah dan sebungkus rasa perih. Aku bawa ke hadapanMU Rabb, untuk Kau sembuhkan karena Engkaulah tempatku bergantung menyerahkan hidup matiku. Ini aku, Rabb, hambaMU yang penuh khilaf, hambaMU yang bandel, yang perlu Engkau jewer di dunia, di dunia saja Rabb, jangan Engkau tangguhkan di akhirat karena sungguh, aku tak kan sanggup. Rabb, ini aku, menunduk dan malu di depanMU. Aku yang sedang belajar mencintaiMU dengan seluruh cinta yang Engkau titipkan di dadaku. Bantu aku Rabb, yang sedang terbata mengeja cinta suci tak tertandingi milikMU"
No comments:
Post a Comment