Wednesday, April 05, 2006

Memoar Cinta di Jalan Dakwah

Memoar Cinta di Jalan Dakwah, Catatan Harian Seorang Aktivis. Itu judul buku yang kubaca dalam perjalanan ke pabrik untuk survey tadi pagi. Setiap aku bepergian, bisa dipastikan ada minimal satu buku yang menemaniku dan pagi tadi, buku itulah yang terpilih. Entah sudah untuk keberapa kalinya aku membaca buku itu. bahkan jika aku membaca awalnya saja, aku sudah tahu gimana cerita dan akhirnya nanti, saking hafalnya kali ya. tapi aku gak pernah bosan. Itu salah satu buku favoritku.

Kenapa? Karena buku itu berkisah tentang perjalanan dakwah di daerah indonesia timur. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil. Semangatku berdakwah bisa tercharge salah satunya dengan baca buku ini. Betapa tantangan dakwah di daerah indonesai timur melahirkan karakter-karakter yang kuat dan keras serta tangguh. Medan yang selama ini kugeluti sudah kuangap berat, tapi ternyata ada medan yang ebih berat dan ada ikhwah yang berhasil dakwah disana. Ah, betapa tak ada apa-apanya aku dibandingkan mereka.

Selain itu, buku itu juga banyak menggambarkan keindahan kota ternate yang terletak di Maluku Utara. Keindahannya telah memikat banyak orang, termasuk aku. Padahal aku belum pernah sekalipun menyentuhkan kakiku disana. Ustadz Salim Segaf al-Jufri mengatakan dalam candanya “Jika ada jalan tol dari Jakarta, saya mau tiap hari tabligh akbar disini”, ini karena beliau sangat terpesona dengan indahnya kota ternate dan makan ikan akar di tepi pantai. Ustadz Hidayat Nur Wahid juga sangat terkesan dengan kota ini dan mengatakan kota ternate adalah kota yang romantis. Ust Cahyadi Takariawan, penulis buku tersebut, mengatakan “Jika engkau tidak memiliki jiwa romantis, datanglah ke ternate. Alam akan mengajarimu romantis”. Seorang ustadz ditugaskan DPP selama 2 bulan tabligh di Indonesia Timur. Selama waktu itu beliau berkeliling dari makassar hingga papua, dan hati beliau tertambat di Bumi Kieraha, Ternate. Kieraha itu kalo gak salah artinya empat bukit. Disebut seperti itu karena memang kota Ternate dikelilingi bukit, gunung dan lautan yang indah banget.

Semua kesan itu ditambah dengan cerita serta gambar mas buyung saat berkunjung ke ternate, membuatku semakin ingin ke ternate. Bahkan ke ternate adalah salah satu keinginan (sebenarnya pengen pake kata obsesi, tapi kayaknya berlebihan deh) dalam hidupku. Ke ternate masuk dalam daftar hal-hal yang ingin kulakukan dalam hidupku.
Kadang, kalo keinginan ini kuceritakan ke teman-teman, mereka sering mencandaiku dengan berkata “wah, mo cari ikhwan ternate ya”, ada yang polos aja bilang “cari suami orang sana aja mbak”. No no no, itu tidak termasuk usahaku supaya bisa sampe sana. Itu mah urusannya Allah, aku terima saja. Tidak juga terfikirkan untukku untuk tinggal disana. Kita tidak sedang membicarakan takdir Allah lho ya. Kalo kata Allah aku tinggal disana, ya itu pasti akan jadi kenyataan. Aku sedang bicara tentang hal-hal yang kira-kira menjadi wilayah manusia, yang diinginkan saja terlepas dari kemana garis hidup akan membawa manusia itu. Keinginanku ini bukan untuk tinggal atau seperti candaan anak-anak untuk nyari suami yang asalnya sana, aku hanya ingin menginjakkan kakiku disana. Sebentaaar aja. sehari juga gak apa. Sejam aja deh. Gak ding, 2 atau 3 jam deh. Minimal 1/ 2 hari aja ah, maximalnya berhari-hari. Sekali seumur hidup juga gak apa deh.

Kenapa? Gak tau. Pengen aja. aku hanya igin menuntaskan kerinduanku terhadap kota itu. Kalo bicara soal kota yang ingin dikunjungi, tentu saja yang pertama adalah Mekkah dan Madinah, tapi aku pikir kalo kesana itu semua orang pastilah mau. Semua umat Islam pasti ada kerinduan di hatinya untuk kesana. Aku sedang membicarakan keinginan pribadiku. Aku benar2 ingin ke Ternate. Dan membaca buku itu, paling tidak bisa memperkuat gambaran di kepalaku tentang indahnya Ternate. Ini seperti
I KNEW I LOVED YOU BEFORE I MET YOU.
Someday, i'll be there, InsyaAllah.....

No comments:

Post a Comment