Jam 10 tadi ada rapat jurusan teknik listrik di SMK tempatku mulai mengajar tahun ini. Dalam perjalanan, little bit nervous. Ngebayangin aku bakal rapat dengan bapak-bapak dan ibu-ibu yang usianya jauuuuuh banget di atas aku. Masih bisa gak ya idealisme dan keberanianku berbicara yang selama ini muncul dalam syuro-syuro kampus bisa kusalurkan disini? Atau aku harus duduk mnais dulu, wait and see.
Kulangkahkan kaki menuju ruang jurusan dan disana sudah berkumpul semua guru jurusan teknik listrik. Mereka sedang tertawa bersama sambil minum secangkir kopi susu dan gorengan. Bismillah..kulangkahkan kaki masuk dan langsung disambut ramah oleh Pak Mudianto, ketua jurusan.
"Silahkan masuk, bu Febry" Katanya.
(what, ibu???? aku dipanggil ibu????)
"Iya pak, terimakasih" jawabku sopan
Pak putu, salah satu guru sekaligus staf di urusan itu mengambilkan tempat duduk untukku dan meletakkannya di dekat bu Endang, satu-satunya guru cewek di jurusan itu yang mau pensiun bulan januari tahun 2007.
Rapat berjalan lancar. Ternyata rapat bersama para bapak-bapak ini malah lebih santai, lebih wise dan tenang. Mereka tidak merasa paling benar. Aku yang paling muda selalu ditanya pendapatnya. Fair banget.
Yang bikin salting sih, ketika setiap orang disitu berbicara padaku dengan tetap memanggilku "bu febry". Waktu pak putu berjalan ke arahku dan bertanya kesulitan apa yang perlu ditanyakan tentang jadwal ngajarku, beliau datang dan bilang :
"Gimana bu Febry, ada yang belum jelas?"
Aku pengeen banget ketawa. Aneh banget dipanggil seperti itu oleh beliau. Masalahnay beliau itu kakak tingkat di kampus. Jauh di atasku. Beliau masuk kuliah tahun 1987. Aku masuknya 2001. Waktu beliau kul, aku masih umur 4 tahun. Dan sekarang aku dipanggil ibu, please deh.
Tapi kayaknya aku harus membiasakan diri deh. Minggu depan kan semua siswa juga bakal manggil aku "Bu Febry". Rasanya pipiku memerah
No comments:
Post a Comment