Finally, ini hari terakhir aku ke pabrik untuk survey. Ini juga kunjungan tersingkatku. Bayangin aja, aku menghabiskan waku 6 jam pulang pergi hanya untuk 5 menit di sana, hanya untuk tanda tangan pembimbing dan stempel perusahaan di form pengambilan data yang aku bawa. 6 jam untuk 5 menit? wow....
Tapi ya sudah, its over now. Paling tidak banyak hal yang bisa kupelajari dalam setiap perjalananku ke pabrik. Aku belajar mengenai :
1. Kesabaran
Kadang bemo yang kunaiki jalannya siput aja menang, mana sering mandeg lagi, ngetem nunggu penumpang. Dan ngetemnya bukan cuma sekali. Mau protes juga gak bisa. Paling-paling dijawab, kita kan butuh uang, non. Padahal aku juga pengennya cepat nyampe, keburu yang dicari gak ada di kantor. Tapi ya itu tadi, kudu sabar. Bagaimanapun, kadang memang kepentingan kita berbenturan dengan kepentingan orang lain. Jadi ya, mesti nyiapin stok lapang dada yang besar saja. Solusinya ya, tasku pasti ada buku bacaan ringan.
Ada juga masalah rokok. Penumpang yang seenak perutnya merokok di dalam bemo yang sirkulasi udaranya tidak berputar bagus. Kalo untuk kasus ini, aku gak punya toleransi tabrakan kepentingan. Bagaimanapun, kepentingan seseorang tidak boleh sampai merugikan orang lain. Kalian butuh asap rokok, maka telan saja semuanya. Jangan sisakan untuk kami, karena kami gak butuh. Sebenarnya para perokok itu harusnya bisa ngerti kapan dan dimana dia boleh merokok. Kami tidak melarang kalian merokok. Toh, kalian pasti sudah hafal-lah dengan rugi yang ditimbulkannya. Dan kalau kalian tetap merokok, berarti kalian emang gak peduli sama diri kalian sendiri. Tapi please dong, jangan sampe kita kena ruginya juga.
2. Kedisiplinan
Karena aku gak ikuti peraturan, aku dipanggil dan data yang sudah kuambil ditarik lagi. i accept that. Toh, aklu emang harus tanggung jawab dan mau terima resiko dari kesalahan yang kuperbuat. Setelah kuikuti prosedur dengan baik (walaupun emang lebih lama), tapi semuanya ternyata berjalan lebih mudah. Data yang kuterima malah lebih banyak dari yang sebelumnya. Bahkan lebih valid dan resmi. So, gak ada salahnya kok ikuti prosedur walaupun agak njelimet.
3. Sosial
Aku bertemu dengan orang-orang yang orientasinya beda banget sama aku. Orang lapangan yang mikirnya praktis dan lebih tepat sasaran. Gak kayak orang akademik yang banyak banget pertimbangan kalo mo do something. Disitu, aku terapkan cara-cara bernegosiasi, berargumentasi dan melobi yang selama ini lebih sering kuterapkan ke orang-orang yang karakter dan cara hidupnya tidak beda jauh sama aku.
4. Mandiri
Everything i do with myself. and i am proud for that. jika emang bisa ngelakuin sendiri, kenapa harus bersama orang lain? terkesan individualis sih, tapi sebenarnya aku bukan tipe orang yang individualis. Boleh dong, berprinsip seperti itu.
5. Kepolosan anak SD
Setiap perjalanan pulang dari pabrik, aku pasti se-bemo dengan anak-anak SD. Wajah mereka, cara bicara mereka bikin aku ingat masa kecilku. Bau keringat mereka sepulang sekolah menjadi tanda bahwa dari dulu sampe sekarang, anak SD ya gitu itu. ke sekolah hanya untuk menanti waktu istirahat. Supaya bisa lari-larian sampe keringatnya seember. Capek tapi senang. Mereka juga polos banget. Tapi kepolosan itu hanya dimiliki anak SD sampe usia kelas 3 SD kali ya untuk zaman sekarang ini. Di atas itu, otak mereka sudah ter-brain wash sama televisi. jadi sudah tau tentang pacaran-lah, jodoh-jodohanlah, naksirlah.
but, finally its over. sekarang fokusku ke pengolahan data. Ya Allah, bantu aku ya..................
No comments:
Post a Comment