Pagi tadi aku dibentak oleh bagian SDM PT PAL lewat telpon. Padahal aku Cuma pengen tanya tentang info yang aku dengar terkait survey yang mau aku ambil disana. Sebenarnya aku pengen marah dengan anggapan beliau ke aku yang mencari info dari luar perusahaan. Beliau menuduh aku bayar duit ke informan itu. Keterlaluan banget, aku pengen marah tapi marah sama siapa. Aku tidak merasa salah karena yang kulakukan adalah lumrah, mencari tahu apa yang ingin saya tahu dan kebetulan yang saya mintai informasi adalah orang yang pernah berinteraksi dengan PT Pal. Maksudku, aku pengen tahu birokrasi disitu gimana dan aku akan mengurusnya sendiri. Tapi ternyata tanggapan PT PAL lain. Aku gak tahu harus nyalahin siapa? Temanku itu? Tidak, ia tidak salah. Walau mungkin reaksinya berlebihan dalam menolongku yang sebenarnya bias lewat pengalaman dia aja waktu terlibat dengan birokrasi disana tanpa harus dating sendiri ke PT itu yang buntutnya membuat mereka beranggapan aku adalah orang yang gak mau susah. Temanku jelas gak salah, karena dia hanya mencoba semaksimal mungkin membantuku. Bapak di telpon itu juga gak sepenuhnya salah karena beliau punya hak untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Lagian itu jmuga perusahaan tempat beliau bekerja, jadi ya mungkin merasa dibutuhkan. Beliau gak salah menggunakan haknya tapi aku gak suka aja dengan caranya yang nuduh tidak beralasan seperti orang tidak berpendidikan. Aku? Aku tidak merasa salah. Aku hanya berikhtiar mencari tahu seperti apa proes yang harus aku jalani agar aku bisa mempersiapkan diri mengikuti proses itu. Bapak itu menutup pembicaraan dengan menyuruhku dating langsung aja ke perusahaan. Aku hanya bilang iya, tapi aku sudah kehilangan mood. Mungkin memang bukan jalanku disitu. Ishbiri ya ukhti……
Begitu gagang telepon kututup, air mata sudah menggenang di mataku. Aku pun berjalan dengan cepat kembali ke kost dan ingin menangis. Tapi aku tidak mau menangis, hatiku gelisah. Kuputuskan untuk melanjutkan tilawahku subuh tadi hingga hatiku terasa plong. ‘Alaa bidzikrillahi tathmainnal quluuub. Setelah aku mulai tenang, bismillah kulangkahkan kaki ke warnet karena ada janji chatting dengan seorang ikhwah di ternate tentang kemungkinan pabrik disana untuk survey. Alhamdulillah ada sedikit titik terang. Aku pun bisa mendapatkan 8 alamat perusahaan untuk coba kusurvey. Dari warnet, aku menuju kampus. Walaupun tidak bertemu my PTT tapi alhamdulillah ada teman yang menawariku ke PLTGU Gresik karena mereka dari lab mikro akan kesana masang panel. Aku diajak sekalian survey. Ada teman juga yang memberi tahu tentang pabrik peleburan emas yang mungkin bisa dijadikan salah satu alternative.
Tak henti-hentinya syukur kupanjatkan. Informasi-informasi yang selama ini aku cari-cari begitu susah kudapat, kini dalam waktu 1 hari aku punya info 10 perusahaan sebagai alternative survey. 2 diantaranya sudah kuajukan ke coordinator survey agar dibuatkan surat survey.
Ya Allah, kemudahan-kemudahan ini semoga menjadi pelancar apa yang harus ana selesaikan ini. Terimakasih ya Allah. Terimakasih ya Allah. Alhamdulillah
No comments:
Post a Comment