Kumulai hari ini dengan senyuman setelah semalam harus tidur larut ngerjain pesanan undangan yang belum kelar2 juga. Tadi malam nyerah pada angka 990 dari 1200 lembar yang harus kuselesaikan. Bukan karena ngantuk, tapi kasihan printer dan komputernya, berjam-jam dipake. Juga kasihan sama diri sendiri, jatuh-jatuhnya jadi mendzhalimi diri sendiri. Ada hak mata dan tubuh yang tidak tertunaikan. Besok berarti 210 lembar harus kuselesaikan. Bisa kok, insyaAllah.
Kenapa pagi-pagi aku sudah senyam senyum sendiri? Habisnya tadi pagi aku making a call dengan orang2 dari masa laluku yang bentar lagi ketemu biidznillah. Telpon ke rumah di makassar dan katanya rumah udah rame banget. Cucunya mama (I call her) sudah 10. padahal waktu ditinggal baru 3 itupun masih kecil. Ya wajar sih tapi tetap aja exciting. Telpon mmink juga di bandung, tapi dengan gaya bicaranya yng mmink banget, dia gak bisa pulang. Sedih sih tapi ya gimana lagi. Lagian mmink kan rumahnya emang makassar, gak balik sekarang juga, kalo udah selesai kuliah, ujung-ujungnya makassar juga dan ketemu juga sama teman2. Kalo aku, kalo gak sekarang yang ada momentnya, kapan lagi? Kayaknya gak mungkin deh kesana cuma buat jalan2 tanpa ada apa-apa. Rumahku kan juga bukan disana. Kecuali taqdirullah kalo hidupku ternyata berlanjut disana.
Abis itu telpon kak dju juga, minta untuk besok malam tidurnya di rumah bukan di kos. Kan aku mo datang. Aku harus ketemu kak dju. Masa laluku bersamany menyenangkan. Dia jadi kakaku yang cerewet yang suka nasehati aku tapi baik. Dia orang yang selalu membesarkan hatiku saat aku merasa sedih. Dia selalu mendengarku saat aku merasa tidak ada yang mendengarku. Walaupun kadang ada yang nyebelin tapi dia tetaplah seorang contoh kakak yang baik. Dia pula alasanku untuk bertahan lebih lama di tempat yang aku hampir menyerah menempatinya
Keluar dari wartel, aku gak bisa nahan senyum. Membayangkan besok malam aku sudah berada di makassar membuat ada yang berbeda di sini (sambil nunjuk dada). Jumat pagi, aku insyaAllah bangun dengan menghirup udara makassar yang sudah kutinggalkan 6 tahun lamanya. Tadi aku bilang sama baya, rasanya menyenangkan ketika tahu bahwa 1 hari lagi aku akan kembali ke masa lalu. Aku sudah bisa membayangkan berjalan di jalan Pettarani menunggu bemo pulang dari sekolah, saat istirahat jumat rame-rame ke jalan sulawesi makan lumpia sulawesi, maen ke rumah mmink di minasa upa atau di rumahnya baya di sumigo, rumahnya endhy di veteran, ke malino sama anak2, maen basket di lapangan basketnya Telkom, ngasi semangat ke teman2 cowok yang maen bola, makan bakso di samping lapangan basket, ngerubuti nasir untuk bakwannya atau daeng dengan cendolnya, banyak lagi deh. Aku membayangkan banyak hal yang dulu kulakukan, seakan berputar-putar di kepalaku dan aku akan mengulangnya kembali. Tapi kali ini ada yang berbeda. Mereka, kami, sudah tumbuh lebih matang dari sebelumnya. Cara kami memandang segala sesuatu sudah berbeda, bahkan cara kami menjalani hidup pun sudah berlainan. berbicara,. Everything is changed, pastinya. Tapi aku akan menikmati perubahan2 itu nantinya saat bertemu mereka.
Cant wait to be there
No comments:
Post a Comment