Pada akhirnya saya pun harus pulang, kembali melanjutkan hidup meski masih didera kehilangan mendalam. Meninggalkan Desa Luhu yang entah kapan bisa datang lagi. MAsih banyak keluarga besar disini, disinilah saya berasal. Namun magnet yang selalu memanggil saya pulang sudah tiada. Kakek, satu alasan terbesarku untuk selalu menyempatkan waktu ke Luhu sudah tiada. Ah, kembali merindunya. Tak ada lagi episode teras bersama, episode meja makan dan episode pata cengkeh.
Baba, Tata, Tete Haji, aku masih saja merindumu. Episode kita terlalu cepat. Aku masih ingin kau ada disini, menemaniku tumbuh, mendampingiku menikah, memperkenalkanmu dengan makhluk kecil yang akan memanggilmu tete oya, membelai rambutmu sekali lagi.
Tata, eby pulang sekarang. Tapi eby janji, eby akan datang lagi, menemuimu di tempat peristirahatanmu sekarang. Kita akan bercanda lagi, tata.
Rumah Tua. Di Terasnya, kenangan bersama Tete Haji membanjir
Senja di Kampung Baru
Jemur Cengkeh, salah satu episode bersama tete Haji
Batu Kapal, salah satu tempat bersejarah di Desa Luhusumber gambar dari sini
semangat caca...sesuatu akan indah pada waktunya
ReplyDeletelg mencoba untuk semangat ni.
ReplyDeletedaerah mana ini mbak?
ReplyDeletesalam kenal
di desa luhu, kabupaten seram bagian barat, provinsi maluku. salam kenal...
ReplyDeleteasli sana ya? beberapa waktu yang lalu aku ke ambon, acara sail banda. maluku emang bagus.nice place..
ReplyDeletesaya asli maluku dari desa luhu. iya, kemaren jalan2 ke blog mas rahmad pdhl ada foto waktu sail banda. brapa lama waktu itu di maluku?
ReplyDeletebca ceritanya, jdi sedih,, kangen Luhu,,, su 4 tahun z puLang,,,,
ReplyDeleterumah tua itu kya b knal akang pagar,, tpi agak samar2,,, heheee,,
rumah di kampung baru
ReplyDelete