Friday, March 31, 2006

Sist, i am with you...

Bagai petir di malam hari saat kudengar berita ini. Berita yang membuatku ingin tak percaya tapi aku harus percaya setelah sekian panjang seorang abang yang menelponku di tengah malam itu menjelaskan kenyataan yang harus aku terima. Sebuah takdir Allah atas seorang perempuan, seorang sahabat, seorang saudara terbaikku.

“Dia punya gejala leukemia” kata seorang abang itu kuolah berulang-ulang di otakku, kucerna baik2 sebelum kuyakinkan bahwa itu bukan ilusi pendengaranku saja.
Kupastikan itu bukan sebuah candaan garing. Hingga setelah kuyakin berita itu nyata, tubuhku rasanya melayang, air terjun dengan derasnya mengalir dari sudut mataku dan aku tidak bisa berkata-kata lagi.

Untuk 3 menit aku terdiam hingga suara di telpon yang memanggilku berulang-ulang kudengar dengan jelas. Pantes saja, belakangan ini sikapnya untukku lain dari
biasanya. Dia menjelma menjadi sosok yang penuh perhatian. Sosok yang selalu ingin tampil menjadi penolongku, penyedia yang kubutuhkan tanpa tawar menawar apa yang kuminta itu, menelponku 3 kali sehari tanpa mikir pulsa mahal hanya untuk membicarakan sesuatu yang tidak urgen, just say hello apa kabar.
Bukan cuma aku, tapi kuperhatikan sikapnya kepada setiap orang yang dekat dengannya juga berubah. Bukan berubah dari buruk menjadi baik, tapi kebaikan yang memang dari dulu ia punya terlihat bertambah dan bertambah.

1 jam aku dan abang membahas masalah ini, apa yang harus kami lakukan, apa yang bisa kami bantu. Abang yang sedang di Jakarta memutuskan untuk tidak meneruskan S2-nya dulu tapi membantunya melewati ujian ini. Aku pun tak tau harus berbuat apa. Aku tidak mau hanya menghitung hari bersamanya. Aku masih ingin lebih lama dengannya, bersamanya melakukan banyak hal, bersamanya membahagiakan orang-orang di sekitar kami.

Terakhir aku bertemu dengannya adalah 3 bulan lalu. Bersamanya saat-saat itu adalah hari-hari yang indah. hari-hariku bertaburan coklat dan kasih sayang. Ia selalu memastikan aku baik-baik saja dan nyaman karena saat itu aku sedang sakit. Dan saat ini, kusesali kenapa saat itu aku sempat mengecewakan dia, sempat berprasangka buruk sama dia, sempat punya rasa marah yang sangat ke dia. Maafkan aku, saudariku.
Tidak, aku tidak ingin membayangkan yang macam-macam karena itu adalah wilayahnya Allah yang tiada seorang pun mengetahuinya. Aku hanya ingin memberi yang terbaik untuknya juga menemaninya melewati hari-harinya di jalan Allah. memang tidak ada yang bisa menjamin ia yang pergi duluan. Karena bisa saja, justru aku yang akan meninggalkan dunia ini duluan, ini hanya masalah bahwa ia akan melewati hari-harinya
dengan berat menghitung mundur, tidak seperti kita yang walaupun tidak tahu kapan akan “dijemput”, tapi masih bisa menjalani hari-hari dengan normal.

Ya Allah, semua adalah kehendakMU dan kami yakin kami bisa melewatinya karena Engkau tidak akan menguji kami di luar kesanggupan kami.
Untuku, satu hal lagi bertambah untuk kupikirkan, tapi ini adalah kenyataan yang harus kuhadapi. Salah satu orang terdekatku mendapat ujian seperti ini. Hanya
ihtiar yang harus kita lakukan sekarang. Dan teruntuk saudariku, jarak fisik kita tidak pernah bisa memisahkan jarak hati kita. Doaku selalu bersamamu.
Aku akan menemanimu dengan caraku. Dan semoga kau diberi ketabahan melewati ini semua. Apapun keputusan Allah, itulah yang terbaik untuk kita, itulah rahmat
dan sayangNYA untuk kita.

Aku bahagia banget ketika abang menelponku lagi setelah menelpon saudariku itu. kata abang, dia terdengar optimis. Bahkan ketika abang menanyakan kondisinya, dia dengan santai bilang “Sudahlah, anggap aja gak ada apa-apa”. Aku tahu, kau gadis yang tegar, kau gadis yang hebat. Tangguh, dan selamanya seperti itu. I love you, sist

Thursday, March 30, 2006

Uuugghh....

Alhamdulillah, Finally aku bisa juga daftar seminar pra sidang. Walaupun memang bab 2 dan Bab 3-ku masih belepotan, perlu revisi sana sini, paling tidak aku bisa daftar sebelum penutupan. Semoga semua bisa kuselesaikan sebelum seminar nanti. Aaamiiiiiin

Monday, March 27, 2006

My Dear GPS

GPS, itu julukanku untuknya. Aku tak ingin mengatakan apa kepanjangannya agar tidak menimbulkan persepsi yang macam-macam. Biarlah hanya kami yang tahu, dan ia pun tidak keberatan dengan julukan itu karena ia tahu itu hanyalah pemanis ukhuwah.
Satu tim dengannya, berinteraksi dengannya, adalah hal yang menyenangkan. Ia sudah pernah kutulis di blog ini, bahwa ia akan pulang kampung karena harus menjalankan peran barunya di daerah asalnya.
Kemarin, adalah a day without sms or telephone. Sampe jam 1/2 8 malam, bunyi hp pertanda sms masuk, dan isinya :

"Ana mhn pamit, afw ats sgala khila. smg Allah mnaungi kbrsamaan qt dlm rahmt&hidayhNy.smg ap sj yg qt usahakan,dmnapun qt berada akn mjd yg tbaik u dunia&akhirt qt"

Air mataku tak bisa kubendung (semoga ia tak membaca blog ini, bisa geer tuh :-)). Entah kapan bisa bertemu ia lagi. 3 bulan berinteraksi intensif dengannya membuatku belajar banyak hal. Dan ia akan pergi sekarang. Aku tahu seperti apa rasanya harus meninggalkan tempat dimana telah banyak yang kita lakukan, telah banyak orang yang kita cinta. Walaupun kepergiannya adalah untuk sebuah amanah baru dan tentu saja kebahagiaan kembali berkumpul lengkap dengan keluarga, pasti sulit baginya meninggalkan kota surabaya dengan segala perniknya yang telah membentuknya menjadi akhwat tangguh seperti sekarang ini. Sama sulitnya dengan kami yang ditinggalkan. Tidak ada lagi akhwat yang akan mengingatkan kami akan kekeliruan kami. Tidak ada lagi akhwat yang akan mengobrak-abrik kami jika tidak ada pertemuan padahal banyak yang belum terselesaikan. Tidak ada lagi akhwat yang kedatangannya membuat kita mengatakan "GPS datang"
UKh, banyak banget pelajaran dari anti yang kami dapat. Aku yakin, aku akan sangat merindukanmu. Apa yang anti tinggalkan untuk kami disini adalah cinta. Amanah yang kita emban bersama ini, akan kami selesaikan bersama. Doakan kami agar tetap istiqomah. Sejauh apapun jarak kita, kita masih di bumi Allah yang sama, masih di jalan dakwah yang sama, dan kita sama-sama memiliki cinta kepadaNYA. Semoga kesamaan itu menjadikan kita bisa berkumpul bersama dalam jannahNYA. Aamiiin
Yang bisa terucap dariku mereply sms-mu :

"Ukhuwah ygh terangkai indah ini cukup untuk ane memasukkan anti ke daftar saudari2 terbaikku. Maafkan sgl khilaf&syukron atas segala pelajaran yang ane dapat dr anti. Dimanapun qta berada, smg yg tbaik u/ dakwahlah yg qt brikan. Aku mencintaimu krn Allah&bharap setiap cinta diptemukan saat ngantri di pintu Surga,Aamiiiin. I will miss you, my dear GPS"

Ctt : Walaupun tidak lagi se-DPD, paling tidak kita masih se-DPW. JAdi masih ada kemungkinan ketemu kan? InsyaAllah

Titip Rindu Buat Ayah

Di matamu masih tersimpan / Selaksa peristiwa / Benturan dan hempasan / Terpahat di keningmu / Kau nampak tua dan lelah / Keringat mengucur deras / Namun kau tetap tabah / Meski nafasmu kadang tersengal / Memikul beban yang makin sarat / Kau tetap bertahan / Engkau telah mengerti hitam / Dan merah jalan ini / Keriput tulang pipimu / Gambaran perjuangan / Bahumu yang dulu kekar / Legam terbakar matahari / Kini kurus dan terbungkuk / Namun semagat tak pernah pudar / Meski langkahmu kadang gemetar / Kau tetap setia / Ayah / Dalam hening sepi ku rindu / Untuk menuai padi milik kita / Tapi / Kerinduan tinggal hanya kerinduan / Anakmu sekarang / Banyak menanggung beban.

Seorang Bapak naik di lyn yang kutumpangi. Guratan wajah bapak itu menandakan usianya yang berkisar usia 50an. Beliau naik dari depan sebuah pabrik dan beliau memakai baju biru-biru, baju seragam buruh pabrik itu. Esoknya, di terminal joyoboyo, saat dengan sabar menunggu penuhnya penumpang, seorang Bapak berjalan menuju arah lyn yang kunaiki dan menjajakan barang dagangannya, pulpen dan alat-alat tulis lainnya. Badannya yang tegap dan guratan di wajahnya juga mengisyaratkan usia 50an. Dua bapak ini dan bapak-bapak yang lain yang seusia dengan ayahku yang juga berusia 50an, yang kudapati sedang memeras keringat demi anak-anaknya memunculkan kembali wajah papa di benakku. Sedang apa beliau saat ini?
Aku kangen dengannya. Saat-saat bersamanya adalah saat-saat yang terindah. Saat aku tidur di depan TV dan tidak kuindahkan perkataan beliau menyuruhku masuk kamar. Yang beliau lakukan adalah masuk kamar dan mengambil kasur lipta dan juga bantal dan tidur disampingku,menemaniku di depan TV. Sampai beliau tertidur, aku akan mengganggu dengan memainkan jenggot beliau hingga beliau kegelian dan bangun. Tanpa marah, hanya senyum dan tidur lagi.
Papa, aku tidak tahu sedang apa kau saat ini. apa kau juga seperti bapak-bapak ini yang saat ini sedang memeras keringat? Aku yakin, IYA karena cintamu yang besar untuk kami. Whatever you do now, i know that you do the best thing for us.

Sunday, March 26, 2006

If You Break The Rule., There's A Pay For That

BREAK THE RULE? YOU MUST PAY FOR THAT !!!!!!

Kalimat itu saat ini amat tepat mengena diriku. Dengan alasan kepraktisan, aku telah melanggar aturan yang telah dibuat. Dan jika kemudian aku harus membayar atas kesalahan itu, aku terima karena aku memang harus.

"Mbak, maaf tapi data ini harus kami tarik kembali. Jika mbak masih membutuhkannya, mbak bisa datang dan menemui Kepala Bagian Listriknya" Kata Pak Doddy, kabag personalia PT. PEP terdengar seperti guntur
Waktuku tidak banyak dan data yang belum selesai kurekap itu akan ditarik
"Iya Pak, saya yang minta maaf" Kataku menahan gemuruh di dada
Mataku berkaca, air yang tergenang seperti tidak sabar ingin keluar tapi sekuat tenaga kutahan. Aku tak mau menangis di depan pak doddy, ini resiko yang harus kuambil. kucoba menarik napas dalam-dalam. Ucapan-ucapan berikutnya kukatakan dengan suara yang gemetar tapi kuharap pak Doddy tidak menyadarinya.

Setelah semuanya selesai, kulangkahkan kaki pulang. Dalam perenunganku, kusadari sesuatu. Ketika ada aturan yang kulanggar, ketika kedisiplinan tidak kujalankan (hanya karena gak mau ribet), aku harus membayarnya. Aku terima, tidak ada yang kusesali selain keinginan untuk tidak mengulanginya lagi.
Tapi, ini jalan Allah membuatku tersadar tentang aturanNYA dan ganjaranNYA. aku yang melanggar aturan yang dibuat manusia saja, telah mendapat resikonya, i must pay for that. Apatah lagi jika yang kulanggar adalah aturan Allah. Bergidik aku mengingat betapa banyak dosa yang telah kulakukan. Semua anggota tubuhku akan bersaksi tentang dosa-dosa itu dan i must pay for that. Ganjaran dari Allah adalah sebuah kepastian. Cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat, kita semua harus mempertanggungjawabkan apa-apa yang telah kita perbuat. Tiada yang bisa menolong kita selain rahmatNYA.
Ya Allah, aku berlindung dari murkaMU. Ampuni segala dosa-dosaku dan jadikanlah hamba termasuk orang-orang yang bertaubat. Aamiiiiin

Monday, March 20, 2006

hope, will meet u again

Sebut saja ukhti Y. Awal pertemuanku saat di samarinda pada acara FSLDKNas XIII. Saat itu, ukhti Y ini sudah terlihat lincah dan enerjiknya. Wajah manis dan senyum yang tak pernah lepas mengambil satu sudut di ruang hatiku. Selepas FSNas, komunikasi hanyalah via sms. Dan hari ini, 8 bulan setelah FS, aku ketemu lagi dengannya saat ia dan LDKnya datang silaturrahim ke surabaya. Kangenku terbayar sudah. Saat aku datang, ia lari turun dari lantai 2 masjid menghampiriku, bersalaman dan berpelukan erat. Gayanya yang kukangeni muncul lagi saat ia berbicara dalam forum. Gaya bicaranya yang mengalir seperti tidak ada hambatan, keramahan yang tampak dan juga semangat serta kelincahan yang jelas banget terlihat. Kami banyak bertukar pikiran di sekpi UKMKI UNAIR. Sampai saat tiba kami harus berpisah karena ia harus kembali ke kotanya menimba ilmu, kami kembali berpelukan erat dan saat itu hatiku menangis. Akhwat yang luar biasa ini, entah kapan aku bisa ketemu lagi. Selamat jalan ukhtiku, adekku, saudaraku, sahabatku. Kuatkan tekad untuk sama-sama berjuang walaupun di tempat yang berbeda. Semoga di ujung perjuangan ini, kita bertemu dalam ridho-NYA.

Sunday, March 19, 2006

I WILL MISS U

Aku punya saudara seiman, sebut saja ukhti X. Kami lain jurusan, bahkan lain kampus. Awal ketemu dalam sebuah acara di daerah karang menjangan menjelang keberangkatan ke FSNas XIII di Samarinda. Sebenarnya itu bukan pertemuan perdanaku dengannya, beberapa kali kami berada dalam sebuah acara yang sama, tapi itu pertemuan pertama yang mengawali interaksiku dengannya. Di acara itu, ia sebagai penyelenggara dan aku termasuk undangan mewakili kampusku. Sejak awal aku sudah tahu bahwa ukhti yang satu ini lain dari yang lain. Punya ketegasan sikap (kalo gak mau dibilang keras), semangatnya yang besar dan itu kelihatan banget, lantang dan enerjik. Sampai beberapa bulan kemudian aku dihubungi seorang akhwat sehubungan dengan amanah baru menjelang FSDa III Surabaya bersama ikhwah-ikhwah yang lain, dan ukhti X berada dalam daftar itu juga. Yang pertama terpikir adalah “wow, aku akan setim dengan akhwat ini. Jadi pengen tahu kayak apa sih kerja bareng dia?”
Pertemuan-pertemuan yang intensif menjadikan aku jadi mengenal karakter dan cara kerjanya. Smart, analisis, tegas, bla-blakan, ceplas-ceplos, kritis, dan cenderung egois. Kholeris abis deh. Ukhti yang selalu membuat syuro lebih hidup, itu kalo gak mau dibilang terlalu mendominasi forum. Ukhti yang sering gak mikir 2 kali menyampaikan pendapatnya sampe-sampe kadang yang dimaksud benar, tapi mungkin karena caranya yang agak gimanaaa gitu membuat orang lain gak nyaman, terutama ikhwan. Tapi itulah ia, begitulah ia. Senang bisa se-tim dengan ukhti X ini. Perhatiannya yang besar terhadap dakwah dan tanggungjawabnya yang besar terhadap amanah patut kuacungi jempol. Paling tidak, aku belajar banyak darinya. Tentang tanggungjawab itu, tentang ketegasan sikap, dan kecekatan kerja.

Dan siang tadi, ketika bertemu di awal syuro di serambi masjid nuruzzaman UNAIR, ia duduk didekatku dan mengatakan
“ukh, aku titip puskomda ya. Bentar lagi anti aku tinggal, titip ukh ya”.
“anti mo kemana?” tanyaku
“aku mo pulang kampung, senin besok” jawabnya
“anti keterima PNS ta?” tanyaku balik
“iya” katanya lagi
“Alhamdulillah, selamat ya”
“Bener ya ukh, titip ya. nanti aku calling-calling cari tahu gimananya” katanya

Itulah ia, perhatiannya yang besar terhadap amanahnya membuatnya tidak tenang meninggalkan kota surabaya. Aku teringat saat FSDa kemarin, dimana saat itu ia juga tidak bisa menghadiri karena sedang pulang kampung untuk ikut tes PNS tersebut. Meski begitu, ia selalu mengontak kami yang di surabaya menanyakan perkembangan FSDa.
Selamat jalan ukh, bersama anti dakwah terasa begitu indah. Ukhuwah yang kita bangun dalam waktu yang tidak lama ini, insyaAllah cukup untuk membuat kita saling mengingat dan mendoakan hingga tutup usia kita. Kuharap, dakwah profesimu akan berjalan sebaik bahkan lebih baik dari dakwah selama di kampus.

Saturday, March 18, 2006

Hey, where are you?

Dakwah adalah pekerjaan yang mematahkan tulang punggung. Saya yakin, setiap orang yang telah memilih hidup di jalan ini sudah mengetahuinya, dan juga pada saat yang bersamaan ketika ia tahu tentang hal ini dan ia memutuskan untuk tetap di jalan ini, maka berarti ia telah merelakan punggungnya untuk patah. itu yang kupahami dalam dakwah
Seperti pula pemahamanku akan makna sebuah amanah. Ketika kata "IYA" telah terucap saat diberi amanah dakwah maka segala resiko haruslah berani ditanggung. Segala konsekuensinya haruslah berani diambil. Ketika kemudian di saat pelaksanaannya berbenturan dengan amanh yang lain, dalam kapasitas apapun, maka kedisiplinan haruslah tetap dijalankan. Budaya izin saat tidak bisa menghadiri syuro harus digerakkan kembali agar tidak timbul dzhon atau kecewa atau hal2 yang bisa merusak urgensi syuro tersebut.
Saya pribadi sangat bisa memahami jika ada yang tidak bisa hadir dalam sebuah syuro tapi tentu saja dengan alasan yang jelas. Dan aneh jika setiap syuro tidak pernah hadir tanpa alasan yang jelas. Iya kalo cuma satu orang, ini tidak. sebagian besar melakukan hal yang sama.
Lari kemana teori antum tentang amanah? Pergi kemana materi antum tentang adab syuro? Saya sangat tidak bisa mentolerir sikap siapapun yang tidak menepati sebuah janji yang telah disepakati tanpa ada alasan sebelumnya. Sempat saya bangga dan bahagia berada dalam tim ini. Walaupun baru terbentuk 2 bulan, tapi itu 2 bulan yang indah. Namun ketika belakangan ini, satu persatu datang seperti arisan, sungguh saya sangat menyayangkannya.
Saya tidak habis pikir karena kita semua yang tergabung di tim ini, dipilih karena diyakini kapabilitasnya dalam menjalankan amanah yang tidak ringan ini. Dan jika hal-hal seperti ini terus kita lakukan, maka itu berarti kita mendzholimi mereka yang telah mengamanahi kita.
Tidakkah antum sadar bahwa di luar sana, banyak yang menanti kerja kita? banyak yang telah menunggu apa-apa yang sedang kita rumuskan. Perbaikilah komunikasi dan pahamilah tentang amanah ini.
Terus terang, saya sedikit kecewa tapi saya berhusnudz-dzhon bahwa kesibukan antum semualah yang membuatnya seperti ini. Semoga Allah memudahkan segala urusan antum yang membuat antum lupa dengan amanah ini. Kalaupun yang membuat antum lupa dengan amanah ini adalah karena amanah dakwah yang lain, saya kira manajemen waktu kita yang harus diperbaiki.
Sekali lagi saya tegaskan, tolong PAHAMI AMANAH INI. JALANKAN HINGGA SELESAI. BERTANGGUNGJAWABLAH. KARENA ALLAH MELIHAT SETIAP YANG KITA LAKUKAN.
Afwan

Kiamat Sudah Dekat !!!!!

I’m speechless menonton TV show “Kick Andy” di metro TV barusan yang temanya tentang gay. Aku dibuat bengong dan merinding dengan pernyataan2 mereka yang membenarkan sikap mereka dengan gaya yang sangat santai. Tanpa merasa bersalah, berdosa bahkan bangga dengan pilihan mereka.
Bahkan ketika ada yang mengatakan bahwa gay bukanlah pilihan hidup tapi karena telah ditakdirkan sebagai gay, tak henti istighfar kuucapkan. Adakah Allah menakdirkan seseorang sebagai gay? Tentu saja tidak, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa lelaki adalah untuk perempuan dan sebaliknya.
Tapi, dunia sudah aneh. Bukan, dunia tidak aneh. Dunia baik-baik saja, perilaku manusia di bumi inilah yang aneh. Mereka yang tidak memiliki keinginan merubah keadaan diri, kemudian bersembunyi dengan pembelaan bahwa ini sudah takdir. Sungguh aneh. Inilah salah satu tanda kiamat. Ya Allah, jauhkanlah kami dari murkaMU.

16 maret 2006
111.40 pm
selepas nonton kick Andy

Friday, March 17, 2006

Desain minimalis

Salat duha hanya dua rakaat, qiyamullail (tahajujud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Salat lima waktu? Sudah jarang di masjid, memilih ayat-ayatnya juga yang pendek-pendek agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan salat rawatib sebelum maupun sesudah salat wajib. Satu lagi, semua di atas belum termasuk catatan : “kalau tidak terlambat” atau “asal tidak bangun kesiangan”. Dengan salat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?
Membaca Al-qur’an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah tidak sedikit pun membuat dada bergetar. Padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah, tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini mengaku beriman?
Penggalan tulisan diatas diambil dari catatan berjudul “Apa pantas berharap surga?”, tulisan dari buku Berhenti Sejenak-nya Bang Gaw. Ketika membaca itu, aku berkata, ini aku banget.
Buku itu telah lama kubaca. Kenapa baru sekarang kuangkat? Karena aku baru saja bersilaturrahim dengan seorang saudara. Dari perbincangan banyak hal, saling menasehati, saling berbagi sudut pandang terhadap suatu perkara, saling berbagi keinginan yang ingin dicapai, hingga memikirkan 2009 yang tinggal 3 tahun lagi, sampailah kami pada sebuah fenomena yang terjadi.
Saudaraku yang sudah bekerja di sebuah kantor ini mengatakan bahwa, beliau berada di kondisi yang malas. Ketika kutanyakan malas seperti apa?
“Sekarang hidupku minimalis. Untuk urusan dunia, di tempat kerja aku sering bilang ke teman2 kantorku untuk segera menyelesaikan tugasnya mumpung ada waktu luang. Tapi dalam soal akhirat, konsep minimalis kulakukan. Sing penting sholat, balek lagi kerja. Kenapa untuk urusan dunia, aku bisa cak cek, memberikan yang terbaik agar kalau ada pertanyaan bisa kujawab, tapi untuk urusan akhirat, aku tidak berpikir yang sama untuk memberikan yang terbaik karena mati bisa datang kapan saja dan aku belum bisa ngasi jawaban terbaik. Piye dek?”
Aku bingung menjawabnya. Kukatakan saja “mbak, afwan, tapi ana juga butuh nasihat untuk itu. Ana pun seperti itu. Minimalis dalam beragama. Yang penting sudah sholat, yang penting sudah tilawah. Tapi sholat sunnah jarang, memahami apa yang kubaca pun tidak”
“kalo di tempat kerja soalnya ada yang nuntut, ada yang menekan” tambahnya
“mbak, mungkin itu jawabannya. Kita perlu ditekan. Di tempat kerja, yang menekan dan menuntut kita itu kelihatan, atasan kita. Sebenarnya kalo kita mau sadar, Allah juga menekan kita, tapi karena kita tidak merasakannya langsung, kita akhirnya mengabaikan. Solusinya mungkin kita yang coba menuntut diri sendiri. Buat hukuman-hukuman atas sikap2 kita. Buat peraturan untuk diri kita sendiri” jawabku kepadanya yang lebih kutujukan pada diriku
“tapi dek, gimana kalo yang menekan orang lain saja karena kita biasanya tidak konsisten”
“masalahnya setiap kita perlu untuk ditekan. Sepertinya kita hanya bias saling mengingatkan karena kalo harus orang lain yang menekan diri kita, takutnya orang itu yang seperti mbak khawatirkan tadi, juga tidak konsisten, untuk dirinya sendiri, tentu dia menjadi minder untuk menekan kita. Wong dirinya sendiri gak konsisten kok. Kesimpulannya kita saling mengingatkan saja. Diri kita sendirilah yang harus menekan dan merubah kondisi kita”
“Tapi gimana caranya? Susah dek merubah kebiasaan” keluhnya lagi
“kuatkan azzam. Langkah awal memang sulit. Tapi yang perlu kita lakukan hanya memulai melangkah. Pada awalnya berat tapi jika kita tetap melangkah maka langkah2 berikutnya akan lebih ringan. Kita hanya perlu memulai SATU LANGKAH KECIL maka semuanya akan berjalan dengan sendiri.” Kataku
“Iya deh, insyaAllah aku akan mencoba” balasnya
“Oh tidak, gak boleh bilang akan mencoba tapi akan melakukan” Ralatnya kembali
aku pun pulang dengan satu azzam bahwa SATU LANGKAH KECIL itu akan kumulai. Bukan besok, bukan nanti, tapi SEKARANG. Agar aku bisa melakukan ibadah yang terbaik agar aku bisa memberikan jawaban yang terbaik saat waktuku tiba nanti

16 maret 2006
9.32 pm
(Aaaah, uang kos bulan depan naik 10rb)

Alhamdulillah (kisah TA lagi)

Pagi tadi aku dibentak oleh bagian SDM PT PAL lewat telpon. Padahal aku Cuma pengen tanya tentang info yang aku dengar terkait survey yang mau aku ambil disana. Sebenarnya aku pengen marah dengan anggapan beliau ke aku yang mencari info dari luar perusahaan. Beliau menuduh aku bayar duit ke informan itu. Keterlaluan banget, aku pengen marah tapi marah sama siapa. Aku tidak merasa salah karena yang kulakukan adalah lumrah, mencari tahu apa yang ingin saya tahu dan kebetulan yang saya mintai informasi adalah orang yang pernah berinteraksi dengan PT Pal. Maksudku, aku pengen tahu birokrasi disitu gimana dan aku akan mengurusnya sendiri. Tapi ternyata tanggapan PT PAL lain. Aku gak tahu harus nyalahin siapa? Temanku itu? Tidak, ia tidak salah. Walau mungkin reaksinya berlebihan dalam menolongku yang sebenarnya bias lewat pengalaman dia aja waktu terlibat dengan birokrasi disana tanpa harus dating sendiri ke PT itu yang buntutnya membuat mereka beranggapan aku adalah orang yang gak mau susah. Temanku jelas gak salah, karena dia hanya mencoba semaksimal mungkin membantuku. Bapak di telpon itu juga gak sepenuhnya salah karena beliau punya hak untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Lagian itu jmuga perusahaan tempat beliau bekerja, jadi ya mungkin merasa dibutuhkan. Beliau gak salah menggunakan haknya tapi aku gak suka aja dengan caranya yang nuduh tidak beralasan seperti orang tidak berpendidikan. Aku? Aku tidak merasa salah. Aku hanya berikhtiar mencari tahu seperti apa proes yang harus aku jalani agar aku bisa mempersiapkan diri mengikuti proses itu. Bapak itu menutup pembicaraan dengan menyuruhku dating langsung aja ke perusahaan. Aku hanya bilang iya, tapi aku sudah kehilangan mood. Mungkin memang bukan jalanku disitu. Ishbiri ya ukhti……

Begitu gagang telepon kututup, air mata sudah menggenang di mataku. Aku pun berjalan dengan cepat kembali ke kost dan ingin menangis. Tapi aku tidak mau menangis, hatiku gelisah. Kuputuskan untuk melanjutkan tilawahku subuh tadi hingga hatiku terasa plong. ‘Alaa bidzikrillahi tathmainnal quluuub. Setelah aku mulai tenang, bismillah kulangkahkan kaki ke warnet karena ada janji chatting dengan seorang ikhwah di ternate tentang kemungkinan pabrik disana untuk survey. Alhamdulillah ada sedikit titik terang. Aku pun bisa mendapatkan 8 alamat perusahaan untuk coba kusurvey. Dari warnet, aku menuju kampus. Walaupun tidak bertemu my PTT tapi alhamdulillah ada teman yang menawariku ke PLTGU Gresik karena mereka dari lab mikro akan kesana masang panel. Aku diajak sekalian survey. Ada teman juga yang memberi tahu tentang pabrik peleburan emas yang mungkin bisa dijadikan salah satu alternative.

Tak henti-hentinya syukur kupanjatkan. Informasi-informasi yang selama ini aku cari-cari begitu susah kudapat, kini dalam waktu 1 hari aku punya info 10 perusahaan sebagai alternative survey. 2 diantaranya sudah kuajukan ke coordinator survey agar dibuatkan surat survey.
Ya Allah, kemudahan-kemudahan ini semoga menjadi pelancar apa yang harus ana selesaikan ini. Terimakasih ya Allah. Terimakasih ya Allah. Alhamdulillah

Thursday, March 16, 2006

Papa, pilar hidupku

Papa…..
Saat ini aku merindukan kehadiran papa disisiku. Memapahku dan membelai rambutku, tanpa bersuara tapi aku merasakan kasihsayang yang dalam. Aku rindu saat aku tidur di dadanya, dibalik pelukan hangatnya dan ia tidak protes walaupun dadanya sakit.
Papa, aku tahu saat ini air matamu lebih mudah gugur dari biasanya. Engkau yang tak pernah mengekspresikan kemarahan, kekecewaan maupun kesedihan selain dengan cara diam. Sementara jika engkau bahagia, maka engkau akan membaginya dengan seluruh dunia.

Papa, dirimu saat ini sedang diuji olehNYA. Tapi pa, aku ada disini menemani papa. Walaupun papa tak bisa melihatku, walaupun aku tak bisa memeluk papa menularkan kekuatanku, tapi coba papa raba hati papa, disitu aku menemani. Keadaan saat ini juga karenaku. Aku yang tak tahu cara menghormati dan menjaga kepercayaanmu. Aku yang telah mengecewakanmu tanpa kau sadari. Pa, di sudut hatiku yang paling dalam, aku sangat menyesal. Aku insyaAllah akan menebus kesalahan2 itu pa. Hingga aku punya nyali untuk menyeka air matamu dengan tanganku sendiri. Kau adalah segalanya untukku, pa. Kau adalah pilar hidupku, tiang penyanggaku. Suatu saat aku akan datang mencium khidmat tanganmu, menghapus airmata dipipimu, membuat senyum kembali mewarnai hidupmu. Aku akan datang dan membuktikan apa yang kau anggap tentang diriku adalah benar, bahwa aku adalah anakmu yang baik, bahwa aku adalah anakmu yang terbaik.

Pa, kau adalah semangat hidupku. Jangan berhenti berdoa, jangan berputus asa dari rahmat Allah. IA tidak akan menguji papa dan kami semua diluar batas kemampuan kita. Yang sabar ya pa. Aku tahu papa telah melakukan banyak hal. Bahkan di tengah keadaan kita sekarang, papa justru memberiku kekuatan dengnan mengirimiku sms agar kami, 2 putrimu yangsedang berusaha mencapai cita-cita di negeri seberang, tetap tabah dan menjaga keimanan. You are the best, pa. Papa rela mengorbankan apapun untuk kami, terutama aku. Aku merasa tak pantas menjadi anak dari manusia sebaik dirimu. Pa, aku benar-benar minta maaf. Aku sangat mencintaimu pa, sangat. Hingga hati ini berlubang, apapun kulakukan untukmu.

Circle of Love...

Its Wednesday. Like another Wednesday before this day, I always exciting wonder that 2 days again, I will meet my sisters in a circle of love.
Setiap rabu, perasaan tak sabar menungu hari jumat selalu saja membuncah di dada, karena pada hari jumat itu aku akan berada di tengah cinta saudara2ku di lingkaran tarbiyah. Aneh karena hal ini selalu kurasakan setiap rabu. Justru jika kamis tiba, aku tidak merasa apapun. Kemudian, perasaan indah itu muncul lagi juamt pagi dan aku akan mempersiapkan diriku untuk sore harinya, entah itu ngatur kegiatan pagi biar sorenya gak kecapekan, atau bersiap taujih jika tiba jadwalku atau murojaah untuk setor sore harinya atau sekedar membaca materi sepekan sebelumnya.
Aku merasa nyaman banget di lingkaran itu, bersama akhwat-akhwat yang luar biasa, dengan karakter masing-masing yang memberiku banyak inspirasi dan keteguhan dalam berdakwah. Bersama seorang murobbiyah yang lembut dan juga luar biasa. I always miss that circle.

Wednesday, March 15, 2006

Kewajiban ukhuwah yang belum tertunai

Sebenarnya hari ini aku ada agenda syuro jam 4 sore tadi di ITS, tapi salah satu kewajiban ukhuwah harus kutunaikan. Seorang “adek” yang sedang diuji Allah dengan sakit yang sudah 2 hari lamanya. Dan 2 hari itu aku tidak menjalankan kewajiban ukhuwah itu dengan baik. Aku disibukkan dengan skripsiku yang harus segera setoran, dan menengok dia hanya beberapa menit. Itu juga karena gak enak soalnya akhwat2 yang di kost2an lain sudah pada berdatangan dan menjenguk serta mendoakan, sementara aku, terkurung di kamar dan berkutat dengan buku-buku, winamp, dan microsoft word.
Tapi, hari ini aku sadar dengan sikapku yang keterlaluan itu. Walaupun insyaAllah, si “adek” bisa mengerti kondisiku yang sedang deadline, tetap saja itu bukan sebuah pembenaran atas sikapku, toh kami hanya beda kamar, bukan beda kost2an. Sakitnya yang tak kunjung sembuh memaksa hatiku untuk mengantarnya ke dokter. Aku tak mau keduluan lagi oleh yang lain. Selama 2 hari, mbak2 akhwat di kost Izzah nganterin bubur dan agar2, dan aku tadi malam hanya sempat buatin dia teh panas, itupun setelah dia yang minta, bukan inisiatifku sendiri. Benar2 kebangetan ya aku.
Sore tadi, dia kuantar ke dokter dan hasilnya dia kena types ringan. It means, dia hanya boleh makan yang lembut2 saja. Aku buatin bubur buat dia (aku gak mau keduluan lagi sama mbak2 di wisma Izzah, tapi aku juga makan buburnya, hehehe, lapar sih) dan kurebuskan telur buat dia. Karena si “adek” masih kuliah, otomatis dia gak boleh kuliah, jadi aku pun kembali ke dokter tadi dan minta surat izin sakitnya. Surat itu kuantar ke kost temannya tapi ternyata sedang kuliah. Aku pun susul ke kampus dan menyerahkan surat sakit itu. Pulangnya, kutemani dia ngobrol di kamarnya hingga dia tertidur.


Jujur ya, sebenarnya aku sempat marah sama anti hari ahad, hari pertama anti sakit. Bagaimana gak marah? Malam sebelumnya kita udah sepakat mau ke masjid agung bareng ikut kajiannya IKADI. Paginya waktu aku liat anti masih di tempat tidur, aku sudah sempat mikir kalo anti lagi sakit. Masuk ke kamar anti dan memegang dahi anti, agak hangat memang “sakit ta dek? Tanyaku.
Dan anti menjawab “gak kok mbak, Cuma pengen istirahat” jawabmu
“ya udah, aku berangkat dulu ya. nanti tak rekam ceramahnya biar bisa kamu denger. Hati2 di rumah, assalamu’alaikum”. Aku pun pergi. Sepulangku kajian, aku melihat anti masih berbaring di tempat tidur, dan seperti katamu tadi pagi, aku mikirnya kamu masih istirahat. Aku jadi marah ketika sore aku lihat di kamarmu sudah ada ukhti A, ukhti L, dan ukhti S. Sempat sih mikir, ada apa ya kok tumben datangnya rombongan dan langsung ke kamarmu. Aku yang memang sedang sibuk dengan skripsiku tidak terlalu mikir, aku masih mikir kalo kamu tuh istirahat dan mereka itu datangnya ya untuk silaturrahim biasa walauoun memang tidak biasa-biasanya datang bertiga, apalagi ukhti L yang jarang banget muncul kalo gak penting2 banget. 1 jam kemudian, muncul ukhti A dan ukhti W, dan bilang, katanya dek L sakit ya? sakit apa? Aku hanya bilang “ke kamarnya aja mbak, ada yang lain juga disana”. Aku gak iri, karena aku pun diperlakukan sama saat sakit, perhatian mereka semua yang membuat aku sembuh, bukan obat2 yang selalu sukses membuatku muak dan mengerutkan dahi sebelum memakannya. Aku hanya bingung dan kecewa banget sama anti.
Marah, iya. Aku marah karena aku gak tahu kalo kamu sakit. Bagaimana caranya akhwat2 wisma al-Izzah itu tau anti sakit, sementara aku tidak. Aku yang sekostan sama anti gak tau. Apa karena aku gak peduli? Setiap ana masuk kamar anti, anti sedang menutup mata dan karena pagi tadi anti bilang sedang mo istirahat ya aku gak mau ganggu. Trus, yang beritau akhwat2 itu kalo anti sakit itu siapa? Anti sendiri? Kenapa ana gak tau. Kenapa ana gak diberitahu? Kenapa sih dek? Akhirnya ya gini ini, selain karena aku kecewa anti anggap tidak ada, kebetulan juga aku sedang dikejar deadline senin besok harus setor bab ke mr achmad. Tapi sekarang, aku bisa mengerti. Justru karena anti ndak mau merepotkan aku, jadi anti gak ngomong kalo anti sakit. Afwan atas prasangka yang sempat muncul di hati mbak ya, dek.


Tiba2 aku tersadar, aku belum melakukan apa2. Dia sudah berkali-kali menolongku. Setiap kali aku jatuh pingsan di kost, dia yang repot ngurusi aku. Waktu aku sakit, dia juga yang tiap pagi masakin bubur buat aku. Aku juga pernah tidur di pelukannya dalam perjalanan ke rumah sakit ketika aku terjatuh saat syuro di masjid kampus. Dia pun pernah menggendongku sambil menuruni lantai 4 kampus sampai lantai 1 saat aku sakit di lab lantai 4 dan tidak bisa berjalan. Dia bukan menuntunku, tapi menggendongku dengan dua tangannya. Bahkan waktu aku pulang lebaran tahun lalu, dia pernah sms dan bilang kangen minta aku cepat pulang. Dan saat dia tahu aku sakit di rumah sana, dia sms dan melarangku balik sebelum aku benar2 sembuh. Dek, I love you.

Dek, Allahlah yang akan membalas semua kebaikan anti. Dan kudoakan engkau cepat sembuh. Ishbir ya ukhti. Tidak akan dicepatkan atau dilambatkan datangnya sakit, semua sudah ada waktunya.

pernikahan seorang sahabat

“UnD@n9an WaLiM@h SeLuLeR, AkaN meniKah insya4JJl Tgl: 26 Maret 2006 di JL ANDALAS 53 Watampone Pukul : 11.00-slesai”

Bunyi sms yang membuatku excited membacanya. Ukhti yang baru semalam kukangeni dan kukirimi sms ukhuwah betapa rindunya aku padanya, membalas kerinduanku dengan mengabariku berita gembira. Sungguh, aku senang mengetahuinya.
Ini tahun ke-6 kita tidak bertemu sejak lulus STM. Dan 3 tahun bersamanyaadalah saat-saat yang indah. Saat itu, ia yang sudah dengan penampilan akhwat, berjilbab rapi sebagai bukti kepatuhan pada yang menggenggam jiwa, mau bersahabat denganku yang masih sibuk dengan hal-hal duniawi, masih berkutat dengan kejahiliahanku.
Setiap jumat, ukhti ini sibuk dengan mempersiapkan kajian jumat muslimah, sementara aku dan ke-6 temanku yang lain (kelompok cewek yang agak-agak bukan cewek), malah meninggalkan sekolah untuk cari makan atau kemana aja deh, yang penting gak ikut kajian, bilangnya sih refreshing. Tapi dia gak pernah marah atau menyueki kita atau menunjukkan ketidaksukaannya pada kita. Kelemahlembutannya membuat ia diterima semua orang, baik yang lurus maupun yang bengkok alias bandel dan mokongan.
Saat aku sedang dalam proses memantapkan diri untuk menutup aurat, ia yang paling mendukung dan berada di garis terdepan memberikan full support. Ia pula teman yang pertama kali aku beritahu bahwa aku akan memulai menutup aurat esok hari. Dan saat bertemu esok harinya, kegembiraannya melebihi kegembiraanku. Ia terpesona melihatku dan matanya menyiratkan kebahagiaan yang sangat, yang kurasa melebihi kebahagiaanku sendiri. Belakangan kuketahui kenapa ia sebahagia itu? mungkin ia bersyukur dan bahagia karena usahanya insyaAllah dibalas oleh Allah dengan yang lebih baik dari unta merah.
Kini, 12 hari lagi ia akan menjalani peran yang baru. Wanita sholehah itu akan mengarungi lautan dengan biduk pernikahan bersama sang nahkoda yang semoga saja shaleh. Saat ini, mungkin ia sedang panik atau cemas, tapi kuyakin senyum selalu tersungging dibibirnya. Siapapun engkau ya akhi, jagalah saudariku itu dengan baik. Laksana taman, engkau telah memilih memetik bunga yang terbaik, maka rawatlah dengan baik. Jangan engkau sia-siakan. Siapapun engkau ya akhi, terimalah saudariku itu apa adanya, sama seperti ia yang akan mencoba menerimamu apa adanya.
Dan untuk kalian berdua, walau aku tak bisa berada disisi kalian saat hari yang mengguncangkan arsy itu tiba, tapi doaku teriring dari sudut bumi Allah yang lain.

Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yang menyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan pernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana, the real world "Akhirat". Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampai ketepian. Allahumma Aamiin.

Mudah-mudahan saya mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran saya tiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.

Kabar lain datang tadi pagi dari salah seorang ukhti, kawan “kajian pekanan”ku yang telah menyelesaikan studi-nya di surabaya dan kini pulang ke kampung halaman mengabdikan diri dan ikut menghidupkan tarbiyah disana. Ia memberitahu bahwa besok ia akan menjalani test di sebuah sekolah SDIT di jogja dan minta didoakan. Ukhti-ukhtiku tersayang, langkah apapun yang akan kalian jalani, doaku mengiringi agar setiap langkah itu diberkahi Allah dan berujung kepada ridho-Nya. Aaamin

Tuesday, March 14, 2006

Kisah skripsiku bagian 3

Senin, 13 Maret 2006
07.30 am
Start to typing my skripsi. Kayaknya aku harus kerja cepat nih. Bayangin aja, aku belom setor apapun ke my PTT (Pembimbing TA tercinta). Padahal tanggal 16 itu pembukaan pendaftaran seminar pra sidang dan ditutup tanggal 30. Gila, aku belom setor apapun, gimana coba kalo pas setor pake acara revisi segala. Sama aja di ujung jarum tuh (kenapa jarum? Ya biar gak terlalu sakit aja ).
Oke, here we go. Targetku jam 10 sudah selesai sampe bab II and cabut kampus kencan dengan my PTT. Bismillahirrahmanirrahim………

09.20
Sudah mo jam 10 dan gak ada tanda2nya mo kelar. Gimana nih? Mana buku literaturku dipinjam bagus belum balik lagi. Janjinya kan senin. Dasar manusia gokil, kebangetan banget deh. Pinjem jumat, dikasi waktu sehari protes, dikasi waktu 3 hari masak masih gak cukup juga. Balikin woe………

10.30
Finally bagus datang juga. Itupun setelah aku kirimi sms emergency.
“Woe mas, I WANNA GET BACK MY BOOK. Janjinya kan senin. Ada yg mo ditambahin dr buku itu, trus mo bimbingan nih. My day depend on you. (berlebihan ya?) CPTAN BALIKIN. Right here waiting”
dan tanpa rasa bersalah, dan seperti biasa gaya khasnya ngetuk pintu kayak orang mo nagih hutang. Setelah buku sudah di tanganku, eh dia malah minta bab III-nya mbak livia. Ya gak apa sih kalo fotokopi doang, ini gak. Maunya dibawa pulang. Yang benar aja lu. Kalo nanti ditanya sama my PTT gimana dong? Itu kan punya dia. Lagian aku juga perlu, bab III-ku belum kelar. Tapi bukan bagus namanya kalo gak ngotot. Ya udah, timbang dia ngambek dan nangis , aku pinjemin aja dengan deadline sehari. Eh, malah minta jadi dua hari. Ya udah deh, dua hari. Awas kalo gak balik.

11.15 am
Allah send someone to me. Finally, ada yang mo bantu aku untuk survey. My brother, I, telpon ke kos jelasin birokrasi terbaru di PT PAL, tempatku ingin survey. I emang pernah KP disana, jadi tadi pagi, sms terkirim ke dia untuk cari info. Tau2nya saudara-saudara, dia mo bantu aku untuk survey karena PT PAL lagi gak terima mahasiswa KP atau survey TA dari ITATS gara-gara kasus konflik kemarin (huh, yang diatas yang macem2, kita yang kena). Kebetulan, si I ini udah kenal sama SDMnya jadi bisalah lewat dia minta datanya. Gak usah pake surat permohonan survey segala karena udah jelas bakal ditolak. Semoga aja deh bisa bantu. Buat Mr I, jazakallah. Semoga Allah membalas kebaikan antum.

01.45 pm
What, sudah jam 2 kurang ¼ dan aku belum beranjak dari depan komputer dan parahnya aku belum sholat dhuhur. Wah,bisa berabe nih. Gimana mau ditolong Allah kalo kayak gini caranya. Ya Allah, ampuni hamba. Cukup, sekarang aku mau shalat dulu. Lagi gak tenang nih

02.25 pm
Finally selesai juga bab I dan II. Meleset 4,5 jam dari target semula. Gak apa deh, yang penting selesai. What, tinta printer habis? Ngerental deh. Mana duit tersisa 20rb lagi. 11 lembar jadinya 3500, makan siang 3000, trus makan malam nanti gimana? Besok mau survey, duit dari mana? Bismillah aja deh

03.15 pm
Sukses tidak bertemu my PTT. Lab-nya tutup, di jurusan gak ada. Ngajar? Enggak. Ya benar aja gak ketemu. lagian siapa juga nyuruk cari dosen jam segini. Ini mah waktunya mereka pulang. Gilingan lu. Mudah2an besok bisa ketemu. Tadi ke jurusan sebenarnya selain mo nyari my PTT juga pengen liat alamat dan telpnya pak djohani. Aku sih pengennya tanya-tanya gitu deh sama beliau karena TA-ku ini kan pak djohani banget. Tapi, pas di depan pintu jur, ternyata ada mr agus, gak deh. Males kalo ketemu pak dosen itu. wajahnya gak ada nuansa persahabatan sama sekali. Mending pulang deh

03.45 pm
Mr I telpon. Ternyata dia langsung ke PT PAL lho, di perak sana. Aku pikir dia via telpon aja ngomong ternyata dia langsung ke PT PAL ketemu sama bapak di sana. Jazakllah banget ya bro, dan afwan ngerepoti antum. Aku jadi gak enak nih. Udah lama banget gak ada kontak, sekarang kontak pas ada perlu. Nanti dipikir aku komunikasi (silaturahim, red) kalo pas ada maunya aja. Afwan deh. Kalo antum mo mundur sekarang, gak apa deh. (hik..hik..hik). eh, ternyata mr I malah mau ke kos untuk nanya lebih jelas sekilas tentang isi TA supaya dia mau ke PT PAL lagi dan menjelaskan data-data apa yang saya butuhkan. Aduh, jadi gak enak nih

05.20 pm (20 menit menjelang adzan maghrib)
my beloved sister, santje, telpon katanya ada penerimaan pegawai di BRI Ambon dan tes pertama tgl 21 Maret nanti. Trus, tes tahap ke-2 nya bulan april. Dia bingung soalnya disini dia juga sudah kerja di ekspedisi. Dia pengen pulang ikut tes, karena memang dia punya cita-cita bisa kembali ke ambon dan gantiin jagain ibu-bapak. Biasalah, anak tunggal. I have a same dream, back to my lovely city. Ketemu seluruh keluargaku dan tak pernah berpisah lagi.

06.14 pm
Pas lagi tilawah, mbak fitri datang bawain sarung hp hasil jahitannnya sendiri untukku. Katanya mbak fitri buat 5, jadinya ada 5 akhwat yang sarung hp-nya sama include me, suit suit. Jazakillah khoir ya ukhti sayang. O iya, aku kan minta dijahitin sarung qur-an sama minta dipermak sarung shalat jadi kayak rok gitu deh. Kapan nih?

07.13 pm
Asyik, astri datang bawa pudak. Lho, pudak kan dari gresik, dia kan katanya ke kediri. Ngapain mampir ke gresik? Gak penting ah, aku udah lama gak ngerasain pudak. Tapi sebenarnya lagi pengen coklat nih. Udah lama gak makan coklat. Ada gak ya yang mo datang dan ngasi coklat untukku?

08.03 pm
Besok pagi aku harus ketemu my PTT. Ya Allah, mudahkanlah urusanku untuk bertemu dengannya dan semoga gak ada revisi, walaupun kemungkinannya kecil. Semoga juga urusan surveyku bisa lebih cepat. Mudahkanlah ya Alah….

Muktamarku sayang, muktamarku malang

Saudaraku ..........
Aku ingin memahamimu
Layaknya pengertianku akan gelap terang sudut hatiku

Saudaraku
Aku ingin mengerti ikatan ini
Selayaknya isyarat Rasulullah
Bahwa aku dan kau adalah satu tubuh

Saudaraku...
Aku ingin menampung setiap tetes keluh kesahmu
Dalam cawan hatiku
Hingga ku mampu meneguk kesedihanmu
Dan senyum itu pun kembali melekat di wajahmu…….

Jika cinta adalah tangismu
Maka biarkan air mata itu menelaga hingga aku pun berenang mengarunginya
Jika cinta adalah gelakmu
Maka biarkan aku menjaga kesedihanmu tertidur pulas di bilik persembunyiannya

Jika cinta adalah amarah
Maka biarkan aku menampung bara itu
untuk menghangatkan kebekuan jiwa
Andai indahnya ukhuwah ini bisa terlukiskan
maka tak cukup warna cinta untuk menuangkannya ……..
Andai cinta ini bernama
Maka biarkan namamu selalu bersanding dengannya ......

”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat ” ( Q.S 49:10)

Sekpa, 4 Dzulhijjah 1425 H

al faqir Ilallah
posted by M. Awan Eko Sabilah

Baca puisi postingan akh awan di blognya bikin air mata ini meleleh lagi. Teringat akan muktamar yang indah, yang diselingi air mata berlandaskan cinta. Cinta akan amanah, cinta akan saudara, cinta akan ukhuwah, cinta akan dakwah.

22 april 2005 yang lalu, Saat muktamar itu, kita berkumpul untuk melihat dengan jelas masalahnya apa dan mencari solusi bersama2. Semua mata menangis. Suara isak tangis akhwat terdengar dengan jelas di telinga ana menambah sedih dalam hati ini. Sambil terus berurai air mata, kupinta teman2 untuk bersatu. Untuk bisa merasa memiliki KMBI. Untuk tetap solid, saling dukung. Karena dalam AD-ART pun ada kewajiban kita yang salah satunya adalah “mnenjalankan amanah dengan baik” yang ketika itu dibacakan, semua peserta muktamar berteriak “SEPAKAT”. Ingatlah bahwa kata SEPAKAT itu bukan hanya diteriakkan di forum tapi Allahlah yang menjadi saksi kata itu dan kita sudah berjanji. Apapun amanah kita, di posisi manapun kita ditempatkan, berjuanglah karena Allah yang akan menilai. Allah yang akan menilai kita dari usaha kita, dari keseriusan kita menjalankan amanah, bukan pada posisi kita. Setelah itu., forum pun ditutup dengan teriakan Allahu Akbar yang menggetarkan semangat. Para ikhwan saling berpelukan menguatkan. Kami, para akhwat pun saling berpelukan dan mendoakan keistiqomahan. Saat itu pandangan semu ana menangkap seorang akh yang masih duduk mematung di kursinya sambil nangis hingga dadanya sesenggukan dan ditemani 2 akh yang lain memberi kekuatan untuk berhenti menangis.
Muktamar kali itu memberikan banyak pelajaran. Satu hal yang jelas, ana semakin mencintai antum semua dan ana akan terus berada di sisi antum semua. Cinta ana sudah terlalu besar kepada antum semua, dengan segala kekurangan dan kelebihan antum. Cinta ini akan selalu ada di hati. Ya Allah, kuatkan kami ya Allah. Kuatkan kami untuk terus menjaga rumah dawah kami ini. Amiiin

Monday, March 13, 2006

"Bukannya malah anti yang kelaki-lakian?"

Beberapa hari ini, aku bete banget dengan salah seorang ikhwah. Karakterku gak cocok banget sama dia. Aku yang tipe koleris terang aja agak aneh dan males kalo ketemu orang yang sentimentil. BUkannya aku gak punya perasaan. gini=gini, aku juga sentimentil dan kadang melankolis. Tapi kayak gitu kan ada tempatnya. Kita bolehlah terbawa perasaan sentimentil atau sensitif kita pada hal2 tertentu. Tapi kalo sudah menyangkut dakwah, dimana kita semua ada pada satu wadah (jamaah, red), seharusnya harus lebih dewasa menyikapi perbedaan pendapat, harus lebih legowo jika pendapatnya belum diterima. bukannya menyimpulkan bahwa orang2 yang tidak menerima pendapat adalah orang yang marah, gak suka atau egois. Gak kayak gitu kan?
Aneh banget. Beberapa kali aku sudah coba untuk mengerti keadaan ihwah ini. aku memilih kata-kata yang baik, yang kira-kira tidak menyinggung perasaannya yang "halus", tapi kayaknya gak ada perubahan deh. justru, aku merasa tyersiksa karena aku jadinya tidak bisa jujur mengemukakan pendapatku.

Okelah, aku bisa melakukan itu (berbicara menyesuaikan dengan siapa yang kuajak berbicara, yang telmi dan lemot sekalipun), tapi untuk ikhwah yang satu ini, aku memposisikan berbeda. menurutku, beliau yang sudah lama berkecimpung di dakwah, harusnya bisa menerima apapun keputusan syuro, harus bisa menerima tanpa ada kesimpulan sendiri yang lahir dari pemikiran yang menurutku kekanak-kanakan.
Akhirnya, kini aku bersikap sebagai konfrontir. Kini, reaksiku sudah negatif duluan jika beliau yang berpendapat. aku selalu menempatkan dirikku di sudut yang berbeda dengan beliau. okelah, sampai disini aku sadar aku salah. tidak semestinya aku bersikap begitu. Tapi, alhamdulillah aku bisa mengendalikannya dengan tidak menunjukkan bahwa aku di sudut yang berbeda. aku hanya diam dan tidak menanggapi. Dan aku pikir itu lebih baik ketimbang aku berbicara dengan 2 kemungkinan,
1. Jujur tapi itu berarti membuat dia tersinggung lagi dan masalah akan muncul lagi.
2. Mengatakan sepakat, yang itu berarti aku membohingi kata hatiku sendiri
Aku memilih diam. karena biarlah yang lain yang akan berbicara dan ketika sudah menjadi keputusan syuro, maka aku akan siap melaksanakan apapun keputusan itu. Itu lebih baik untukku.
Ini adalah akumulasi dari ke-bete-anku atas sensitifitasnya beliau yang menurutku tidak pada tempatnya. Padahal, dia seorang ikhwan.
Tapi, hari ini aku disadarkan oleh saudaraku se-kajian pekanan. Aku sharing dengannya untuk meminta nasehat darinya,

"......................., gimana dong ukh? aku tau aku salah" kataku
"Ukhti, karakter ikhwan itu macam-macam. akhwat juga gitu kan? banyak macamnya" katanya
Tapi yang ini lain, terlalu sensitif, over banget sensitifnya. kelebihan dosis"kataku membela diri
"perasaan anti aja kali..." dia mencoba membuatku tenang
"ikhwan kok sensitif, kayak perempuan aja" sungutku dengan kesal
"Bukannya malah anti yang kelaki-lakian?" katanya membuatku tersadar

Astaghfirullahul 'adzhim. Ya, aku yang terlalu kelaki-lakian. maksudnya, sifat kholerisku terlalu menonjol dalam syuro sehingga memang berbenturan dengan sifatnya.
"Ukh, rubah sudut pandang anti terhadapnya. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan. anti pun begitu. Terimalah saudaramu, seperti apapun dia. Ubah cara anti menilainya dan ubah cara anti menanggapi prilaku2nya" ucapanya menyadarkanku dari lamunan.
Ya, aku harus merubah sudut pandangku.

Ikhwati,
kadang kita menilai orang lain dengan kacamata kita sendiri.
Sekali waktu, cobalah pake kacamatanya,
dan lihatlah seperti apa dia menilai dirinya sendiri
Maka engkau akan sadar, kenapa dia berbuat hal2 yang menurutmu tidak boleh ia lakukan

12 Maret 2006,
Kepada saudaraku, maafkan saudarimu ini

Pak, terimakasih atas semuanya

Sudah 1 jam aku ada disini dan tidak ada niat untuk menulis apapun di blog ini. Biasanya, hal pertama yang kulakukan kalo ke warnet, jelas adalah ngecek email sendiri. Tapi, entah kenapa hari ini 1 jam aku disini tanpa ingat sama sekali dengan emailku. Ketika teringat, dan akhirnya kubuka, di inbox ada satu subject yang menarik perhatianku. Subject "Turut berdukacita" yang dikirim dari teman yang tergabung dalam milis stm. Jantungklu berdetak cepat, siapa orang yang kukenal yang kini mendahuluiku? Dengan tangan yang gemetar, kubuka email bersubject menyedihkan itu. Bismillahirrahmanirrahim.....

tiada kedatangan tanpa kepergian,
datang melewati jalan setapak menabur benih
pergi meninggalkan nama besar yang terpahat di prasasti hati
selamat jalan pak guru....
semoga di terima di sisiNya
Amien Ya Robbal Alamien

Assalamu Aalaikum Warahmatullohi Wabarakatuh..
Kami seluruh alumni STM TELKOM turut berduka cita atas wafatnya guru kami Bapak Natsir (Guru Fisika kami).
Semoga amal kebaikannya dilipatgandakan oleh Allah SWT atas jasa-jasanya selama hidup dan diterima di sisi Allah SWT.
Semoga keluarga yang ditinggalkan akan diberi kesabaran dan ketabahan menghadapi semuanya.
Amin

NB.
Jenazah akan disemayamkan di SMA 17 dan akan dimakamkan di BONE.
Wassalam

Inna lillahi wa Inna ilaihi Roji'un.
Ternyata, pak Natsir, guru Fisika kami di kelas 2 STM telah berpulang. Lemas seluruh persendianku. Teringat semua yang kami lakukan untuknya. Kami, siswa bandel yang sering tidak mengacuhkan beliau saat ngajar, keluar masuk kelas seenaknya, melakukan apapun yang kita mau di kelas tanpa takut dimarahi. Itulah kami, siswa-siswa bandel yang tanpa merasa berdosa memanfaatkan sifat beliau yang memang tidak pernah bisa marah. Pada akhirnya, nilai kami semua tetap saja bagus karena kebaikan beliau yang tidak punya rasa dendam atau marah karena sering tidak digubris. Kami sering patotoai (ini bahasa makassar yang artinya mengejek) beliau, kadang beliau dengar tapi, beliau tidak pernah marah. Kusertakan 2 email dari dua temanku yang dikirim di milis stm telkom makassar :

diiringi lagu klasik..

soba dan sulfi mangabarkan bahwa pak nasir telah meninggal dunia. Mudah2an beliau diterima disisi-Nya.

semasa sekolah di STM...
thn 1998, angkatan 6 telah melewati 1 thn pertama di sekolah itu.
banyaklah pengalaman selama setahun..
guru2pun semakin akrab... mungkin Pak Wawan guru fisika jadi pengecualian...
bagaimana tdk, kami2 yg merupakan seleksi terbaik di sulawesi paling tinggi ujian hanya dapat 6 (enam). suatu angka yg sangat tdk memuaskan.. apalagi anak e1.

naik ke kls 2. guru fisika Pak wawan diganti dg PAK NASIR..
Orangnya sih Cuek Bebek..
seperti mengajar di depan tembok saja..
Cuman bagusnya, beliau gampang kasi nilai..
bahkan soal ujian tdk jauh beda dg contoh soal..
contoh soal ..soal ujian.. contoh soal..soal ujian

tak ada bedanya, yg beda apa?
yg beda adalah satunya diperhatikan, satunya tdk.

satu hal yg tdk pernah terlupakan, ketika mengajar.
hampir tak pernah menegur kami2 yg selalu patoatoai dibelakang.
ada yg tidur(ini yg paling tinggi ratingnya), menggambar kembali karikaturnya, dengar radio, makan kue(tdk bagi2 lagi).
sy tdk tau apa yg ada dibenak pak nasir ketika melihat kami dibelakang.. pasti beliau melihat kami. cuma mungkin tak berani, karena kami hanya kelihatan pintar tapi ORASI (ora ono isinya. atau karena engkau memang orang yg sangat SABAR serta Low profile. mudah2an engkau mendapatkan pahala disisi Allah SWT.

nah..
melalui email ini, sy hanya ingin menyampaikan permohonan maaf yg sungguh2. memang kami tak sempat meminta maaf kepada beliau secara langsung tapi sy yakin beliau akan selalu dan telah membuka pintu hatinya untuk memberi maafnya kepada sy, dan sy mendoakan semoga beliau diberikan tempat yang mulia disisi Allah Tabaraka Wata'ala.


Best Regards

Budirman
Direktur of Campus Computer.


Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Innalillahi Wainnailahi Roji'un

Telah Berpulang menghadap yang Maha Kuasa salah seorang guru kita yang pernah mengajar kita fisika, tidak lain adalah Drs. Muh. Natsir yang juga merupakan guru besar di SMA Negeri 17

Buat teman-teman yang membaca ini jangan lupa untuk menengadahkan tangannya memohon doa kepada guru kita yang telah banyak berjasa kepada kita semua agar beliau mendapat tempat yang istimewa di sisi-NYA.

saya mewakili anak E3 yang banyak menyusahkan beliau waktu sekolah dulu dan yang terakhir bertemu dengan beliau waktu sama-sama menjadi tim pengembang kurikulum untuk sistem sekolah cerdas mengucapkan selamat jalan segala manfaat dari pertemuan kita akan saya kenang selalu

Muhammad Sulfi
salah satu murid nakalnya E3

Itulah pak Natsir. Pribadi yang sabar, tidak pernah marah seperti apapun sikap kami di kelas. Kadang jika kami bercanda, ribut hingga suara ngajar beliau tidak terdengar, kami pun tidak dimarahi. bahkan kalau kami diberi tugas, biasanya kami langsung protes dan minta beliau membatalkan beri tugas, Akhirnya beliau tidak jadi memberi tugas. Kalaupun beliau berhasil memaksa kami menulis tugas, bisa dipastikan minggu depan tidak ada satupun yang akan mengerjakannya dan dengan berbagai alasan yang tentu saja dibuat-buat (dan beliau tahu itu), beliau terima juga dan sekali lagi, TANPA AMARAH.
Bapak malah sering menanggapi candaan kami. Aku ingat waktu bapak mendikte untuk kami tulis di catatan kami, saat itu bapak salah mengucapkan apa yang seharusnya ditulis. dan bapak bilang "Maaf, yang tadi salah. Yang sudah terlanjur nulis, silahkan diti-ex dan yang belum tulis, tulis dulu baru ditip-ex, biar adil".

Kenangan beliau kini berputar-putar di kepalaku. Pak, maafkan kami yang bandel ini. bagaimanapun bandelnya kami, tapi kami tidak pernah tidak menghormatimu. Seperti apapun kurang ajarnya kami, Bapak jadi idola kami. Aku ingat waktu perpisahan sekolah saat lulusan dan ditanya siapa guru favorit kami, semua kami punya dua guru favorit. Satunya adalah Pak Natsir, dan satunya lagi bisa siapa aja, tergantung masing-masing anak.
Pak, Terimakasih atas semuanya. Maafkan kami ya pak.

Ya Allah, terimalah beliau disisiMU.
Dan jadikanlah ini sebagai pelajaran untuk kami yang akan segera menyusul.

Sunday, March 12, 2006

A true friend..

A true friend never walks away
A true friend will always stay
A true friend looks out for you

A true friend will guard your secrets
like a precious gift
A true friend is there for you
To give you a helpful lift

A true friend tries to make you smile
Tries to replace that frown
They may not always succeed
But they rarely let you down

These arms for you are open
This heart for you does care
And when i think you need me
I'll try to always be there

I'll listen to your fears
I promise not to laugh
Comfort your falling tears
I'll make this friendship last

I'll keep you near to my heart
I'll always hold you dear
Even when we're miles apart
Even when you're here

I hope i am to you
Everything you are to me
For the friendship we have is a special one indeed
With you, my life is felt so wonderful

11 Maret 2006
persembahan untuk alumni stm telkom makassar angkatan 6 (angkatan 1997), dimanapun kalian

Saturday, March 11, 2006

Ruang di hatimu (untuk mbak haniyah)

Sahabat ...
kalaupun aku ada dihatimu, maka itulah kebahagiaanku
Banyak sekali ruang di hatimu,
untuk Allah, Ibu, Ayah, saudara
dan untuk orang yang kaucintai.

Sahabat ...
kalaupun aku ada dihatimu, maka itulah sebab keceriaanku
Ruangan dihatimu pun beragam macam
ruang tertinggi untuk Allah, ruang termulia untuk ibu
ruang terhormat untuk Ayah
dan ruang terindah untuk saudara.

Sahabat ...
kalaupun aku ada dihatimu, itulah penghibur birunya hatiku
Letakkan diriku di ruang yang sederhana, paling sederhana
agar jarang kau ingat diriku tapi tak pernah kau lupa ...

(Sumber : http://boemi-islam.com)

Ctt : kupersembahkan untuk mbak haniyah yang lama tak berjumpa. Tadi siang saat aksi di taman apsari mendukung RUU APP, aku lihat adeknya mbak. Saat itu, kangenku meledak lagi

Thursday, March 09, 2006

Tetaplah Disini Saudaraku....

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Tetaplah disini saudaraku.
Dijalan keimanan. Di jalan keislaman.
Tetaplah bersama-sama meniti jalan ini sampai usai.
Kita semua mungkin telah letih.
Karena perjalanan ini memang amat panjang dan amat berliku.
Tapi, tetaplah disini dan jangan menjauh.
Yakinlah, kenikmatan yang kita reguk di jalan ini,
jauh lebih banyak ketimbang orang-orang yang lalai.
Keindahan yang kita alami disini,
sangat lebih indah daripada keindahan yang kerap dibanggakan
oleh mereka yang jauh dari jalan ini. J
angan berharap atau tertipu dengan fatamorgana kenikmatan,
keindahan, kebahagiaan semu yang sering kita lihat
dari orang-orang yang jauh dari tuntunan Allah SWT.
Tetaplah Di Sini

Wassalam

Source : Berjuang di Dunia, Berharap Pertemuan di Surga (Refleksi Ruhani Pejuang Dakwah)

Korban Skripsikah??

Korban skripsi mulai bermunculan. Danis terpaksa mampir istirahat di RS Haji karena terkena demam berdarah lantaran kondisi yang tidak fit sehingga imunnya turun. Tapi alhamdulillah, danis terjatuh setelah dia menyelesaikan skripsinya. Tinggal maju sidang katanya. Kapan ya aku? Ya sudahlah, gak usah dipikir. Kalo kata pak ahmad (dosen pembimbingku tercinta), jangan dipikir, tapi dikerjakan. Suatu saat aku juga insyaAllah akan sampai di tahap itu setelah melewati proses yang sudah dilewati danis lebih dulu. Semua harus berproses kan? (menghibur diri sendiri tuh).
Pokoknya, aku gak boleh sampe sakit. Bagaimanapun, aku harus tetap jaga kesehatanku. Walaupun sekarang kakinya mulai sering kambuh lagi, tapi semoga tidak menjadi penghalang. Yah, kalaupun harus sakit, semoga setelah selesai aja sakitnya.
Semoga tidak ada korban2 skripsi lainnya. Semoga kami semua diberikan kemudahan. Karena terus terang, di kampus kalo ketemu teman2 yang sedang TA, tampang mereka semua pada gak enak dilihat. Keliatan banyak pikiran dan gak banyak omong. I can understand it.
Tetap semangat aja deh.
Allahu Akbar !!!!!!

Thanks to Listen to my pray (Catatan skripsi 1)

Alhamdulillah tak putus-putusnya kupanjatkan rasa syukurku kepada Yang Maha Memiliki Jiwa Manusia. Betapa penyayangnya sehingga Ia telah mengabulkan doaku.

Hampir tak percaya waktu diberitahu bahwa pendaftaran seminar pra sidang diundur hingga tanggal 30 maret dari yang tadinya tanggal 22 maret.

Seperti ini ya rasanya nyusun TA itu. Sepertinya tidak ada kata lain yang berputar di kepala selain 7 huruf sakti itu S K R I P S I. Tidur jadi gak tenang, makan jadi gak nafsu, mo ngapa-ngapain bingung karena berpikir waktunya lebih baik dipake untuk selesaikan skripsi. Padahal kita harus tawazzun kan?

Seperti menghitung hari, tinggal 2 minggu lagi pendaftaran pra sidang ditutup. Tapi tak percaya rasanya waktu ke kampus dan diberitahu kalau pendaftaran diperpanjang hingga 30 maret. Aku bahkan tidak mempercayai mataku sendiri. Kupelototi dan tak mau kukedipkan mata berharap pengumuman itu bukanlah mimpi. Memang tidak menyelesaikan masalah, tapi paling tidak waktuku masih 3 minggu lagi. Ya Allah, terimakasih telah memberikan kemudahan seperti ini. Semoga tidak kusia-siakan lagi.

Setelah ini, banyak yang harus kulakukan. Survey, cari tambahan literatur, temui pak dwi atmono untuk belajar markov.

Untuk semua ini, aku hanya butuh satu langkah awal. Langkah seribu dimulai dari satu langkah. Begitupun diriku, aku hanya harus memulai, maka semuanya akan berjalan. Tadi pagi sudah kulakukan langkah itu. walaupun langkah itu masih kecil tapi aku sudah melangkah. Semoga aku bisa menyelesaikan apa yang sudah kumulai ini dengan baik.

Ibu, setiap kumerasa lelah, setiap ku ingin menyerah, wajahmu membuatku bertahan. Ingin kupersembahkan semuanya untukmu, ingin kulihat engkau tersenyum karenaku hingga kumerasa pantas untuk mencium surga di kakimu.

Papa, kau inspirator hidupku, karenamu aku berani hadapi ketakutanku sendiri. Semoga langkahku sesuai harapanmu. Karena kalianlah, aku tak ingin menyerah lagi.

Wednesday, March 01, 2006

My Birthday sms

Bukannya mau ngerayain ulang tahun, karena tahun tidak pernah berulang. Hanya bersyukur karena pada hari ini, banyak doa terucap untukku.

26-Feb-06 ; 23:59
Astri kost : “Sbg seorg tmn q blm prnh ksh u p2.tp q py ht+syg yg siap q brkn jk itu yg u mnt, dhr yg pntg n mrpkn hr klhirnmu ni q ucpkn H@PPY BirThD@y to you my Best frend
"seorang sahabat di kost yang telah memposisikanku sebagai kakak. banyak sudah kiota lewati bersama, senang dan sedih. pada akhirnya, kita adalah saudara dimanapun nanti jalan kehidupan kita memisahkan kita"


27-Feb-00 ; 00:00
2nd sista : “ Seiring usia yg b’+ sblknya jatah umur qt b”-. Ss0 yg b’gembira dgn hr kelahirannyasesungguhnya dia b’suka dgn majunya kematian. D0aku sll menyertaimu sista’. Miss Uuuu”
"Adik yang menemaniku hidup jauh dari orang tua. Kalo kata pepatah ambon, sagu salempeng, pata dua. apa2 dibagi dua. dek, i love you. walaupun sering menyakiti dan melukai perasaanmu, membuatmu kecewa, tapi aku sangat menyayangimu"

27-feb-00 ; 01:20
Fariz 02 : “met Ulan9 Tahun Jen9 Eby. Sm09a taun ini lebih baikdrpd taun kmaren ‘n sm09a skripsinya ceper slse taun ini. A…min (“,) from Co. Cakep se-ITATS he…99x =]
"Asisten baru di lab PBL. hanif dan sekarang sedang diprospek sama ikhwan yang jadi asisten juga. Kalo kamu udah jadi ikhwan, gak mungkin deh berani kirim sms kayak gini lagi. But, i understand kok. Thanks ya, bro. Maafin aku kalo agak-agak keras di lab ya."

27-feb-00 ; 05 : 01
1st PanDA : “Slamat merayakan hut ke 23.semoga tambah cantik,pintar,sukses dan menjadi anak yg SHOLEHAH"
"Pa, you are verything. I am speechless to explain how much i love you. i am proud to be a part of your life and have you in my life is a wonderful thing in my life"

27-feb-00 ; 05 : 18
3rd sista : “Ass.berkurg seumur y c. doa ega, moga +pintr,baik,alim,sehat,umur pjg,enteng rezeki,cpt selesaikuliah,n tetp jd good sister 4 me. Amin…
"Makasih ya adek sayang. i miss you. tetaplah jadi dirimu, banggalah dengan dirimu karena kami semua mencintaimu"

27-feb-00 ; 05 : 26
4 th sista : “happy birthday. Smg + manis + pintar + entg rjki + sholehah!
"Makasih doanya ya sayang. Ca sangat menyayangi adek hingga sesak napas ini menahan rindu"

27-feb-00 ; 06:57
Santje my Dear : “ Ass, met ULTAH yg k-23 y say. Mg2 smua harapan n k’ingnanm bs t’wujud n + dwsa dlm m’nyikapi hdp. Othre othre deh
"Sahabat masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. 23 tahun sudah hitunganku, 18 tahun kita sudah bersama. sejak kelas 1 SD sampe saat ini kau tak tergantikan"

27-feb-00 ; 07:49
0813...... : “Kadang qt perlu momen2 khususu/ memulai suatu prbahan&perbaikan. Happy birthday
"No comment. just jazakumullah ahsanul jaza, semoga ini adalah momen yang antum maksud itu"

27-feb-00 ; 08:42
eman sTElk : “Ass wr wb,de baik2 jako? Kena banjir ga? Btw, HAPPY BIRTHDAY ya syg, smg sllu dlm lindungan Allah SWT, diberi reki,jodoh&kshtn.Amin
"Sahabat dan kakak saat di STM dulu. Ibunya adalah ibuku, ayahnya adalah ayahu. adik2nya adalah adikku dan kakaknya adalah kakakku. selamanya akan seperti itu, insyaAllah walaupun jarak telah terbentang di antara kita"

27-Feb-06 ; 18:18
1st paNDa : “Selamat ulang tahun. Sehat dan sukses menyertai.Semg lbh baik.Jgn lupa jaga kesehatan dan sholat.Ibu
"Ibu, aku sangat merindukan doamu karena itu adalah nafas kehidupanku."

28-Feb-06 ; 12:46
Santya UNMUL : “&tdkDipnjgkanUmurSeorg&tdkPulaDkurangiUmurnya,MlainknSdhDttpknDlmKitab(LauhMahfuz Qs. 35:11)HdpBgaiAirTakBsKmblKeMsLalu.MetMilad.MgUsianyaBrkh.MissU
KmrnPlsHbs 
"Seorang ukhti yang menjadikanku kakaknya. dek, ukhuwah kita yang bermula dari awal yang sebentar (saat FSNas XIII di samarinda juli 2005), insyaAllah akan selamanya sampai hari akhir. i love you so"

28-Feb-06 ; 18.30
1st sista : "Walaupun terlambat, kemarin telah terlantun doa untukmu sayang. dari lubuk hati caca yang paling dalam, caca mendoakan segala kebaikan untukmu. i love and miss you"