Dakwah. Begitu indah kata ini terdengar. Jika kau sudah masuk ke dalamnya, kau tak ingin keluar lagi. Itu kurasakan. Aku terhempas, tersungkur begitu dalam, terbuai oleh indahnya dakwah dengan segala pernik di dalamnya. Sedihnya, sukanya, capeknya, tertawanya, menangisnya, semua lebur menjadi untaian indah bernama DAKWAH. Dan aku tak ingin beranjak dari tempat ini
Hari ini aku berpindah dari satu syuro ke syuro yang lain. Tepatnya 3 syuro dari 4 syuro yang sebelumnya dijadwalkan. Syuro yang keempat (Syuro ITATS-ITS) dibatalkan karena tidak representative dari peserta yang seharusnya hadir.
Syuro pertamaku hari ini pukul 07.00 – 09.00 bersama orang2 yang subhanallah capable dan ana dari kacamata pribadi tidak meragukan kesetiaan dakwah dari mereka yang dalam satu forum bersaam ana ini. Ana bahkan kadang merasa tidak pantas berada dalam satu tim bersama ikhwan akhwat luar biasa itu. Hingga saat akhir syuro, seorang di antara kami, seorang akhwat yang kucintai karena Allah, mengatakan mungkin ini syuro terakhir kita dalam formasi lengkap. Karena syuro besok, ada ikhwan yang tidak bisa hadir, sementara syuro-syuro berikutnya mungkin dia yang tidak ada karena sudah harus balik ke daerah asalnya. Sekali lagi ada yang meleleh di hati. Entah mengapa, tapi aku sangat tidak menyukai berada dalam posisi meninggalkan atau ditinggalkan. Walaupun meninggalkan dan ditinggalkan adalah sebuah keniscayaan dalam hidup tapi tetap saja ada yang berkurang dalam hidup. Begitupun ketika dia melemparkan wacana akan reshuffle tim, aku tidak termasuk yang direshuffle versinya. Ingin kutolak itu, aku ingin juga reshuffle. Bukan menolak amanah, bukan merasa cukup dengan kerja yang sudah kulakukan, tapi ada hal lain yang harus aku perhatikan. Banyak sudah rancangan yang ingin kubuat dalam hidupku setelah ini. Tapi ia dengan alasannya menjelaskan mengapa aku masih harus disitu, hingga saat dimana sudah bisa kutinggalkan tim itu. Alasan yang sangat rasional. Aku terhenyak dengan kebenaran serta kekuatan argumentasinya itu. Saatnya harus kuputuskan prioritas atau kurapikan seluruh rancanganku. Aku butuh waktu untuk menentukan sikap. Aku butuh waktu untuk memetakan kembali prioritas2 dalam hidupku. Dan walaupun aku sedih dengan kepergiannya, tapi dakwah ini harus tetap jalan. Tanpanya, tapi dengan doanya, tim ini akan tetap kokoh. Kepada tim dakwah yang kubanggakan, I miss you all. Kapan kita bisa syuro dengan format yang lengkap lagi?
Syuro keduaku (09.30 – 11.30) bersama kader-kader baru di FSLDK. Kader baru yang bersama mereka aku kembali merasakan ghiroh dakwah yang menggelora. Walaupun iya sih, kuakui aku tidak begitu menikmati syuronya, karena ritme syuroku tidak sekalem ini. Aku terbiasa syuro dengan ritme cepat, tegas, to the point, aktif dan tidak bertele-tele serta membuang waktu. Sementara mereka, adek2 tersayangku dari beberapa LDK Surabaya yang berkumpul atas nama cinta akan dakwah, berjalan dengan tenang, datar, dan aman. Bukan berarti aku suka syuro yang kacau tapi aku bukan tipe orang yang bisa tenang saja dalam syuro, duduk manis mendengarkan orang bicara kemudian pulang. Sementara yang kulihat dari mereka seperti itu. Yang bicara ya itu itu saja. Kalo gak akhi ini, akhi itu. akhwatnya itu itu aja, itu pun pake diam dan malu malu dulu Bukan ebhy banget. Tapi aku belajar dari mereka tentang semangat yang dengan kuat dan jelas bisa ana baca dari wajah mereka, dari sikap tubuh mereka dan dari perkataan mereka.
Syuro ketigaku (12.30 – 14.00), syuro Puskomda bersama BP. Tetap dengan semangat yang sama yang kulihat. Sudah lebih baik, menurutku, dibanding syuro kedua tadi. Lebih baik menurutku adalah lebih banyak orang yang mau bicara, lebih banyak pendapat yang dieksplorasi dan lebih banyak tanggapan dari lemparan-lemparan ide. Bukankah itu tujuannya syuro? Mempertemukan banyak pendapat sehingga menghasilkan yang terbaik untuk dakwah. Sudah lebih baik, walaupun tetap masih belum sesuai ritme syuro yang bisa membuatku enjoy.
Tapi, bagaimanapun, setiap syuro adalah bagian dari dakwah. Setiap hasil syuro ada keberkahannya. Dan semoga setiap keputusan yang diambil tadi adalah yang terbaik untuk dakwah. Aamiiin
No comments:
Post a Comment