Friday, February 04, 2011
(92) Pemuda dan Kerja Keras
Di teras rumah ketika bercengkerama dengan Papa, adekku eyha dan ponakanku Naya tercinta, lewatlah seorang anak muda yang menawarkan jasa Sol Sepatunya.
karena sepatu sandal saya ada lepas pengaitnya, pemuda itu kami panggil untuk membetulkan, Ketika dia lagi asyik dengan peralatan perangnya, saya perhatikan dan cermati pemuda ini. Dari penampilan, dari suara, dari wajahnya, terlihat sekali dia masih muda dan dia orang Jawa Barat.
Semuda itu, dia merantau demi sesuap nasi. Dari Jawa Barat ke Ambon, untuk Sol Sepatu. Bayangkan berapa km dia jalani setiap harinya? Adakah setiap hari dia temui mereka yang mau memakai jasanya? Berapa penghasilannya sebulan? Cukupkah untuk sehari-harinya? Masih tersisakah untuk mengirim ke sanak saudara disana? Kalo dia lelah, kehujanan atau kepanasan, adakah tempat ia berteduh? Bayangkan jika tak ada satupun yang memakain jasanya di satu hari, bisakah dia dapat uang hanya untuk sekedar pulang dengan naik angkot, tidak dengan berjalan kaki lagi?
Ini kebetulan anak muda, bagaimana seandainya tukang sol sepatu itu bapak-bapak atau malah kakek kakek? Duh, mana keluarganya yang lain? Tak kuasa aku melanjutkan bayangan bayangan ini.
Banyak anak muda yang saya temui juga seperti itu, Bahkan jauh lebih muda. Cobalah datang dan nginap semalam di rumahku. Pagi hari kala kau terjaga, ada banyak suara yang akan kau dengar. Suara bocah-bocah yang berjalan menjajakan donat atau roti gula atau pisang goreng. Usia mereka? masih sekolah. Setiap melihat mereka, teringat ketika saya di usia yang sama, sedang bermain main dengan tetangga, sedang menikmati coklat setiap papa pulang kerja, atau makan makanan ibunda dengan lahap tanpa bersusah payah.
Sore ini, saya kembali disadarkan akan kesyukuran mendalam. Bahwa ketika keluhan keluar dari diri, maka lihatlah, masih banyak yang lebih berhak untuk mengeluh.
Buat semua anak muda yang sedang menjalani hidupnya dengan keras, tetap sabar. Rezeki yang halal memang perlu digapai dengan keras di zaman seperti ini. tetaplah menjadi jujur dan berdiri di kaki sendiri, meski lara kadang menyapa.
nb : gambar hasil googling didpat di damay-anti.blog.friendster.com
Label:
#365 day blog project,
Ambon,
Catatan Hati
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment