Wednesday, April 26, 2006

My Dear GPS episode 2

Sedikit kerinduanku kepada saudaraku yang kugelari GPS terobati. Secara mengejutkan dia datang saat kami syuro di teras masjid Nuruzzaman UNAIR tadi pagi. Senang banget bisa ketemu dia yang sedang ke Surabaya untuk bantu penelitian dosennya. Ceria dan ketegasannya tetap dengan kuat muncul.
Ukhti, kapan ketemu lagi? i will miss you

Tuesday, April 25, 2006

JANGAN COBA COBA ISENG !!!!!

Dakwah akan berhasil diusung oleh orang-orang yang ikhlas, yang tidak menodai dakwah dengan hal-hal yang tidak dibenarkan.
Fenomena curhat diantara aktivis dakwah yang berbeda gender adalah fenomena yang harus segera dihentikan. Bagaimana mungkin keberkahan Allah akan turun pada dakwah yang diusung oleh orang yang masih iseng mencoba-coba mengotori hati.

Kasuistik memang dan hal seperti itu sudah terjadi sejak zaman baheula. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana menumbukan kesadaran bahwa masih banyak pe-er dakwah yang harus kita selesaikan. Masih banyak problema umat yang harus kita bantu. Masih sangat banyak umat di luar sana yang menunggu kedatangan kita menawarkan keindahan Islam. Sudah terlalu banyak. Jangan tambahi lagi dengan masalah klasik ini. Karena keisengan kita hanyalah menjadi penghalang turunnya keberkahan.

Kita semua tentu setuju bahwa dakwah ini tidaklah mudah. Kita semua tahu itu dan kita tetap saja menyemplungkan diri ke jalan ini. Itu berarti kita telah siap menerima dan menghadapi setiap resiko serta konsekuensi berada di jalan ini. maka ketika timbul sesuatu yang sangat mengganggu pikiran dan perasaan, maka pembina kita, teman se-gender kita ada untuk mendengarkan setiap curahan dan membantu mencari solusi bersama. Di atas semua itu, ada Allh yang selalu ada untuk didengar. Tanpa perlu transportasi untuk bertemu, tanpa perlu jeda waktu untuk berbicara. Kapanpun engkau butuh, kapan punitu, IA ada. Tidak perlu kita mencari aktivis dakwah yang berbeda gender untuk dicurhati walaupun memang secara psikologi, curhat antar gender menyenangkan. Buktinya, banyak yang lebih suka curhat dengan lawan jenisnya, kan?

Tapi, jangan pernah engkau relakan, jangan pernah engkau gadaikan keindahan di jalan ini karena masalah klasik dan tidak bermutu seperti ini. Ayo, kita sama-sama benahi diri untuk lebih menjaga adab interaksi antar ikhwan-akhwat.
Allahu Ghoyatuna............

kepada seorang saudaraku : Sabar ya ukhti. Jangan sampai kekecewaan anti karena hal ini membuat anti mutung di jalan ini.

Kepada para akhwat :Jangan coba-coba iseng. Masih sangat banyak stock akhwat yang masih bisa dicurhati masalah dakwah kampus. Kalaupun ada hal-hal yang harus dikomunikasikan dengan ikhwan, terbatas pada masalah-masalah dakwah yang memungkinkan untuk didiskusikan dalam forum. Bagaimanapun, kita adalah kumpulan manusia, bukan malaikat. Kita punya hati yang tentu saja diberi fitrah kecenderungan terhadap lawan jenis, dalam hal ini kecenderungan kita tentulah seorang ikhwan bukan pria pada umumnya. Begitupun mereka, mereka bukan tidak punya hati. Sepintar-pintarnya mereka menjaga pandangan dari wanita, tetap saja kecenderungan mereka adalah akhwat. Berhati-hatilah saudaraku. Masih banyak pe-er dakwah yang harus kita selesaikan. Jangan lagi tambahi dengan masalah anti yang muncul karena keisengan anti. Saudara-saudara akhwat di kampus anti, atau di kampus lain, masih ada untuk menemani anti bicara, sama-sama kita cari solusinya. Minimalkanlah urusan kita dengan ikhwan. Bukan kaku, bukan pula ekstrim. Tapi upaya untuk menjaga kesucian diri, membuka kemungkinan keberkahan dakwah turun.

Kepada para ikhwan :
Posisi ikhwan sebagai pemimpin dalam setiap wajihah bukanlah sebuah pembenaran untuk jauh berinteraksi dengan akhwat. Jalankanlah tanggung jawab antum dengan baik tanpa harus mencampuri urusan akhwat. Dalam artian, antum bisa saja mencari tahu kondisi akhwat, tapi sebatas gambaran umum. Tidak perlu mencari tahu kondisi detail ukhti A, ukhti B, mengomentari seorang akhwat dengan sebutan kaku, padahal ia hanya berusaha menjaga kefitrahannya, ia hanya berusaha menjaga adab pergaulan.

Tuesday, April 18, 2006

Indahnya Membina

"Malaikat, penduduk langit dan bumi, smpai semut-semut di lubang dan ikan-ikan di lautan memohonkan rahmat-Nya bagi manusia yang mengajarkan kebaikan"

Siapa sih yang tidak ingin didoakan oleh ciptaan ciptaan Allah yang tidak berdosa yang insyaAllah diijabah oleh Allah? Rahmat Allah, siapa juga yang tidak menginginkannya?

Membina adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh kader yang sudah terbina karena adalah sebuah keindahan ketika kita bisa memberi apa yang selama ini kita dapat. Bertemu dengan wajah-wajah baru dengan berbagai karakter, berbeda kecenderungan untuk kemudian dipersatukan dalam sebuah lingkar ukhuwah, melakukan pembenahan secara fardiyah maupun secara kolektif adalah salah satu dari sekian banyak keindahan membina. Sunnatullah jika ada binaan kita yang mutung, yang futur. berbagai introspeksi harus kita lakukan, tapi bukan berhenti. karena yang bisa kita lakukan adalah memberi, membagi sedikit ilmu yang kita punya dengan seoptimal mungkin, dan kembalikanlah kepada Allah karena Ia-lah yang memilih hambaNYA yang akan diberi hidayah.
bagi para kader muda yang telah membina : Sabarlah dalam membina
bagi kader muda yang belum membina : what are you waiting for?

catatan kecil untukku, semoga kedewasaan dan kematangan tarbiyah dapat lebih kurasakan dengan dibina dan membina.
Buat "adek-adek"ku, semoga lingkaran indah kita berlanjut hingga ke surga. Aamiiiin
Buat "saudara-saudara"ku, lingkaran kita selalu jadi moment yang kutunggu-tunggu

NO IKHTILATH !!!!!

Ada pemandangan yang menarik hari ini. Baru kali ini aku merasakan kenyamanan yang sangat ketika naek bemo. Yang biasanya berdempetan dengan non muhrim, belum lagi asap rokok penumpang yang tidak punya etika. Hari ini beda. Aku naek bemo dan sampe turunnya, bagian belakang bemo itu isinya cewek semua. Yang cowok hanya 2 orang dan duduknya di bengku depan samping pak sopir. Gak ada khawatir, gak ada asap rokok, gak ada zina mata, steril deh.
Aku jadi teringat bagian dari sebuah surat dari seorang sahabat FSLDK yang menceritakan sebuah mimpi, yang isinya :

"Jam menunjukkan pukul tujuh ketika antum membaca doa keluar rumah, dan mengawali langkah dengan kaki kanan. Antum akan menuju kampus hari ini. Di halte, bus kampus berhenti ‘menjemput’ antum. Dengan riang antum menyapa pak sopir lewat salam : “assalamu’alaikum pak, shobahal khoir …”. Tentu antum tak perlu berkelit kesana kemari menghindari bersentuhan dengan non-mahrom, karena bus hanya terisi kaum sejenis dengan antum; Tak Ada Ikhtilath!"

Perjuangan belum usai. Bahkan mungkin sampai ujung usia kita, perjuangan belum usai. Perjalanan perjuangan ini ikhwah, masih jauh....hampir tak bertemu ujung. Banyak pe-er yang menanti kita. Mengenalkan Islam yang indah, menerapkan nilai-nilainya hingga TEGAKNYA IZZAH ISLAM WAL MUSLIMUN.

Menapak Tegak Laju Tanpa Henti. Syurga Allah Menanti

Monday, April 17, 2006

My Dear CPU .....

Inna Lilahi Wa Ina Ilaihi Roji’un. Sejak jumat sore kemarin komputerku hang. Gak mau masuk windows. Rasanya pengen nangis, terbayang TA-ku yang belum kelar. Aku bawa ke servis dan katanya perlu diinstall ulang. That’s only one they can do to repair my CPU. Oke, ane hanya berharap data-dataku tidak kena masalah. Dan alhamdulillah kemarin sore ketika ngambil, everything is OK!!!. Serem banget klo semua data hilang apalagi data TA. Nangis darah deh (berlebihan kaleeee……).

Saturday, April 15, 2006

Dakwah kok mahal ya????

"Mbak, dakwah kok mahal ya?. Mo manggil ustadz X aja sampe 45 juta. Ngundang DEWA po-o, rame".

Kalimat di atas adalah keluhan seorang siswa SMA tempat dimana seorang teman mendapat amanah mengisi mentoring disana. Saat kajian pekanan kami, ia menceritakannya. Terus terang, kalimat itu menggangguku. Benarkah dakwah itu mahal? Haruskah seseorang mengeluarkan dana yang segitu banyaknya untuk sebuah ceramah? Apa itu bisa termasuk tadhiyah?

Bandingkan dengan para murobbi (pengajar) kita. Setiap pekan mereka meluangkan waktunya untuk kita. Apalagi yang megang beberapa kelompok. Belum lagi amanah mereka yang berjubel di tingkat struktur, apatah lagi ditambah dengan usaha-usaha mereka mencari maisyah, atau para murobiyah yang punya amanah juga di rumah. Dengan semua itu, mereka selalu menemui kita setiap pekannya dengan senyum, tanpa cemberut ataupun keluhan. Bayaran? Adakah sepeser yang kita berikan pada mereka? Adakah angka yang mereka patok untuk mengganti waktu mereka? Tidak ada kan? Tidak sepeser pun kan? Bahkan kalo kita datang dengan jajanan atau mainan untuk anak2 mereka (itupun jarang banget), jelas itu bukan permintaan mereka. Infaq yang kita keluarkan di setiap pertemuan kita tidak pernah masuk ke kantong mereka. Semuanya kembali ke kita, ke program2 kita. Rihlah atau cooking class atau program lainnya. Padahal infaq kita seringkali kita samakan dengan pengamen di jalanan, mencari recehan yang terselip di dalam tas atau saku. Kesimpulannya, tidak sepeser pun kita keluarkan. Apa itu berarti kita tidak berkorban? Itu pembahasan lain lagi. Yang ingin saya angkat disini adalah nilai keikhlasan yang tetap terpancar, yang kita rasakan setiap bertemu dengan murobbi murobbiyah kita. Kita datang dengan tangan kosong dan kita pulang dengan tambahan ilmu, tambahan semangat, plus senyuman manis saudara-saudara kita berbonus tatapan cinta sang murobbi.

Saya tidak mengatakan bahwa ustadz X tidak ikhlas. Keikhlasan hanya Allah yang tahu. Begitupun ketika si ustadz memasang harga 45 juta untuk sekali tampil, bisa jadi pihak managemen punya berbagai alasan untuk merasionalisasi harga itu.
Tapi lihatkah dampaknya? Kesimpulan yang diambil oleh mereka yang sedang semangat-semangatnya belajar Islam. Harapan mereka untuk lebih mendapatkan pencerahan lewat kalimat-kalimat si Ustadz harus kandas, bertekuk lutut di bawah angka 45 juta. Sampai akhirnya membandingkan dengn grup band DEWA. Saya sendiri tidak tahu berapa harga yang dipasang DEWA sekali tampil. Bisa jadi malah lebih mahal dari 45 juta. Tapi kenapa mereka lebih berani memanggil DEWA dibanding ustadz jika harus mengeluarkan dana yang banyak. Mungkin menurut mereka, kalau memang harus bayar mahal, sekalian aja manggil yang sudah jelas penikmatnya, yang sudah bisa diprediksikan bisa balik modal. Iya juga sih. Coba kita pikir, jika yang dipanggil DEWA, mungkin seluruh siswa SMA itu, bahkan dari sekolah-sekolah lain akan datang menonton, sebesar apapun kontribusi yang ditetapkan panitia. Sponsornya pun jelas. Rokok, perusahaan jasa telekomunikasi, jasa transport, hotel, banyak yang ngantri untuk mensponsori kegiatan ini. Liputan infotainment, jelas ada.
dalam kondisi yang seperti itu, apa perlu dakwah mematok nilai seperti itu? menurut pandangan saya, tidak menjadi masalah kalau dakwah mematok nilai tapi jika nilai itu jauh di awang-awang, maka kapan dakwah akan mnyentuh masyarakat yang tidak bisa menyentuh awang-awang itu?

Untuk semua ini, jazakumullah khoiron katsiron kepada seluruh murobbi murobbiyah di dunia yang telah menjadikan kami seperti ini, yang telah mengenalkan kami yang tidak bermodal ini dengan indahnya tarbiyah. Jazakumullah khoiron atas tidak pernahnya menuntut balasan dari kami selain harapan kami menjadi lebih baik dari hari ke hari. Karena bimbingan, doa tulus serta air mata para ibu dan bapak MR-lah, Allah masih meneguhkan kaki kami di jalan ini. Jazakumullah khoiron katsiron juga kepada para ustadz ustadzah yang mengisi dauroh-dauroh kami, seminar-seminar kami. Apa yang kami dapatkan, kami sadari tidak bisa hanya dibalas dengan amplop yang tipis yang tidak seberapa itu. Karena lebih dari itu, Allah yang akan membalas. Karena kami tahu, ilmu yang kalian berikan kepada kami adalah untukNYA, maka hanya ALLAH-lah yang bisa membalasnya. HANYA ALLAH

Friday, April 14, 2006

my dream city

Ternate. Pulang dari pemutaran film Ar-Risalah kemarin di masjid kampus, di program Jelajah-nya Trans TV, yang dijelajahi ternyata my dream city, Ternate. Si penjelajah memulai perjalanannya dari bandara sultan baabullah ternate, trus ke danau tobire besar, danau tobire kecil, trus ke pantai sulamadaka maen bambu gila dan ke tempat2 indah lainnya. Dia keliling ternate dengan bersepeda motor. Aduuuh, pengen banget kesana. Indah banget.
Pagi tadi, setelah subuh, pengennya buat puding crispy tapi pas mo liat berita ternyata di trans TV diputar ulang program jelajah yang kemarin di ternate. Walhasil, ane buat pudingnya di depan TV. Gak mau dong ketinggalan nonton indahnya ternate. Kapan ya ane bisa kesana? Suatu hari, ane akan kesana, insyaAllah

Thursday, April 13, 2006

BISA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Seminarku 2 Mei 2006 pukul 13.00 WIB. Bisa gak ya aku menyelesaikan bab 4-ku sebelum tanggal itu??????????????????????????????????????????????????????????????
????????????????????????????????????????????????????????????
????????????????????????????????????????????????????????????
??????????????????????????????????????????????????????????
?????????????????????????????????????? BISA. WITH ALLAH, I CAN DO THAT

Wednesday, April 12, 2006

Aku rindu zaman itu...

Cerita "mbak" tentang kehidupan tarbiyah di awal tahunnya di Indonesia adalah cerita indah yang semakin jarang terulang lagi. Dan malam ini, aku mengetahui sendiri ketika berkumpul dengan ikhwan akhwat dari wilayah lain, bahasa-bahasa yang dipergunakan antara ikhwan dan akhwat sudah semakin akrab dan longgar. Panggil nama sudah biasa. Ya sih, mereka memang seangkatan, tapi ketika hanya manggil nama dan pembicaraannya pun hanya untuk bercanda, jelas bukan akhlaq tarbiyah yang dimunculkan. Wallahu a'lam

Aku rindu zaman dimana cerita indah itu terjadi. Ada kisah indah seperti seorang akhwat yang tidak sadar sudah ditinggal ikhwan karena mereka saling membelakangi ketika ngomon dan ia tidak tahu kalo si ikhwan sudah pergi, sementara ia masih saja ngomong tentang dakwah, atau seperti kisah seorang akhwat yang tidak tau rupa seorang ikhwan yang sama2 di kepanitiaan sampe saat hari H ketika si ikhwan memberi sambutan selaku ketua panitia. Padahal si akhwat adalah bendahara panitiia dan si ikhwan hampir tiap hari selama 2 bulan ke kontrakan akhwat tersebut untuk masalah keuangan, atau kisah-kisah lain tentang betapa terjaganya interaksi ikhwan-akhwat. Aku yakin kisah seperti itu masih terjadi di saat sekarang ini, di suatu tempat. Sama yakinnya dengan keyakinanku bahwa insyaAllah ikhwan-akhwat di masa sekarang ini bisa lebih bijak dan menjaga npola interaksinya, baik dari segi bahasa lisan, tulisan, sms, maupun jenis interaksi lainnya.

Ini bukan kesimpulan dari pergaulan ikhwan akhwat yang ana amati karena apa yang ana lihat itu bukanlah representasi dari keseluruhan sikap kumpulan ikhwan-akhwat yang bagaimanapaun masih bernama manusia, bukan malaikat. Ana yakin, tetap masih ada banyak ikhwan dan akhwat yang bisa menjaga baik sikpa mereka. Bahkan ana punya kenalan mereka yang masih bisa menjaga sikap dengan sangat baik. Semoga ana bisa seperti itu juga.

Kita sama-sama perbaiki diri saja. Karena tarbiyah telah mengajarkan kiat untuk menjadi pribadi-pribadi muslim yang lebih baik dari hari ke hari. Semoga kekeliruan yang mungkin telah dianggap biasa ini bisa segera diluruskan sehingga dakwah kita menjadi lebih berkah. Aamiiiin

Nikah (Again....)

Nikah.
Belakangan ini topik itu jadi topik yang selalu kudengar di setiap obrolahn sehingga kadang aku jadi ilfil bahas ini. Apa gak ada bahasan lain? Bukan anti dengan pernikahan, tidak sama sekali. tapi jangan waktu terbuang banyak untuk urusan itu dong, tawadzun juga perlu kan. Amanah dakwah sudah kelar belom? kelarin dulu, minimal jalan bareng. jangan deh jadi topik pembicaraan favorit. Banyak tugas2 besar dakwah menanti. Nanti juga kalo waktunya tiba, kejadian juga. Tenang aja deh
Nikah.
Belakangan ini banyak orang di sekitarku yang menikah. Setiap minggu selalu ada kabar pernikahan dari orang-orang yang kukenal. Dan pagi ini pun begitu. Tidak tanggung-tanggung. Jam 9 pagi, usrohku di masjid Al-Falah dulu berkumpul di rumahku. Tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. Ternyata ada pengumuman penting dari 2 saudaraku.
Mbak dina mengumumkan rencana pernikahannya tanggal 14 mei. Mbak imas mengumumkan rencana pernikahannya tapi masih lama, mungkin sekitar juni atau juli. Tapi besok, mbak imas akan berangkat ke medan mengurus surat2 pernikahannya disana.
Buat 2 akhwat tercintaku ini, aku hanya bisa mengucapkan selamat dan semoga Allah selalu menuntun langkah kalian hingga tiba saatnya nanti. Bahagiaku untuk kalian.
Mbak yuni, kapan nyusul?
Eby? kapan ya? kapan-kapan deh. :-)

Monday, April 10, 2006

Buat akhi safar (yang tak pernah kutahu sebelumnya)

Assalamu'alaikum
Ukhti ami sayang, aku baca puisi bagus di internet dan kutitipkan lewat anti untuk suami anti. Aku hanya ingin ia mampu menggenggam tangan anti erat-erat bersama menapaki jalan Allah dan membangun rumah untuk anti di surga, insyaAllah...


Menapak Mitsaqan Galizha bagi Mujahid..
(Sumber : http://www.boemi-islam.com)


Jiwa yang lelah, ...
Toek menapaki jalan yang semakin susah
Ruang hati yang gelisah..
Toek memahami makna resah
Sayap yang setengah..
Toek mengepak di Langit basah

Maka kan segera jelang..
saat sejenak bersandar bagi pejuang badar..
Saat sejenak berlabuh bagi pejuang teguh..

Dan sejenak itu Mitsaqan galizha..

Mujahid..biadadarimu jemputlah..
Dialah separuh sayap..
separuh pemakna resah
pun separuh jiwa yang lelah..

perjanjian teguh itu akan menangkupkan jiwanya dan mu
Namun jangan terlena mujahid..
Ini awal derap panjang..
bawalah dia bersama lewat perjuangan menuju cintaNya


kampoeng soerabaja selesei titik 11.00 di 9 April 2006

for my sister : Ukhti Ami di Barru city, didetik itu doaku barakallahulaka wa baraka alaika wajama'a bainakuma fii khoiir amiin
for my new brother : Saya mewakili seluruh keluarga besar STM Telkom Makassar Angkatan 6, kepada Akhi Abdul Safar, jaga saudara kami baik-baik. Kau telah memilih memetik salah satu bunga terindah di taman hidup kami (saudara-saudaranya)

(eby)

Mendayunglah Kalian Hingga Ke Tepian (episode ami dan safar)

Mendayunglah Kalian Hingga ke Tepian...
Dimanapun engkau,
Dan dalam keadaan apapun,
Berusahalah dengan sungguh-sungguh
Tuk menjadi seorang pencinta
Tatkala cinta benar-benar tiba
Dan menyelimutimu
Maka selamanya kau akan menjadi seorang pencinta.
(Kearifan cinta, Jalaluddin Rumi)

Ketika mengetahui seorang sahabat akan menikah lewat sms, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang tak bisa saya lihat.
Sms itu kuterima tanggal 31 Maret, yang berari 9 hari lagi sahabat tersayangku akan memulai lembaran baru hidupnya. Dan jika saat ini, ia telah menjadi istri dari seseorang, maka saya yakin tanpa saya melihat, senyum indah selalu tersungging di bibirnya. Senyumnya pasti selalu saja mengembang. Aih...

Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya, "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).

Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berbuah
ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati.
Ibn Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cinta mempunyai tanda-tanda.

Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akan saling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka.
Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami
tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan, tidak ada yang merasa superior.
Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati
mereka seolah selalu tersambung. Ada do'a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri
kepada Allahi supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istri tercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.

Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Patrikan firman Allah dalam ingatan : "...Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami)
dan kalian adalah pakaian bagi mereka..." (QS.Al-Baqarah:187)
Torehkan hadist ini dalam benak : "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya"
(Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Alkhudzri r.a)

Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Ingatlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepada para Istrinya. Begitu juga sebaliknya.
Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.
Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang
menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya.
Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

Maka di hari yang sama dengan hari dimana kalian mengguncangkan arsy Allah, aku yang jauh disini, di sudut bumi Allah yang berbeda dengan kalian, hanya mampu berdoa, Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena
Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan.
Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yang menyelamatkan.
Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan pernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana, the real world "Akhirat".
Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampaiketepian. Allahumma Aamiin.

Barakallahu, untuk ukhti ami dan akhi abd. safar.
Mudah-mudahan saya mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran saya tiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.

9 April 2006
Doaku untukmu, saudaraku
Ebymu

Sunday, April 09, 2006

Barakallahu laka......

Memori STM kembali terulang. Pagi ini banyak teman2 STM yang aku telpon memanfaatkan murahnya sesama simpati sebelum jam 7 pagi. Semua yang di makassar pada mau ke Barru ke walimahannya ami besok. Dari semua yang aku telpon, satu yang jadi tujuan utamaku yaitu my sister ami yang besok mau walimah. Asyik ngobrol sama ami di hari terakhir ia single fighter. Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoiri. Semoga sejak besok, kalian akan terus bersama hingga ke surgaNYA. Aaamiiiin.

Seandainya....

Seandainya semua pria adalah ikhwan. Kenapa? Habisnya aku rada-rada muak dengan para pria yang kerjaannya usil gangguin cewek-cewek. Di pabrik tadi, banyak yang suit-suit. Aku jadi mikir, aku yang sudah menutup aurat rapat ini aja masih digoda seperti itu, bagaimana dengan mereka yang mengumbar aurat kemana-mana ya. Sering juga liat para pria yang dengan pandangan matanya menoleh ke wanita yang berjalan di depannya dengan tatapan seperti mau menyantap habis. Rasanya aku pengen datang dan gamparin setiap pria yang berkelakuan minus kayak gitu. Di bemo juga gitu. Supir godain calon penumpang yang sedangn nunggu bemo dengan bahasa yang sangat tidak sopan. Dasar pria.

Makanya aku pengen di dunia ini, lawan jenisnya ikhwan semua. Lho, bukannya ikhwan juga pria? Iya sih. Secara umum, mereka sama aja. Tapi secara khusus, mereka beda. Ikhwan lebih bisa jaga sikap. Gak bakalan deh gangguin cewek-cewek.

Balik ke kasus sopir, aku teringat. Para calon penumpang itu ya mau-mau aja diganggu. Mana balas godain lagi. Atau kalo gak gitu, dibalas dengan tatapan dan senyuman yang mengundang. Aduh, ternyata ceweknya sama aja.

Jadi kalo dipikir-pikir lagi, ikhwan ikhwan itu juga pasti eneg juga. Kasihan juga sih mereka. Tiap hari dihadirkan pemandangan yang "luar biasa". Pasti terganggu juga tuh. Dan pasti berharap juga biar wanita di dunia ini bisa jadi akhwat semua aja.

Seandainya gitu ya. Indah banget. gak ada ikhtilath, zina mata bisa berkurang, gak terdengar lagi suit-suit, indah banget deh. Tapi itu insyaAllah akan terjadi kok. Ketika Islam telah kembali tegak berdiri menjadi satu-satunya ideologi yang ada di bumi ini. Dan InsyaAllah masa itu pasti akan tiba.
Inilah tugas kita akhi, ukhti. Mengenalkan kepada mereka yang belum kenal akan indahnya Islam. Akan kesucian yang dimiliki Islam.Inilah tugas kita yang belum selesai. Dan mari kita satukan tekad, kita akan tetap disini, menunaikan tugas ini hingga islam akan menang atau kita mati karena membelanya.

Allahu Akbar !!!!!!!!!!!

I LEARN SOMETHING !!!

Finally, ini hari terakhir aku ke pabrik untuk survey. Ini juga kunjungan tersingkatku. Bayangin aja, aku menghabiskan waku 6 jam pulang pergi hanya untuk 5 menit di sana, hanya untuk tanda tangan pembimbing dan stempel perusahaan di form pengambilan data yang aku bawa. 6 jam untuk 5 menit? wow....
Tapi ya sudah, its over now. Paling tidak banyak hal yang bisa kupelajari dalam setiap perjalananku ke pabrik. Aku belajar mengenai :
1. Kesabaran
Kadang bemo yang kunaiki jalannya siput aja menang, mana sering mandeg lagi, ngetem nunggu penumpang. Dan ngetemnya bukan cuma sekali. Mau protes juga gak bisa. Paling-paling dijawab, kita kan butuh uang, non. Padahal aku juga pengennya cepat nyampe, keburu yang dicari gak ada di kantor. Tapi ya itu tadi, kudu sabar. Bagaimanapun, kadang memang kepentingan kita berbenturan dengan kepentingan orang lain. Jadi ya, mesti nyiapin stok lapang dada yang besar saja. Solusinya ya, tasku pasti ada buku bacaan ringan.
Ada juga masalah rokok. Penumpang yang seenak perutnya merokok di dalam bemo yang sirkulasi udaranya tidak berputar bagus. Kalo untuk kasus ini, aku gak punya toleransi tabrakan kepentingan. Bagaimanapun, kepentingan seseorang tidak boleh sampai merugikan orang lain. Kalian butuh asap rokok, maka telan saja semuanya. Jangan sisakan untuk kami, karena kami gak butuh. Sebenarnya para perokok itu harusnya bisa ngerti kapan dan dimana dia boleh merokok. Kami tidak melarang kalian merokok. Toh, kalian pasti sudah hafal-lah dengan rugi yang ditimbulkannya. Dan kalau kalian tetap merokok, berarti kalian emang gak peduli sama diri kalian sendiri. Tapi please dong, jangan sampe kita kena ruginya juga.

2. Kedisiplinan
Karena aku gak ikuti peraturan, aku dipanggil dan data yang sudah kuambil ditarik lagi. i accept that. Toh, aklu emang harus tanggung jawab dan mau terima resiko dari kesalahan yang kuperbuat. Setelah kuikuti prosedur dengan baik (walaupun emang lebih lama), tapi semuanya ternyata berjalan lebih mudah. Data yang kuterima malah lebih banyak dari yang sebelumnya. Bahkan lebih valid dan resmi. So, gak ada salahnya kok ikuti prosedur walaupun agak njelimet.

3. Sosial
Aku bertemu dengan orang-orang yang orientasinya beda banget sama aku. Orang lapangan yang mikirnya praktis dan lebih tepat sasaran. Gak kayak orang akademik yang banyak banget pertimbangan kalo mo do something. Disitu, aku terapkan cara-cara bernegosiasi, berargumentasi dan melobi yang selama ini lebih sering kuterapkan ke orang-orang yang karakter dan cara hidupnya tidak beda jauh sama aku.

4. Mandiri
Everything i do with myself. and i am proud for that. jika emang bisa ngelakuin sendiri, kenapa harus bersama orang lain? terkesan individualis sih, tapi sebenarnya aku bukan tipe orang yang individualis. Boleh dong, berprinsip seperti itu.

5. Kepolosan anak SD
Setiap perjalanan pulang dari pabrik, aku pasti se-bemo dengan anak-anak SD. Wajah mereka, cara bicara mereka bikin aku ingat masa kecilku. Bau keringat mereka sepulang sekolah menjadi tanda bahwa dari dulu sampe sekarang, anak SD ya gitu itu. ke sekolah hanya untuk menanti waktu istirahat. Supaya bisa lari-larian sampe keringatnya seember. Capek tapi senang. Mereka juga polos banget. Tapi kepolosan itu hanya dimiliki anak SD sampe usia kelas 3 SD kali ya untuk zaman sekarang ini. Di atas itu, otak mereka sudah ter-brain wash sama televisi. jadi sudah tau tentang pacaran-lah, jodoh-jodohanlah, naksirlah.

but, finally its over. sekarang fokusku ke pengolahan data. Ya Allah, bantu aku ya..................

Saturday, April 08, 2006

Selamat Jalan, teman...

Satu lagi orang yang dekat denganku, orang yang membersamaiku di Surabaya kembali ke Ambon. Setelah bang Ondy yang sudah menyelesaikan kuliahnya thn 2003, kemudian mas buyung yang keterima kerja di ternate tahun 2004, bukal yang selesai kuliah 2005 lalu, kak ida yang selesai kuliah juga tahun lalu, dan kini santje, seorang sahabat dulu, kini dan nanti.

Temanku sejak SD hingga saat ini sama-sama di Surabaya kembali ke Ambon. Tadinya dia bilang ke ambonnya besok, jadi aku telpon untuk buat janji malam ini nginap di rumahnya dan ikut nganter ke bandara. Tapi waktu ditelpon, dia udah minta maaf duluan karena gak sempat pamit. Ternyata saat ini dia sudah di Ambon. AKu marah, ya. Karena kenapa dia gak ngasi tau kalo ada perubahan rencana. Tapi ternyata dia ditelpon selasa sore jam 4 untuk pulang ke ambon paling lama besok pagi, kalo tidak, ya gak usah sekalian. Dan akhirnya dia muter cari tiket malam itu dan dapatnya jam 8 malam untuk pesawat jam 2 dinihari besok. So, dia gak bisa mikir apa-apa selain packing. Bahkan gak sempat pamitan sama orang2 di kantor tempatnya bekerja.Sedih, jelas. Untuk sesaat, air mataku mengalir. Dia pun begitu. Kami tidak sempat bertemu. Kami hanya berharap semoga Allah masih berkenan mempertemukan kami di Ambon suatu saat nanti.

Aku teringat sesuatu. Kami pernah ngobrolin kenangan-kenangan kami selama di Ambon. Waktu kami SD, SMP, sampe terpisah saat SMA karena aku meneruskan SMA di Makassar, dan kemudian dipertemukan Allah kembali di Surabaya di pelabuhan pada hari pertama aku menginjakkan kakiku di Surabaya tahun pertengahan tahun 2000. Sejak saat itu kami selalu bersama. Pulang ke Ambon bareng naik kapal saat mudik lebaran, keliling2 silaturrahim bareng di Ambon, sampe balik lagi ke surabaya. Dan setiap kali kami bertemu, kota tercinta Ambon selalu jadi tema utama. Kami punya mimpi yang sama. Bahwa suatu saat kami akan kembali ke kota indah itu, menetap di sana, berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai, dengan suasana kota dan orang2nya yang menyenangkan. Dan kini, her dream come true. ya Allah, hambaMU ini tak tahu kemana Engkau akan menempatkan hamba tapi ana yakin dimanapun itu, itu adalah tempat terbaik untukku menjalankan tugasku sebagai khalifahmu di muka bumi ini. Dan buat sahabat sejatiku, santje, apapun ikhtiarmu, jangan lupa sertai dengan doa ya say.

Thursday, April 06, 2006

You always have My Shoulder To Cry On, Sist....

Finally, setelah seminggu kucoba menata hati, kucoba telpon seorang saudara yang sedang diuji Allah dengan sakitnya. Kuhargai keputusannya untuk tidak memberitahuku tentang penyakitnya. Dan jika kini aku telah tahu, aku tak ingin mengatakan padanya kalo aku sudah tahu karena aku harus menjaga perasaan seorang teman yang sudah memberitahuku hal ini. Aku mengerti ia tidak mau membebaniku sehingga tidak mau aku tahu tentang penyakitnya.
Saat dengar suaranya tadi pagi, tetes air mata mengalir tanpa kusadari. Tapi kukuatkan suaraku agar ia tidak curiga. Aku ingin membersamainya di hari-hari sulit baginya ini. But how?

Sist, You always have my shoulder to cry on. Penyakit itu adalah cara Allah mencintaimu. Be Optimism. Banyak kok orang yang sembuh. Itu bukan harga mati. Semua sudah diatur Allah. Bahkan kami yang terlihat segar bugar ini, tidak ada jaminan akan hidup lebih lama darimu. Allah love you karena itu IA memilihmu.

UNTUKMU SAHABAT

Disaat kita nikmati kebersamaan
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan, gelak-tawa serta canda
Semuanya mengalir begitu saja

Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti
Kenangan-kenangan itu terasa indah tatkala kita pergi
Pergi meninggalkan semua kegembiraan yang melenakan
Satu persatu kenangan itu diputar kembali
Ada sederet senyum saat terlintas film-film yang lalu
Kenapa kegembiraan itu harus pergi?
Kenapa tak selalu mengikutiku kemana pergi?
Kapan ini semua akan terulang?
Akankah kita tetap seperti ini?

Sahabat...Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari, waktu demi waktu
Tatkala kita lalui semuanya bersama
Banyak hal yang pernah terjadi
Semua kita lalui dengan segala kekurangan yang kita miliki
Kadang benci, kesal dan kecewa
Juga senang, hormat dan sayang

Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa?
Yang sering kali tak pernah kita syukuri
Ya, Allah.. Lindungilah mereka yang ku-cinta

NB:'tuk sahabat-sahabatku yang pernah bersama-sama dalam mengisi sepenggal perjalanan 'The Sixers of STELK'. Ingat waktu demo pak menno gak? Ingat waktu ke Malino gak? Ingat Bazar-bazar kita gak? Kisah kita emang indah ya, friend...

(Ini puisinya Jovi Hijjau, kuambil dari internet dan kukirimkan kesini karena cukup mewakili kisah kita, friend. I miss you and hope the best for all of you wherever you are, whatever you do)








Wednesday, April 05, 2006

Memoar Cinta di Jalan Dakwah

Memoar Cinta di Jalan Dakwah, Catatan Harian Seorang Aktivis. Itu judul buku yang kubaca dalam perjalanan ke pabrik untuk survey tadi pagi. Setiap aku bepergian, bisa dipastikan ada minimal satu buku yang menemaniku dan pagi tadi, buku itulah yang terpilih. Entah sudah untuk keberapa kalinya aku membaca buku itu. bahkan jika aku membaca awalnya saja, aku sudah tahu gimana cerita dan akhirnya nanti, saking hafalnya kali ya. tapi aku gak pernah bosan. Itu salah satu buku favoritku.

Kenapa? Karena buku itu berkisah tentang perjalanan dakwah di daerah indonesia timur. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil. Semangatku berdakwah bisa tercharge salah satunya dengan baca buku ini. Betapa tantangan dakwah di daerah indonesai timur melahirkan karakter-karakter yang kuat dan keras serta tangguh. Medan yang selama ini kugeluti sudah kuangap berat, tapi ternyata ada medan yang ebih berat dan ada ikhwah yang berhasil dakwah disana. Ah, betapa tak ada apa-apanya aku dibandingkan mereka.

Selain itu, buku itu juga banyak menggambarkan keindahan kota ternate yang terletak di Maluku Utara. Keindahannya telah memikat banyak orang, termasuk aku. Padahal aku belum pernah sekalipun menyentuhkan kakiku disana. Ustadz Salim Segaf al-Jufri mengatakan dalam candanya “Jika ada jalan tol dari Jakarta, saya mau tiap hari tabligh akbar disini”, ini karena beliau sangat terpesona dengan indahnya kota ternate dan makan ikan akar di tepi pantai. Ustadz Hidayat Nur Wahid juga sangat terkesan dengan kota ini dan mengatakan kota ternate adalah kota yang romantis. Ust Cahyadi Takariawan, penulis buku tersebut, mengatakan “Jika engkau tidak memiliki jiwa romantis, datanglah ke ternate. Alam akan mengajarimu romantis”. Seorang ustadz ditugaskan DPP selama 2 bulan tabligh di Indonesia Timur. Selama waktu itu beliau berkeliling dari makassar hingga papua, dan hati beliau tertambat di Bumi Kieraha, Ternate. Kieraha itu kalo gak salah artinya empat bukit. Disebut seperti itu karena memang kota Ternate dikelilingi bukit, gunung dan lautan yang indah banget.

Semua kesan itu ditambah dengan cerita serta gambar mas buyung saat berkunjung ke ternate, membuatku semakin ingin ke ternate. Bahkan ke ternate adalah salah satu keinginan (sebenarnya pengen pake kata obsesi, tapi kayaknya berlebihan deh) dalam hidupku. Ke ternate masuk dalam daftar hal-hal yang ingin kulakukan dalam hidupku.
Kadang, kalo keinginan ini kuceritakan ke teman-teman, mereka sering mencandaiku dengan berkata “wah, mo cari ikhwan ternate ya”, ada yang polos aja bilang “cari suami orang sana aja mbak”. No no no, itu tidak termasuk usahaku supaya bisa sampe sana. Itu mah urusannya Allah, aku terima saja. Tidak juga terfikirkan untukku untuk tinggal disana. Kita tidak sedang membicarakan takdir Allah lho ya. Kalo kata Allah aku tinggal disana, ya itu pasti akan jadi kenyataan. Aku sedang bicara tentang hal-hal yang kira-kira menjadi wilayah manusia, yang diinginkan saja terlepas dari kemana garis hidup akan membawa manusia itu. Keinginanku ini bukan untuk tinggal atau seperti candaan anak-anak untuk nyari suami yang asalnya sana, aku hanya ingin menginjakkan kakiku disana. Sebentaaar aja. sehari juga gak apa. Sejam aja deh. Gak ding, 2 atau 3 jam deh. Minimal 1/ 2 hari aja ah, maximalnya berhari-hari. Sekali seumur hidup juga gak apa deh.

Kenapa? Gak tau. Pengen aja. aku hanya igin menuntaskan kerinduanku terhadap kota itu. Kalo bicara soal kota yang ingin dikunjungi, tentu saja yang pertama adalah Mekkah dan Madinah, tapi aku pikir kalo kesana itu semua orang pastilah mau. Semua umat Islam pasti ada kerinduan di hatinya untuk kesana. Aku sedang membicarakan keinginan pribadiku. Aku benar2 ingin ke Ternate. Dan membaca buku itu, paling tidak bisa memperkuat gambaran di kepalaku tentang indahnya Ternate. Ini seperti
I KNEW I LOVED YOU BEFORE I MET YOU.
Someday, i'll be there, InsyaAllah.....

Saturday, April 01, 2006

3 GOOD NEWS

Tiga kebahagiaan kudengar hari ini.

Pertama, finally beberapa dosen perempuan di kampus membentuk halaqoh. Alhamdulillah.

Kedua, salah seorang ikhwan (kalo gak mau disebut bapak), akan menikah 2 minggu lagi. Pasti heran, kenapa juga ikhwan ini nikah jadi berita bahagia? Ya bahagia dong, masak orang lain bahagia kita malah sedih. Oke, ana ngerti kok maksud pertanyaannya. Ini jadi berita bagus untukku karena ana males banget liat ikhwan-ikhwan yang sebenarnya usianya udah cukup banget, banget-banget deh cukupnya tapi gak nikah-nikah. Dan ikhwan yang akan nikah termasuk yang banget-banget cukup umurnya dan tarbiyahnya. Yakin deh dari kalian ada yang bilang “lho, kan belum datang aja jodohnya”. Itu lain lagi perkaranya. Perkaranya adalah mereka tuh pada usaha gak sih? Sementara ana kenal banyak akhwat yang juga banget-banget cukup usianya dan kemantapan serta kesiapannya tapi gak ada yang datang-datang. Sementara yang ikhwan yang banget-banget cukup umurnya juga, masih santai dan menganggap gampanglah. Emang mereka pikir karena mereka tidak ada batas waktu, terus mereka tenang-tenang aja. mikir kalo mereka punya hak milih jadi tenang-tenang aja karena saat sudah mau, tinggal nunjuk. Gak bisa gitu uga kan? Akhwat kan juga punya hak nolak. Padahal akhwat kan punya batasan yang harus dipikirkan. Usia untuk bereproduksi jadi hal yang sensitif. Kalo akhwat yang usia 30-an yang udah rawan banget untuk memiliki keturunan cemas dengan keadaannya, sementara ikhwan yang usia segitu tidak ada masalah, yang kasian kan akhwatnya. Ikhwan usia segitu kalo kita mau bicara tentang memiliki keturunan, kecenderungannya jelas kepada yang masih dalam level aman. Ikhwan yang 20-an apalagi, kecenderungannya juga ke yang usianya sama, mbeda tipis juga gak apa lah. Kalo semua ikhwan kayak gitu, lantas akhwat yang usia dalam ambang yang khawatir seperti itu mo diapakan? Kasihan kan.
Jadi ya, Alhamdulillah aja. Finally ikhwan ini (sekali lagi, kalo gak mau disebut bapak) akan menikah. Kita sudah bisa bilang “akhirnya, menikah juga, Alhamdulillah”. Kepada para ikhwan yang dari semua sisi sudah layak, menikahlah. Jangan biarkan para akhwat yang telah di usia yangsangat cukup dalam kecemasannya menanti lebih lama lagi. Mereka adalah akhwat-akhwat tangguh yang ridho dengan ketentuanNYA. Mereka adalah akhwat-akhwat yang luar biasa dalam perjuangan dakwah. Jadi, segera genggam tangan mereka dan terbanglah bersama dalam angkasa perjuangan da’wah.

Kebahagiaan ketiga ketika sms masuk ke HP ane, dan isinya
“Undangan:Akan mnikah,insya4JJl (RAHMI,ST&ABDUL SAFAR,ST)tgl:9 April 2006 di Jl.A.Mappasiling No 3 Barru.Akad nikah jam 11 rsepsi jam 13~selesai.Mohon doa restu”

Satu lagi sahabat terbaikku akan melangsungkan pernikahan menyusul 3 sahabatku yang lain. Kenangan kami bertujuh yang indah semasa STM dulu terbayang lagi. Dulu, kami adalah siswi-siswi yang masuk kategori gak mau diatur. Tapi akademis tetap kami perhatikan dong. Setelah lulus tahun 2000, phionk yang pertama kali menikah di makassar. Satu tahun yang lalu (awal 2005), endhy yang menikah di Jakarta dan sekarang sudah punya one baby. Akhir tahun kemarin (november 2005), anieq menikah di makassar juga dan sayangku ami akan menyusul minggu depan. Berarti tinggal kami bertiga, ane, mmink, dan baya yang belum.
Ami, that’s what we called her, adalah temen yang menyenangkan. Lembut, gak pernah marah, kayaknya gak bisa banget ngomong keras ataupun sekedar untuk tegas. Cewek banget deh. Lembut dan gak bisa nyakitin hati siapapun. Semua orang di STM menyayanginya. Kesedihannya adalah kesedihan kita. Waktu ia dapat musibah, kami semua ke rumahnya di Barru yang berjarak 5 jam perjalanan dari makassar. Bukan Cuma perwakilan atau orang-orang yang dekat dengan dia aja tapi semua, seangkatan. Kita berangkat dengan 2 bus. Hari itu untuk angkatan kami (waktu itu kelas 3 STM) gak ada pelajaran. Itu tanda bahwa kami semua menyayanginya. Dan saat ini, bunga terindah kami akan dipetik oleh seseorang yang tidak pernah kami kenal sebelumnya dengan izin Allah. Cerita yang aku tahu setelah kami lulus adalah Allah memilihnya menjadi salah satu pejuang tarbiyah di kampus hingga saat ini. By phone, kami berdua sering bertukar pikiran tentang kondisi tarbiyah yang sama-sama sedang kami jalani. Sejak lulus, Kami belum pernah sekalipun bertemu dalam keadaan kami yang berbeda dari masa STM dulu. Tapi ane yakin, ia adalah akhwat yang luar biasa. Dan jika ikhwan itu yang Allah pilihkan untuknya, ikhwan itu pastilah juga luar biasa.
Ami, satu fase dalam hidup akan segera kau jalani. Peran baru dalam hidup[ akan segera kau masuki. Berikanlah yang terbaik untuk peran itu. Maka ami, saat awal amanah dan peran baru itu kau emban, saat sebuah kalimat mengguncangkan arsy diucapkan, di detik itu, doaku mengalun “Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoiri”