Hari ini hari yang sulit. Sulit karena aku harus melakukan banyak hal yang melawan perasaanku. Aku harus menahan diri untuk tidak mengekspresikan apa yang kurasakan walaupun aku berhak bahkan mungkin harus melakukannya. Apa pasal? Aku dicurangi. Aku dibohongi. Dan untuk alasan apapun, aku tidak bisa menerimanya. Praktikanku sendiri mencurangiku dengan mengambil data kelompok lain dan ngaku hasil pengukurannya sendiri. Sesuatu yang sangat gampang dibaca olehku yang sudah berkali-kali berhadapan dengan para praktikan yang bermacam-macam maunya.
Tapi kali ini berbeda. Ini benar2 menyulut rasa kecewaku, rasa marahku juga sedihku dalam waktu yang bersamaan. Mereka, orang yang mengaku mahasiswa, melakukan hal yang menurutku sama sekali tidak mencerminkan sikap sebagai mahasiswa. Aku marah, tapi aku berhasil menyembunyikannya. Walaupun konsekuensinya adalah aku tidak mau melanjutkan praktikum mereka lagi tapi aku tidak menunjukkan kekesalanku. Bahkan ketika mereka mengaku salah pun, aku tak mau membimbing praktikum mereka lagi. Aku terlan jur kecewa, aku terlanjur sedih dan marah. Perasaanku saat itu bercampur baur dan semuanya hanya bisa kusalurkan dengan air mata. Aku kecewa karena aku dibohongi. Meskipun langsung ketahuan, tapi mereka telah berniat membohongiku. Mungkin terkesan hiperbolis, tapi aku sangat tidak respek dengan hal2 itu. Aku kecewa. Aku ingin lantang berteriak agar mereka tahu mereka salah tapi aku sudah belajar untuk menahan diri. Toh, mereka sudah dewasa. Seharusnya bisa mengambil ibroh.
Selain itu, ada perasaan lain yang muncul dan mengganggu aktivitasku pagi ini di lab. Di sana, di kampus yang sama, di ruang yang berbeda dengan tempatku beraktivitas, saudara2ku sedang ada pelatihan. Aku tak bisa membersamai mereka dalam acara itu. Aku harus menahan perasaanku dan berpositif thinking bahwa mereka bisa memahami apa yang sedang kulakukan. Bahwa aku tidaklah dengan sengaja tidak membersamai mereka. Maafkan saya, saudara-saudaraku.
Pulang dari lab, sudah sore banget dan tugas printku belum kelar. Cartridgenya udah diganti tapi masih aja gak bisa. Akhirnya sibuk cari pinjaman. Sms danis, pulang ke bondowoso, sms angga dan andi, not send, sms dija, printernya catrridgenya rusak, sms ronald, printernya ada tapi drivernya gak ada. Printer irma ada, driver juga ada tapi mo dipake. Jadi, pinjam drivernya aja. sms mbak fitri, ternyata gak punya printer. Sms uri, ada printer tapi tidak berwarna. Gimana ya? Alhamdulillah uri nganterin printernya jadi bisa nyicil dikit-dikit.
Tadi juga disempet-sempetin ke keputran for the first time beli sayur2an. Trus juga nyari pembicara untuk pelatihan besok. Ada kekuranglancaran komunikasi. Sekali lagi, komunikasi penting!!!!!!!!
No comments:
Post a Comment