Ana, teman STM, sms katanya mo nikah awal bulan juli. Dan seperti sms-sms teman2 yang mengundang dalam pernikahan mereka sebelumnya, penutupnya adalah "kapan nyusul bhy?"
Entah jawaban apa yang harus kuberi. Mereka bertanya padaku apa yang aku sendiri juga tidak tahu. Kuserahkan semuanya pada Allah. Ia akan mempertemukanku dengan orang yang tepat, di saat yang tepat, pilihan yang tepat untukku.
Jadi, jangan pernah tanyakan kapan menikah karena yang bertanya dan yang ditanya sama-sama tidak tahu jawabannya. Bukankah semua itu di tangan Allah (sampai di titik ini, teringat komentar seorang teman ketika ngobrolin hal ini "memang di tangan Allah, tapi kalo gak diusahakan, ya akan selamanya di tangan Allah, gak diberikan ke anti". Sampai di titik ini pula aku masih mencoba mengolah kata2 itu. Emangnya aku harus berusaha apa? Aku percaya, semua akan datang di waktu yang tepat)
Bertanya kapan menikah sama saja dengan bertanaya kapan meninggal. who knows?
Buat semua teman2ku yang sudah lebih dulu mengembangkan layar, memulai pelayaran dan memaksaku menyusul (ana, tari, ami, endhy, ani, phionk, any, sumi, erfin, ical, sulfi, mbak imas, mbak dina), aku hanya bilang "doakan aku saja agar bisa mengikuti jejak kalian yang begitu berani melangkah. Semoga jika saatku tiba nanti, perahu yang kudayung bersama nahkodaku, akan berlayar hingga ke tepian, SURGA."
No comments:
Post a Comment