Hati ini rasanya teriris. Aku kosong, aku merasa hampa. Serasa dipermainkan oleh keinginan2 orang lain. Ingin rasanya berontak, ingin rasanya berteriak mengatakan bahwa aku juga manusia, bahwa pendapatku juga harus didengar sebelum kalian menentukan sesuatu yang ada sangkut pautnya pada diriku.
Oke, aku tetap teguh dengan prinsip ketsiqohanku tapi tidak bolehkah aku tahu kenapa itu yang diputuskan? Kenapa tidak mendengar pendapat dulu? Kenapa tidak mengajakku bicara dulu. Tiba2 saja aku diberitahu tentang perubahan. Tidak, aku tidak memprotes perubahan itu. Tapi salahkah kalo aku ingin tau mengapa ada perubahan? Bahkan Imam Hasan Al-Banna pun mendahulukan paham daripada tsiqoh. Kali ini, aku tetap tsiqoh, aku hanya ingin tau kenapa. Itu saja. Berlebihankah?
No comments:
Post a Comment