Kok bisa ya dia gak sms aku saja? Kenapa sms yang sepenting dan seamniyiah itu nyasarnya malah ke adek2 yang dia gak tahu sampe mana pemahamannya. Please deh, singkirkan dong tuh ego. Tempatkan sesuatu itu ya di tempatnya dong. Kalo gak gitu, jelek tau gak liatnya. Lama2 aku jadi eneg juga sama tingkah2nya. Males banget tau gak sih. Terlihat bersemangat tapi tidak terarah. Bergerak tapi under control. Udah deh, gak usah gitu gitu amat.
Dari dulu aku udah bilang kan, segala sesuatu itu tempatkan pada porsinya. Jangan berlebihan apalagi salah tempat. Bisa berabe, runyam. Bukan mau mematikan potensi atau inisiatif kader. Kalo saja dia tau, aku orang yang pertama angkat jempol ketika ide-ide brilian muncul dari dirinya di luar syuro. Ide kraetif yang keren abis. Tapi itu dulu, saat dia masih menghargai adanya syuro. Saat dia masih sadar bahwa dia adalah bagian dari tim. Saat dia masih paham bahwa kita semua adalah sama. Dan sekarang, tingkah2nya lebih banyak memperlihatkan keotoriteranya. Ide –ide yang dia keluarkan sepertinya menjadi sesuatu yang HARUS dilakukan tanpa perlu dibahas dalam syuro. Dan,... aku tidak respek untuk hal2 seperti itu. kamu boleh punya ide, kamu sangat boleh berinovasi, tapi kamu tidak sendirian, ada tim. Maka bicarakanlah dengan tim.
Dan juga, kalo mau nyampein sesuatu itu, liat liat dulu siapa yang diajak ngomong, apa amanahnya, mampu gak? Jangan maen pukul rata gitu hanya karena ego yang gak penting. Satu lagi, jangan merasa paling penting dan paling tahu deh. O ya, apa-apa yang di luar syuro itu dikomunikasikan sebagai usulan dong, bukan sebagai keputusan. Emang kamu pikir gampang apa mempertanggungjawabkan sesuatu apalagi tanpa mekanisme syuro. Usul boleh aja, tapi caranya juga yang cantik dong. Aku ilfil. Semoga besok gak muntah-muntah.
Aku salah gak ya emosi kayak gini?
Oke, aku salah. Maaf maaf deh
No comments:
Post a Comment