Sebel, sebel, sebel. Tadi siang ke THR ikut training blog tapi aku malah apes. Trainningnya sih bagus tapi aku pan kesitu bukan untuk belajar buat blog tapi bagaimana mempercantik blog sesuai temanya, soalnya blog-ku ini standar banget, gak ada lebih2nya dikit. Eh, sampe sana malah diajari buat blog dan macam2. Tapi yang ini sih masih oke, paling tidak ada ilmu deh yang aku dapat timbang gak tau sama sekali.
Yang paling bikin aku sebel itu peraturan administrasi bank konvensional yang lintah darat abis. Aku pengen beli buku about blog yang harganya pas aku liat sih 20rb. Berhubung di dompet gak cukup, aku turun dulu dong nyari ATM BNI. Eh, malah rusak. Sebelahnya ada BCA. Ya sudah, masuk aja. Paling2 dipotong 2rb atau 3rb kayak di mandiri. Setelah duit keluar berikut struknya, mulutku menganga. Kenapa bisa berkurang banyak? Kuambil struk terakhir pengambilan di ATM dan kubandingkan dengan struk yang terbaru, ternyata bedanya 75 ribu, padahal aku cuma mo ambil 50ribu. Gila gak sih, 25 ribu hanya untuk pengambilan via ATM lain. Benar2 rentenir. Aku pengen nangis, mengingat sebenarnya kebutuhanku masih banyak banget tapi kenapa harus terbuang sia-sia seperti itu? nasi sudah jadi bubur. Kata Aa Gym, tambahin aja kacang polong, ayam dan macam2nya, trus dimakan deh, pasti enak.
Ya sudah, balik lagi ke stand komputer aktif dan beli buku tentang nge-blog itu. Beli buku itu aku dapat majalah IDEA empat buah. Sebenarnya kalo mau dibandingkan, aku masih tetap untung. Satu majalah IDEA harganya 15ribu. Dari beli buku itu aku dapat 4, pas pelatihan tadi juga dapat 1. totalnya aku dapat 75ribu. Trus dapat majalah intisari juga. Harganya 18ribu. Total aku dapat majalah gratis sebesar 93ribu dikurangi 25ribu pemotongan ATM tadi plus majalah komputer aktif seharga 28ribu(ini untuk kupon masuk pelatihan), aku masih untung 40ribu. So, ya sudah deh. Bukan rezekiku.
Pas di lyn pulang, aku buka2 majalah IDEA. Pengennya sih mencari sesuatu yang bisa kusuka dari majalah itu supaya menambah kesyukuranku dan membuatku cepat menghilangkan mangkelku. Tapi pas aku bolak balik, aku kok jadi bete. Majalah itu tentang desain rumah dan interiornya. Gak aku banget. Maksudnya majalah itu bukan konsumsiku. Majalah itu isinya rumah2 bagus2 semua dengan budget yang gede. Aku kan gak pengen punya rumah segede-gede itu, siapa juga yang mo ngurusi. Aku pengennya besok2 punya rumah yang kecil, sederhana tapi bersih dan asri. Majalah itu buat aku untuk memanjakan mataku saja liat yang seger2, liat yang indah2 tapi bukan kebutuhanku.
Yaaa, ini bukan masalah 25ribunya sih. Harta masih bisa dicari. Kalo bukan rezeki kita, trus mo diapa? Yang aku sesalkan kenapa 25ribu itu larinya harus ke orang2 yang sudah gendut perutnya. Kenapa gak ke yang lebih membutuhkan saja? Aku jadi korban peraturan yang menurutku gak fair. Dan ini juga salah satu teguran Allah ke aku yang mungkin belakangan ini jarang berinfak.
No comments:
Post a Comment