Finally, setelah seminggu kucoba menata hati, kucoba telpon seorang saudara yang sedang diuji Allah dengan sakitnya. Kuhargai keputusannya untuk tidak memberitahuku tentang penyakitnya. Dan jika kini aku telah tahu, aku tak ingin mengatakan padanya kalo aku sudah tahu karena aku harus menjaga perasaan seorang teman yang sudah memberitahuku hal ini. Aku mengerti ia tidak mau membebaniku sehingga tidak mau aku tahu tentang penyakitnya.
Saat dengar suaranya tadi pagi, tetes air mata mengalir tanpa kusadari. Tapi kukuatkan suaraku agar ia tidak curiga. Aku ingin membersamainya di hari-hari sulit baginya ini. But how?
Sist, You always have my shoulder to cry on. Penyakit itu adalah cara Allah mencintaimu. Be Optimism. Banyak kok orang yang sembuh. Itu bukan harga mati. Semua sudah diatur Allah. Bahkan kami yang terlihat segar bugar ini, tidak ada jaminan akan hidup lebih lama darimu. Allah love you karena itu IA memilihmu.
No comments:
Post a Comment