Tuesday, November 22, 2011

Surat Untuk Cemara

Dear Cemara…
Apa kabarmu? Masih ingatkah kau dengan satu daunmu yang terlepas ini? Ah, mungkin kau sudah lupa. Atau mengingat dengan potongan memori yang sedikit. Apapun keadaanmu cemara, kuharap kau dan hidupmu baik baik saja. Kalau aku, Alhamdulillah aku baik, sehat, bahagia. Semua hal sedang berjalan indah di hari hariku.


Cemara,

Aku tahu tak boleh meminta apapun lagi darimu. Tapi pagi ini, saat melihat mentari muncul malu malu dari balik balkonku, saat udara pagi begitu segar membanjiri paru paruku, ingatan tentangmu datang begitu saja bersama matahari dan udara itu. Aku ingin meminta satu hal, satu hal sederhana. Bisakah kau datang ke mimpiku sejenak? Sebentar saja. Hanya ingin melihatmu sebentar saja.

Cemara,
Terlalu muluk ya permintaanku tadi? Entahlah kau sudi atau tidak, aku menunggumu datang di mimpiku. Sebentar saja, sekali saja, sudah itu sudah. Kau akan tetap bahagia dengan hidupmu tanpa pernah kuganggu. Ah, aku memang tak pernah mengganggumu kan? Tak pernah, karena melepasmu pergi , memaafkan dan mendoakanmu adalah hadiah perpisahan dariku, caraku menyiapkan masa depan. Sedang aku? Aku akan berlalu, menjalani hidupku yang baru sebentar lagi. Telah kutemukan cemaraku, tempatku menitipkan doa padanya lantas kuaminkan. Cemara yang dengan izinNYA kelak, akan menjadi imamku sampai akhir hayat. Cemara yang kuyakin akan menjagaku dengan baik, sebaik bahkan lebih baik dengan yang pernah kau lakukan.

Begitu saja pintaku. Semoga kau berkenan dan mau singgah sebentar di tidurku. Tapi jika kau sibuk dan tak sempat datang, tak apa. Cukup doakan aku saja. Doakan aku dan cemaraku, kusebut dia matahariku, akan hidup bahagia dalam ridho Allah.

Monday, November 21, 2011

Dhany Polanunu, Selamat Jalan. Tidurlah...

Aku tak mengenal pemuda ini. Dhany Polanunu namanya. Tapi hari ini, air mata menetes begitu saja, banjir tak terkontrol membaca wall FB dengan akun Dhany Aprilia. Pemuda yang menjadi korban pemukulan polisi yang sempat koma 2 hari di rumah sakit lantas pada pukul 14.00 kemarin menghembuskan nafas terakhirnya. Peristiwa Dhany sempat membuat tegang Kota Ambon, tapi masyarakat alhamdulillah bisa cepat memetakan bahwa ini konflik dengan kepolisian, bukan dengan sesama masyarakat kota.

Mungare Ambon yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA ini diduga terlibat balapan liar, entahlah, saya tak tahu kebenarannya. Meski saya tidak setuju dengan balapan liar, namun lebih tidak setuju lagi dengan cara oknum polisi menangani balapan itu. Apakah hukum negara sudah jadi hukum rimba?

Melongok ke FB Dhany, bertabur rindu disana dari teman teman sekolahnya, saudara saudaranya. Aku merinding, tak mampu kubendung derasnya aliran dari mata. Kehilangan memang selalu mengambil waktu sedih yang panjang, meski pada akhirnya harus tetap ikhlas, tapi fase itu tak bisa ditepis begitu saja. Saya tak mengenalnya, mendengar namanya saja baru saat ini, justru saat dia sudah meninggalkan dunia. Ah, Ambon berduka lagi. Dhany, pergimu membawa mendung bagi kota yang kuyakin sangat kau cinta ini.

Kukutip beberapa irama rindu yang dititip di wallnya. Dhany memang tak akan pernah bisa membaca wallnya lagi, tapi apa yang ditulis teman-temannya adalah luapan yang tak bisa ditahan. Saya hanya berharap, teman temannya tak sekedar menulis di dinding FB tapi juga melayangkan banyak doa pada Dhany.

dani eeeeeeee.
jawab b ka...
knp c pi ksi tggal ktong.
c z kgen ktong k.
Mhell Nhr Racing
stiap buka hp. dp lia c pu fto tmg e. hati plg sakii.
aer mataa tggal manetes d pipi.
c p plg cpat btull.
ktog kangen c pu katawa dg tukang baterek Dhany Aprilia :'(
Ayha Oura 'dhekhaatro
Dhany eee .
C ada bkn appa d sna ??
PLeng kangen see paskaLi ee
Rhia 'exapat' Spolid
Dany. . .
Hari prtma sklah z dha c. . .
Rasa lain . . .
Mgnga blkng c pg bangku kosong eaghhh. . .
Klz sunyi z dha c. . .;(
biasa jam" bgnhie c sw btrek ktg. . .
Tp skrng z dha org yg par btrek ktg ly. . .
Kangen c pg ktwa bsar" eaghh. . . Ktg smua syg c, tp trxta allah lbh syg c. . .
Moga tenang d'sna tmn, kk, n sodara. . .


Megha 'ghaa' Megha
dhany ad mna ? :'(
Knp pii ksii tnggl bt :'(
Bt bllum siap kehilangan c :'(

Dhany :'(:'(:'(
Dhiinie Aprilia Ambonesse
Sodaraa ,, kLo bsa Dtg dLm b miimpi ee ..

Dhany... tidurlah. Sungguh, kami akan menyusulmu suatu saat nanti. Itu pasti

Sunday, November 20, 2011

Lupakan Mimpi

Mimpi adalah bunga tidur. Atau bagi sebagian orang, mimpi adalah kode yang dipecahkan lalu dihitung hitung hingga menghasilkan angka dan menunggu sore tiba. Saya jarang bermimpi dan jarang pula masuk dalam mimpi seseorang. Sampai saat ini, yang saya ingat, saya pernah mimpi digigit harimau atau cuma dikejar ya? Lupa. Dan waktu kecil, SD kalo tidak salah, ibu pernah bermimpi saya meninggal. Saya tak tahu dan tak mau tahu arti mimpi mimpi itu karena buat saya, mimpi hanya sekedar bukti bahwa tidur semalam tak lelap.

Dan pagi tadi, saya mendengar percakapan begini :

A : kalo mimpi orang kaweng bikin pesta basar, itu artinya apa la?

B : Mimpi orang kaweng tu mimpi seng bae. Mo ada yang meninggal itu

A : Maksudnya? Yang meninggal yang mimpi ka yang di dalam mimpi?

B : Yang di dalam mimpi

A : aoo.. batul ini. Ada orang mimpi beta kaweng, bikin pesta basar

B : ….hening…..

Entah apa yang ada di pikiran B, mungkin menyesali telah memberitahu arti mimpi itu. Entah apa pula di pikiran A, gelisah akan arti mimpi itukah? Dan di pikiran saya, masih sama, mimpi adalah tanda yang bermimpi tak nyenyak tidurnya. Karena terlepas dari kebenaran arti mimpi itu, kematian pasti datang kan? Berapa banyak orang yang meninggal tanpa perlu sebelumnya dimimpikan dulu. Kematian pasti datang, tugas kita hanya tetap dalam keadaan baik saat dijemput nanti juga mempersiapkan kehidupan yang baik setelah kedatangannya itu.

Ambil hikmahnya saja dari mimpi tersebut. Bahwa kita diingatkan lagi dan lagi untuk jadi lebih baik dan lebih dekat kepadaNYA, yang memiliki kita seutuhnya……

gambar diambil dari sini

Saturday, November 19, 2011

Perputaran Rasa

Sepanjang perjalanan Liang - Ambon sore tadi, saya melewati dua iring-iringan pengantar jenazah, dua iring-iringan pengantar pernikahan dan melewati hampir sepuluh tenda orang wisudaan. Melihat semua itu, saya seperti tersadarkan kembali bahwa hidup itu berputar. Banyak sekali hal yang akan kita alami. Lahir, lalu menjalani hidup dengan segala dinamikanya. Peristiwa bahagia seperti lulus sekolah, dapat pekerjaan, menikah, jalan jalan, makan es krim, melahirkan, selang seling dengan berita sedih seperti gagal dapat pekerjaan, bisnis bangkrut, patah hati, masuk rumah sakit, kehilangan anggota keluarga dan lain lain.

Semua pasti terjadi, segala rasa pasti pernah berganti datang menghuni hati. Lalu, apa yang membuat kita akan bertahan? Saya sampai detik ini masih percaya dua hal yang paling ampuh dijadikan modal hidup. Yaitu Sabar dan Ikhlas, dua hal yang WAJIB dimiliki bila ingin semua berjalan baik baik saja, at least perasaan kita akan mampu terkontrol dan kita bisa tersenyum lebih lega menghadapi berita bahagia dan sedih silih berganti.

Bahkan, berita sedih bisa jadi ternyata membawa bahagia suatu saat nanti, pun sebaliknya. Maka, berhentilah berkeluh kesah atas kesedihan yang mampir tapi jangan pula terlalu bersenang senang atas bahagia yang singgah. Hadapi dan nikmati sewajarnya.

Friday, November 18, 2011

Belajar mencintai dari Naya

Ini tentang anak kecil. Dulu saya tidak terlalu suka dengan anak kecil. Kenapa? Karena saya lebih sering melihat mereka dalam keadaan kotor daripada bersih.


Lalu semua berubah setelah melihat naya. Matanya itu lho, benar benar surga. Tak ada kesedihan. Wajahnya yang tak berdosa membuatku rindu dan rindu. Naya adalah surga duniaku. Naya adalah poros senyumku..

Sejak memiliki naya, saya jadi selalu terkagum setiap melihat bayi atau anak kecil. Melihat mereka dan membayangkan masa masa yang terbentang yang masih harus mereka jalani. Setiap anak memiliki cerita yang tak terceritakan. Hanya dengan menikmati setiap lekukan wajah mereka, gurat gurat cinta tergambar jelas.

Tadi, saya berkunjung ke rumah salah satu rekanan dan ndilalah dia memiliki bayi berusia 2 bulan. Lucu, menggemaskan. Bayi al, begitu panggilannya, menggendongnya lalu menatap lekat wajahnya membuat saya kembali merindu malaikat kecilku. Dan bayi al yang memiliki bulu mata panjang nan lentik, begitu menenangkan hati melihatnya.

Anak zaman, semoga kalian baik baik saja di sepanjang hidup kalian. Semoga kalian tumbuh dalam pendewasaan yang membanggakan. Salam sayang untuk semua anak indonesia...

Thursday, November 17, 2011

Perempuan

Hari kedua fasilitasi kunjungan Lesson Learned, agendanya adalah diskusi dengan beberapa grup interview...

Dari beberapa diskusi, yang paling menarik hari ini adalah grup interview dengan kelompok perempuan. Di satu kesempatan, ibu klassis sebagai salah satu peserta diskusi mengatakan :

"jam kerja perempuan lebih panjang dari jam kerja laki laki. Perempuan baru tidur setelah laki laki tidur dan sudah bangun sebelum laki laki bangun"

Kalau dipikir pikir, benar juga kata Ibu Klassis. Perempuan bangun di pagi hari sebelum yang lain bangun untuk mempersiapkan yang lain itu memulai hari. Pun ketika semua sudah terlelap, barulah perempuan tidur. Pantaslah ketika Rasulullah menjawab ibu, ibu, ibu baru ayah ketika ditanya tentang mana yang harus didahulukan.

Dengan apa yang perempuan jalani, itulah betapa kedudukan perempuan sangat mulia. Terlepas dari itu semua, seorang ayah juga memiliki peran yang sangat hebat dalam keluarga. Pada simpulannya, buat saya, lelaki atau perempuankah ia, selama ia bisa menjalankan perannya dengan baik, ikhlas dan penuh tanggungjawab, itulah manusia manusia sejati.

Wednesday, November 16, 2011

Makan makan

Hari pertama memfasilitasi kunjungan tim lesson learned PTD di SBB. Ada satu catatan yg tertulis bahwa di bumi Maluku ini, kita justru makan bukan dari orang Maluku. Tulisan ini tidak bermaksud meng-generalisasi tetapi untuk catatan kaki saja.

Ketika menjemput tim di Waimital, dari perjalanannya Masohi Piru, titik pertemuannya adalah di warung bakso. Pemilik warung bakso itu orang jawa. Ah, saya lupa nama daerahnya, yang jelas, dari desa tetangga ponorogo. Lalu makan malamnya kami mampir di warung makan yang berlokasi di desa Kamal. Dan setelah tanya tanya, pemiliknya berasal dari lumajang. Tempat makan saya di Piru, juga berasal dari jawa, ponorogo tepatnya.

Saya di ambon, ikan yang saya makan, dari laut maluku, sayur dari tanah maluku juga berasnya. Namun ketika sampai lidah, rasanya citarasa jawa. Indonesa Bapa....

Tuesday, November 15, 2011

Kutemukan Surga di Mata Mungilnya


Ada surga yang selalu kupandangi setiap harinya
Surga di balik sebuah mata mungil, dari tubuh kecil tak berdosa
Sebuah Maha Karya Allah tercipta melalui indah dirinya
Dan menjadi perekam jejak setiap langkahnya adalah anugerah

Najwaa Tsurayya,
Nama malaikat yang dikirim Allah untuk keluargaku
Malaikat yang datang 19 bulan lalu mewarnai hari hari
Detik bersamanya adalah waktu paling berkualitas dalam hidup

Naya, malaikatku,
Di 19 bulan usiamu kini, kau bawa begitu banyak bahagia
Membentuk simpul simpul tawa
Juga merajut surga untuk kami


Naya sayang,
Memandangmu tidur, memandangmu makan,
Memandangmu bermain, memandangmu apa saja
Adalah seperti melihat surga ditempatkan di bumi
Meneduhkan, memberi senyum tak putus

Sumpah demi Allah, Naya sayang…
Bunda mencintai Naya lebih dari yang Naya tahu
Tak ada yang boleh menyakitimu, menggores hatimu nanti
Tumbuhlah nak, menjadi kebanggaan keluarga
Menjadi nyata surga di hari hari kami.


Dirimu nak, adalah jawaban dari Allah atas setiap kesedihan
Dirimu nak, obat atas semua luka dan lelah
Dirimu nak, penguat semangat, sumber segala harapan
Dirimu nak, adalah seluruh cinta

#ditulis dgn cinta untuk 19 bulan keponakan tercinta, Najwaa Tsurayya

Monday, November 14, 2011

Papa, Lelakiku...

Masih merindu papa di perjalanan kembali ke piru, dan ini yang tertuang di twitter @febry_w

  • Dari semua perjalanan, prjln siang ini balik ke piru adl yg paling menyayat hati. Sedih hati mengingat akan pergi sebentar dr #papa
  • Dari semalam hingga saat ini, bayangan #papa berputar di kepala. Makhluk indah itu kurindu setengah mati
  • Sudah 28 thn mencium tangan beliau stiap bepergian,namun ciuman td berbeda. Tak kuasa menatap matanya. Hny bs menghirup aroma tangan #papa
  • Teman, betapapun kondisi #papa mu saat ini, jangan pernah membentak beliau. Jgn berani berani menyakiti hatinya
  • Bagaimanapun beliau, jangan cederai harga dirinya. Sumpah Demi Allah, jangan sekali kali kalian lakukan #papa
  • #papa tak pernah menghitung rupiah yg telah ia keluarkn sejak lahir. Jd tak sepantasny kau tinggi hati saat sdh bs memberi sedikit rupiah
  • Sungguh tak pantas bagi kita memerintah #papa hny krn kita merasa tlh bergaji. Gajimu seumur hidup tak bs membayar darah dan keringat #papa
  • Apa yang memberimu hak berlaku seenaknya pada #papa. Sungguh, hidupmu tak akan berkah, tak akan berkah, tak akan berkah
  • Papamu adalah surga yang Allah berikan padamu. Perlakukanlah ia dengan baik. #papa jarang bicara tp bukan berarti tdk bs terluka
  • Aku mengingat kembali semua kepingan yg #papa toreh di hidupku. Bahkan nyawaku tak sepadan dengan pengorbananmu
  • #Papa, aku pergi hanya sebentar. baik baik disana pa, kesabaranmu menghadapi mereka yg menyakitimu adl semangatku u/ slalu mencintaimu
  • Aku menjagamu dari jauh papa, dengan doaku yg tak henti. Allah menjadi saksi betapa aku sangat mencintaimu, bangga padamu. #papa, pahlawanku
  • Trimakasih pa, trimakasih telah menunjukkan jalanku hingga ke titik ini. aku tak pernah mampu membalasnya. Keringatmu adl airminumku #papa
  • Papa, kau lelaki pertama dan abadi di hidupku. Kau tak terganti papa. Aku mencintaimu seperti ku mencintai surga #papa
  • Bekal perjalananku hari ini adl 4 lembar kertas berisi tulisan tangan #papa.Lembaran pengeluaran thn 96.melihat tulisannya,papa spt bersama
  • Bismillah.Feri inelika bertolak dr liang menuju waipirit. Smg urusan di SBB minggu ini lancar. Aku hny ingin cepat kembali dan bertemu #papa
@Inelika Liang-Waipirit dalam derai.

Sunday, November 13, 2011

Memandang Luka

Malam ini, ada genangan airmata yang bertumpuk satu satu lalu muntah. Luka yang kau simpan begitu rapat, keluar bagaikan muntahan lahar yang tak mampu lagi disimpan lama. Aku berenang di airmata saat menatap wajah tabahmu atas apa yang kau alami dalam dera kata yang menyakitkan. Kau, lelaki pertama dan abadi dalam hidupku, tergores begitu dalam dan lama. Goresan itu kini berdarah, merah, kental.

Aku menjadi saksi betapa wajah kerutmu adalah pancaran kasih sayang tak putus. Bahu tegakmu yang kini lunglai adalah bekas pikulan maha dahsyat atas pertumbuhan putri putrimu. Dan ketika kini kau terluka, aku menjelma menjadi singa yang siap menerkam siapapun yang menyayat hatimu. Tak boleh ada luka di matamu, ayah.

Aku tak putus bangga padamu, tak peduli siapapun berkata. Aku tak henti mencintaimu, sejak aku lahir hingga kelak menutup mata. Senyuman senyumanmu, canda candamu adalah belai yang menghangatkan hari hariku, memuluskan jalanku. Tapakku berdiri sekarang adalah jejakmu, ayah. Bagaimanapun aku bangga pada diriku, itu karena terlahir sebagai anakmu.

Ayah, sampai mati, kau ada di hati. Meski dunia kuberi padamu, tak akan sebanding seperseribu dari yang kau beri. Jangan terus bersedih, aku ada disampingmu, menjagamu dalam doa doaku, karena aku minum dari keringatmu, ayah.

Saturday, November 12, 2011

Butuh Banyak Sabar

Semua ini mulai terasa berat. Betapa satu demi satu dinamika bermunculan di sela sela kebahagiaan yang juga dirangkai. Atmosfer ketidaksabaran dari sekitar, lelah yang menggantung di langkah langkah kaki juga emosi yang naik turun serta perubahan rencana dari waktu ke waktu mulai mewarnai perjalanan.

Belum lagi sakit, saya sudah, lalu papa juga sudah, ibu sedang sakit, dan kini, dia, calon suamiku itu pun sakit. Entahlah, mungkin ini efek dari psikologis yang naik turun mempersiapkan segala sesuatunya. Sungguh, meskipun aku didera kebahagiaan yang amat sangat untuk semua hal ini, kepala juga rasanya mau pecah. Semakin dekat, perasaan takut banyak hal yang belum beres seperti membuntuti. Ketakutan yang tidak berdasar memang, karena ku dikelilingi banyak orang yang kutau bersedia membantu. Tapi entahlah, saya positive thinking, ini sindrom yang wajar dialami, semoga saja begitu.

Saat saat seperti ini adalah saat saat betapa saya sangat butuh Allah. Butuh IA menenangkanku, memberikan kekuatan lagi dan lagi, memberiku kesabaran yang cukup untuk mengurus banyak keperluan, menghadapi banyak orang juga memutuskan banyak hal. Saya butuh sandaranMU, Rabb. Dan berharap segala kemudahan untuk terus Engkau alirkan.

Aku hampir patah, Rabb. Tapi aku akan bertahan. Hamba ingin bisa lebih bersabar.

Ganti Kulit

Dari kemarin kemarin ingin sekali ganti template. Sebenarnya kalau mau dibilang, template lama lebih menarik dari template yang sekarang tapi settingan template itu tidak memunculkan tanggal postingan pada body postingannya. Buat blogger seperti saya, entah blogger lain, tanggal cukup berpengaruh. Karena dari situlah, kita bisa liat update tidaknya sebuah blog atau apakah tulisan yang sedang kita baca adalah tulisan terbaru atau postingan lama.

Dan setelah gugel sana gugel sini, nemu banyak template blog 3 kolom yang menarik tapi downloadnya itu lho, susaaaah. xml-nya gak nemu nemu. Atau saya yang kurang eksplor ya. Ya sudahlah, kapan kapan kalo saya punya cukup waktu dan koneksi yang lebih baik dari sore ini, mungkin akan cari template baru lagi. Yang penting sekarang sih, tetap tiga kolom dan tanggalnya muncul. Mau ganti gambar header dengan senja dari jembatan pulau Osi tapi uploadnya gak rebes rebes.

Cukup sekianlah untuk sementara ini.

Thursday, November 10, 2011

Menyatukan Gelisah

separuh nafasku mengudara dalam balutan doa
dalam asa yang sedang dirintis satu persatu
kadang memang menggelisahkan
namun saat tawa renyah hadir bagai pelangi
dan banyak hal mengejutkan sekaligus mempesonakan tersaji
deretan gelisah pun perlahan berganti

di batas yang tak terdefinisikan
lambaian cita menyapa dengan manja
ah, tak terlalu muluk impian itu
sederhana hingga tak mampu terucap

kau di ujung sana
dalam kegelisahan yang berbeda
dalam ikhtiar yang terenda perlahan
adalah sebuah bukti tentang impi yang hampir nyata

sampai di saat yang terencana olehNYA
gelisahmu,
gelisahku,
adalah satu.

Wednesday, November 09, 2011

Pistol, Kursi, Ksatria

Waktu rasanya berjalan begitu cepat. Seolah ada yang menarik paksa tanganku dan berkata "ayo pulang,jangan melawan". Padahal kaki masih ingin kujejakkan lebih lama. Padahal masih banyak bahasa yang belum tersampaikan.

Lamunan menyampaikanku pada satu pertanyaan. Mungkinkah ada dua waktu. Satu waktu yang menarik tanganku dengan paksa dan sepucuk pistol tertodong di kepalaku. Namun ada waktu yang lain yang dengan tangkas meraih tali temali dan mengikat kaki serta tanganku di atas kursi listrik, dan aku akan terus disitu jika tak ingin disengat berkilo watt listrik.

Sekarang kebingungan kembali melanda. Tertembak peluru atau kesetrum?
Tak ada yang lebih baik. Tak ada yang ingin kupilih. Karena ada satu pengharapan lagi.
Bahwa somehow, ksatria datang dan melumpuhkan pemegang pistol itu lalu mematikan aliran listrik.
Dan dengan sekali kedipan mata, tali temali meleleh hingga menjadi abu dan aku tetap bersama sang ksatria.

Disini atau disana,
Sudah tak penting lagi.

Tuesday, November 08, 2011

Irisan Hati #2

Irisan ini menganga
Jangan tanya mengapa
Karena setiap tanya, sehalus apapun bahasa
Semakin memperlebar irisan

Di satu sisi
Setiap tanya telah ikut menyembuhkan
Karena tetes tetes air mata yang turun
Menjawab pertanyaan sekaligus menyembuhkan luka

Selamat jalan kawan
Kupilih ini karena memang harus ada pilihan
Dan waktu akan memahamkan
Mengapa seperti ini pilihannya

Banyak hikmah terserak
Dan aku bersedia menghimpunnya
Untuk menghadapi hari yang baru
Selamat tinggal

Monday, November 07, 2011

....................................

Aku ingin berkata,
ingin menulis tapi tangan ini tak sanggup.
Sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Dan karena tak pernah terbayangkan, jemari ini pun tak kuasa menggambarkan.

Rabb, kesyukuran ini kulambungkan.
Tak ingin lagi ada keluhkesah dalam hidupku
Terlalu banyak kenikmatan yang kau titipkan padaku
Terimakasih Rabb...
Karena telah kau tunjukkan kuasaMU yang lain
telah Kau perlihatkan takdirMU yang lain
Hingga aku malu pada diriku yang selalu bersungut.

Rabb......
Terimakasih pula karena Kau menyertakan ketabahan dalam keputusanMU

Sunday, November 06, 2011

Al-Latif, Sebuah Kerinduan

14 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1997, keluarga kami pindah rumah ke daerah Air Kuning, kawasan Kebun Cengkeh Kota Ambon. Saat itu, daerah air kuning terbilang masih baru, dan penduduknya bisa dihitung dengan jari termasuk jari kaki. Kami termasuk penghuni penghuni awal lorong Wailahan dan Gondal di kompleks ini. Masih ingat dengan jelas, karena penduduk yang masih sedikit itu, kami bergabung dalam jamaah Masjid Al-Burhan yang terletak di loorng Sumatera. Tidak terlalu jauh memang, tetapi daerah itu bukan daerah silaturrahim kami, artinya interaksi kami dengan penduduk lorong sumatera hanyalah saat di masjid saja. Di keseharian, kami tidak pernah berinteraksi.

Tahun berganti tahun, BTN Manusela yang terletak lebih dekat dengan kompleks kami, daripada ke lorong sumatera, membangun masjid Al-Ikhwan. Maka jamaah di lorong Wailahan dan Gondal ini pun terbagi. Pada saat sholat jumat atau sholat hari raya, warga dua lorong ini terpisah. Sebagian ada yang ke Masjid Al-Burhan, sebagian pula ada yang ke Masjid Al-Ikhwan. Bahkan tidak sedikit yang ke Masjid Raya Al-Fatah. Begitulah kehidupan berjamaah dua lorong yang bertetangga ini. Para ibu memang memiliki pengajian rutin dari rumah ke rumah. Tapi para bapak? pemudanya? tidak ada tempat untuk bertemu rutin dalam suasana yang religi.

Hingga tibalah saatnya, bermula dari hibah tanah seorang pemilik tanah di lorong Wailahan, sejak tahun 2010 dimulailah pembangunan masjid kompleks. Pembangunan dilakukan swadaya oleh penduduk laki laki baik tua maupun muda setiap harinya terutama di hari minggu dan ibu ibu mengumpulkan dana lewat berjualan kue dan sesekali ikut membantu kerja bapak bapak dan para pemuda.

Setahun berjalan, tahun inilah, tahun 2011, untuk pertama kalinya, warga Wailahan dan Gondal bisa sholat id bersama sama dalam satu tempat. Saya masih ingat suasana haru setelah sholat id fitri September lalu. Bisa saya rasakan atmosfer senang, bangga dan terharu dari warga bahwa akhirnya bisa sholat di masjid sendiri, mesjid yang dibangun dengan keringat bersama sungguh luar biasa. Meski ada yang hilang juga, suasana berkunjung ke rumah rumah tidak seramai biasanya, mungkin karena sudah bertemu semua di masjid kali ya. Beda dengan tahun tahun sebelumnya yang sholatnya misah misah.


Pun hari ini, suasana sholat id adha juga berbeda. Bagaimana tidak, ritual hadrat keliling kampung dengan membawa hewan kurban yang tahun tahun sebelumnya, warga sini hanya sebagai penonton gelaran hadrat kampung kampung tetangga, kini kami bisa melakukannya sendiri. Para pemuda dan anak anak yang sudah berlatih 2 minggu sebelum id setiap malamnya, siang ini melakukan hadrat keliling kampung membawa kurban menuju Masjid Al-Latif, masjid kecil kebanggaan kami.


Masjid Al-Latif adalah masjid harapan. Harapan untuk kami dapat hidup beragama lebih baik, juga hidup bertetangga dengan lebih baik.

Saturday, November 05, 2011

Emak Ingin Naik Haji


Twit saat nonton Emak Ingin Naik Haji-nya Asma Nadia

• Film Emak Ingin Naik Haji sedang diputar di SCTV. Film yg selalu bikin getar meski nonton berulang #Haji

• Adegan Zain meletakkn kembali koper berisi uang yg hendak dicuri stlh melihat kitab suci alquran dalam keadaan terbuka di atas bantal #haji

• Itu salah satu adegan terbaik. Rasa malu pd kitab suci, suara emak mengaji terngiang membentengi zain mlakukan dosa meski u/ niat baik #haji

• Adegan lain yg luar biasa adl saat emak merekatkan gambar ka'bah yg sobek dgn nasi dan blg "walau emak blm bs kesana,mak bs bayangin" #Haji

• Ibuku, beliau sering memandangi gambar ka'bah di ruang tamu rumah kami. Semoga suatu saat Allah ijinkan beliau berangkat kesana #Haji

• Kalimat dahsyat ini buat meleleh "meski raga emak tak mampu seberangi samudera ke tanah suci, Allah tau hati emak sdh lama ada disana" #haji

gambar diambil di : www.eramuslim.com

Friday, November 04, 2011

Pengorbanan

Dalam satu percakapan, seorang teman mengatakan “ada disini, banyak yang kita korbankan”. Sekilas, mungkin iya. Banyak kehilangan dirasa disini dalam berbagai wujudnya. Namun setelah dicerna kembali, sepertinya tidak juga. Semua bukan kebetulan, tapi telah berjalan sesuai dengan kehendakNya. Kita tidak sedang mengorbankan apa apa, karena toh kita pun telah mendapatkan banyak disini. Kalaupun ada yang harus dikorbankan, itu adalah prasyarat yang mungkin harus kita penuhi untuk mendapatkan ganti lebih baik.

Kehlangan adalah niscaya. Pun mendapatkan yang lain, juga adalah kemestian. Segala takdir akan berlaku pada kita, jika memang tiba saatnya. Kesabaran dan kesyukuran adalah dua sisi yang harus kita sandingkan selalu tak bisa pisah. Jika kehilangan harus terjadi, percayalah bahwa itu adalah cara Allah mempersiapkan kita menerima kedatangan satu lagi takdirNYA. Takdir yang akan mengganti kehilangan, yang mengubah sedih menjadi senyum. Keikhlasan melepas yang harus dilepas adalah cara menyelamatkan masa depan.

#mengingatbanyakkehilangansemasadiShindan,Ciloto

Thursday, November 03, 2011

(365) Akhir Sebuah Proyek

Setahun sudah perjalanan proyek 365 day blog sejak memutuskan bergabung dalam proyek ini di 5 November 2010. Keputusan yang saat itu dirasa mudah karena tinggal posting saja meski hanya satu kalimat setiap harinya. Pagi ini, 365 hari setelah ceburin diri ke proyek, saya kembali kunjungi label 365 day blog project di blog ini dan ternyata hanya ada 111 postingan, termasuk postingan hari ini. Tidak samai setengahnya. See, ternyata tidak mudah untuk saya menjalani satu hari satu postingan.

Dari statistik tercatat bahwa hiatus terlama dalam project ini adalah 41 hari tanpa postingan. Itu sebulan lebih guys, dari 22 april sampai 1 Juni 2011. Ingat ingat kembali, periode itu sedang ikut diklat di Ciloto. Padat materi dan malam fokus ke refresh dan istirahat. Harusnya sih tidak ada alasan justru harusnya di diklat itulah banyak yang bisa diposting tentang teman teman baru dan suasana yang tercipta bersama mereka. Dan yang paling lama posting teratur adalah sebanyak 23 hari pada periode 31 Januari - 21 Februari 2011. Lagi semangat semangatnya tuh.

111 postingan dan 254 tanpa postingan. Hufth, lebih sering menghilang daripada munculnya. Gimana mau punya buku nih. Kemampuan menulis juga masih begini begini aja, gak kemana mana. Tapi apapun, mari tetap Semangat Menulis!!!

Wednesday, November 02, 2011

(364) Hujan Tadi Malam

Ada hujan tadi malam
Jatuh dari bening mata menuju altar hati
Di hujan semalam sempat kudengar tangisan rumput
Juga jendela yang berderik haru

Ada hujan tadi malam
Yang menjadi pertanda kemenangan hati
Memberi sejuk pada sebuah tulus
Dan cinta yang tak pernah salah

Di hujan semalam
Ada aliran kekuatan dahsyat dariNYA
Memenuhi rongga batin dengan syukur yang meraja
Bahwa sang pilihan sungguh begitu sempurna cintanya

Kita sama sama tak sempurna
Dan kita akan saling menyempurnakan
Hadirmu melengkapiku
Hujan semalam adalah hujan bahagia atas kedatanganmu di hidupku

--02112011--

Tuesday, November 01, 2011

(363) Ma Em, Satu Episode Cinta

Pagi ini tiba tiba saja teringat pada satu sosok yang begitu berjasa dalam hidupku. Fatma Badaruddin namanya, biasa kami sapa dengan panggilan Mama Em atau Ma Em. Ma Em adalah guru ngajiku semasa kecil juga guru kehidupan. Tempat ngaji "Nurul Huda Walyaqin" bertempat di Ponegoro, dekat dengan domisiliku waktu itu di Air Mata Cina. Awal pertemuan dengan beliau penuh dengan detak ketakutan. saya yang saat itu beruisa 6 tahun, sudah dijejali dengan cerita cerita tentang ketegasan beliau yang di kacamata anak sekecil saya diartikan sebagai orang tua yang jahat. Setiap datang mengaji, yang saya lakukan adalah hanya menangis. Padahal beliau tidak berbuat apa apa, tapi karena sudah takut duluan terhadap sosoknya yang terkenal keras, melihatnya saja, bahkan sejak tiba di lorong menuju rumahnya, saya mulai menangis sampai jam pulang nanti.



Entah berapa lama hal itu berlangsung dari hari ke hari. Sampai tibalah hari dimana saya harus berangkat sendiri ke tempat ngaji. Kakak perempuan saat itu tidak bisa datang, saya lupa kenapa. Parahnya lagi, saya datang paling awal dari teman teman ngaji yang lain. Dalam ruangan hanya ada Ma Em dan saya. Tubuhku berguncang hebat ketakutan. Tangisan yang selalu keras, hari itu itu lebih keras lagi. Entah mengapa, saya begitu takut dengan beliau. Bayangan akan dimarahi atau bahkan mungkin dipukul jika salah mengaji atau salah salah yang lain. Mungkin karena sudah capek dan panas telinga beliau mendengar tangisanku yang jelas tidak merdu itu, beliau pun membaca doa lalu berteriak sekencang kencangnya. Hanya satu kata yang beliau teriakkan usai berdoa itu, yaitu DIAAAAAAAAAAAAAAAM. Dan, tangisanku pun berhenti seketika.

Setelah itu, hari hari berlalu dengan sempurna. Saya menjadi murid kesayangan beliau. Bertemu beliau, memandang wajah beliau adalah kesejukan yang mengaliri hati. Semua ilmu beliau berikan kepada kami tanpa tersisa. Bahkan ketika beliau pindah rumah ke Kaitetu untuk lebih tenang di masa tuanya, pengajian dikelola oleh kami, murid murid beliau yang sudah khatam. Dan di hari minggu siang beliau hadir langsung untuk memberikan bekal agama terapan seperti sholat, puasa, wudhu, zakat, semuanya. Akhlak pun beliau tanamkan dengan penuh kehalusan. Bertahun tahun setelah khatam, saya masih saja menjadi murid yang haus. Datang dan datang lagi sekedar berbagi dengan adek adek juga mendengar ceramah beliau yang rimbun. Bahkan di hari terakhir kami tinggal di air mata cina, paginya saya masih mengikuti pengajian beliau lalu siangnya boyongan ke rumah baru kami di Air Kuning, Kebun Cengkeh.

Jarak yang lumayan jauh itu memaksa saya tak bisa setiap hari lagi mengunjungi Nurul Huda Wal Yaqiin. Hanya di hari minggu saya bisa ke Ponegoro menemui beliau. Hari hari berganti dan saya melanjutkan pendidikan di Makassar. Setiap tahun kepulangan lebaran, selalu kusempatkan menemui beliau. Sampai akhirnya melanjutkan kuliah di Surabaya, jarak semakin teretas.

Dalam satu kunjungan seorang bibiku ke Surabaya, saya menemani beliau belanja ke Pasar Turi. Saat itu, kulihat satu gamis putih dipajang di salah satu toko. Saya membayangkan betapa cantiknya beliau dengan gamis itu. Gamis itu kubeli dan kutitipkan ke bibi untuk diberikan kepada Ma Em setibanya di Ambon. Sayangnya, gamis itu tak pernah sampai di tangannya. Ma Em dipanggil Allah sebelum sempat mengenakan gamis itu. Berita kepergian beliau kudengar di sela sela perkuliahan dan seketika semangatku tak ada. Hilang bersama berita kepergian Ma Em yang disampaikan papa lewat telepon. Ingin rasanya terbang menemui beliau, menatap wajahnya yang tersenyum saat dipanggil Allah. Aku menjadi saksi betapa Ma Em mencintai Sang Khalik semasa hidupnya. Betapa Ma Em menjadi pejuang Islam dengan seluruh apa yang beliau punya. Sungguh tak menyangka pertemuanku di lebaran 2001 adalah pertemuan terakhir. Pertemuan di rumahku sendiri. Terkaget ketika beliau tiba tiba mengetuk pintu rumahku. Aku yang merencanakan besok akan ke rumahnya, ternyata sudah beliau datangi di sore sebelumnya. Beliau datang diantar oleh cucunya yang bercerita bahwa mendengar kedatanganku di Ambon, beliau meminta diantar ke rumah menemuiku. Cucu cucunya sudah melarang dan mengatakan bahwa Eby-lah yang akan ke Ponegoro tapi beliau bersikeras dan mengatakan akan tetap pergi sendiri kalau tidak ada yang mau mengantar. Ma Em, ada haru saat kau tiba. Kakimu yang tertatih melangkah menemuiku di jalanan yang cukup menyusahkan untukmu.

Meski Ma Em telah lama berpulang, aku tau kemana harus menemuimu. Dalam lantunan quran yang kubaca, ada suaramu disana. Dalam sholat yang kutegakkan, ada dirimu. Dalam setiap kebaikan yang kucoba rajut, dirimu hadir. Bersilaturrahim dengan keluargamu, dengan menantu dan cucu cucumu adalah waktuku menemuimu. Karena selalu ada cerita tentang kebaikanmu setiap kami bersua.

Em, Eby rindu. Eby masih sering buka album album lama untuk melihatmu lagi, sekedar menitipkan sedikit rinduku.