Monday, February 07, 2011
(95) Ambon di Balik Mendung
Mendung terus menggantung di langit Kota Ambon. Dari pagi hingga jelang maghrib ini tak ada matahari yang menyapa. Jalanan kota Ambon pun begitu teduh, tenang tak ada riuh. Saya menyusuri kota Ambon sehari ini, dan kota kecil ini makin membuatku cinta. Mungkin di suatu ketika, akan muncul mall mall besar, jembatan jembatan yang mematahkan nafkah para pengemudi perahu, atau taman bermain sekelas dufan atau yang ada di kota kota besar sana, mengalihkan perhatian anak-anak dari enggo basambuyi dan kulibia. Atau kubah masjid Alfatah yang akan diganti dengan yang lebih indah.
Mungkin itulah tuntutan zaman. Tak bisa mengelak dengan pembangunan. Kalau mau enak, bikin saja satu kawasan semacam Kota Tua dio Betawi dimana tak ada perubahan apapun. Tapi ini hanya ucapan seorang Ebhy yang belum dipikir matang. Intinya, apapun perubahan Kota ini nantinya, dengan menikmati Kota satu hari ini, bisa membuat saya punya kenangan akan jalan mungilnya, akan bangunan tua Masjid Alfatah, akan perahu Galala-Rumatiga. Semuanya tentang kota ini, mungkin saja kelak akan jadi kenangan indah.
Apapun perubahan fisik yang bakal terjadi, semoga perdamaian, ketenangan, keramahan, selalul tersedia, tidak ikut berubah, tidak ikut tergerus zaman.
ps : gambar diambil dari bumi-nusantara.blogspot.com
Label:
#365 day blog project,
Ambon,
Cerita,
Jalan-Jalan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
perubahan setidaknya tidak terlalu segnifikan sehingga merubah keasrian yang ada. :)
ReplyDeleteseharusnya memang begitu kang. skarang tinggal semua unsur berkontribusi membangun tanpa mengabaikan keasrian
ReplyDeletedigambarnya masih cerah2 aja ca...hehehe
ReplyDeleteitu gambar comot pas waktu cerah.
ReplyDeletemendungnya saja begitu apalagi kalo cerah yaaa...?
ReplyDelete*pura2 gak lihat komennya hari
~pura pura gak liat komennya mas mamung~
ReplyDelete~berlalu~
Jakarta juga lagi musim mendung.. ujan trus hahaha ^__^
ReplyDeletemudah mudahan gak banjir lagi...
ReplyDelete