Thursday, November 30, 2006

GSI

Hari ini niatku ke rumahnya pak Djo, dosen favoritku "Dosen yang dekat di hati" keturutan juga. Walaupun pake acara muter-muter dulu di Gunung Sari Indah tapi ketemu juga.

Seperti biasa, keramahannya selalu membuat tenang ngobrol dengannya. Walaupun sudah tua tapi jiwanya masih nyambung sama kita dan ramah banget.

Pak djo, bapak sadar gak sih punya secret admirer? Saya ngefans berat lho sama bapak.

Wednesday, November 29, 2006

GerIMIs LaGi...kisah sebuah ukhuwah

Terpekur sendiri di ruang PLC sekolah, memandangi monitor tanpa tau harus menulis apa. Begitu banyak kata-kata yang bermunculan di benakku tapi aku tak kuasa menuliskannya.

Hatiku sedang gerimis. Pergi lagi seorang teman pagi ini dan aku merindukannya. Tak bisa kulihat punggungnya saat ia berbalik. Tak bisa dan tak ingin agar memori kepergiannya tak pernah ada.

4 tahun yang lalu, ia tiba-tiba saja muncul dalam hidupku. Mengajakku meniti jalan Allah dengan lebih baik. Bersama menguak keajaiban hidup dan merasakan nikmatnya ukhuwah, salah satu kenikmatan surga.

4 tahun sudah ia mengisi hidupku. Saat senyum, saat tawa, saat menangis, saat marah, saat lelah, saat futur, saat bersemangat, saat kecewa, saat saat sakit bahkan saat lapar, she is always there.

4 tahun sudah, tapi memori tentangnya begitu banyak dan semua indah. Saat ia ikut berkeringat denganku ngangkat-ngangkat barang pas boyongan kos, saat badanku dipijet sewaktu kelelahan, saat sup buatannya menghangatkan aku kala sakit, saat tubuhku digendongnya ketika tak kuat berdiri, saat bahunya ia berikan kala duka menerpa, saat jemarinya menghapus airmataku, saat membelai rambutku ketika berbaring lemah, saat cerita-cerita lucu mengalir kala tau aku butuh tersenyum, saat tertawa mendengar cerita-ceritaku, saat memegang tanganku kala tersesat, saat membantuku keluar dari jalan buntu, saat mendengar emosi-emosiku meledak keluar dan ia hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum, saat pendapatku terasa begitu penting untuknya, saat kumaknai semangat serta keteguhannya menjalankan amanah, saat kupelajari totalitasnya dalam bekerja, saat kupelajari betapa ukhuwah yang tulus itu benar-benar ada karena ia bukti nyatanya, saat begitu banyak kisah ajaib dalam hidup kulewati bersamanya.

Dan kini,
Ia pergi untuk satu tujuannya yang lain. Ia memang harus kembali. Disana, ia lebih dibutuhkan, bukan cuma keluarganya tapi juga masyarakat di sekitarnya, dakwah Islam Kalimantan menanti semangatnya untuk bergabung. Berat rasanya melepas tapi kupahami bahwa pertemuan dan perpisahan adalah keniscayaan. Suatu saat, setiap kita memang harus berpisah dengan yang kita cintai, untuk sebuah pertemuan agung dengan cinta sebenarnya, ALLAH SWT.

Semalam saat ia datang untuk pamitan, I cant see her eyes. Gemuruh hati ini menahanku untuk tidak banyak bicara. Secepat inikah aku harus kehilangannya? Tidak, aku tak mau ia melihatku menangis. Kuhargai keputusannya dan kudukung dengan seluruh hatiku. Saat ia pulang, I cant stand it anymore. Jatuh, terhempas, mendung yang sejak tadi kutahan akhirnya hujan juga, badai dan banjir. No, I still have chance to let her know that I love her so much.

Selepas subuh, kudatangi ia di kosnya. Kami bercerita seakan tak akan ada lagi cerita setelah itu. Kami tertawa seperti tak akan ada lagi tawa. Senyum itu, tawa itu, suara itu, omelan plus teguran berbungkus kelembutan, akankah kudengar lagi? Kupandangi habis seluruh wajahnya hingga mataku penuh dengan wajah indah itu. Kusayangi engkau karena Allah, bisikku dalam hati. Tak bisa ia dengar tapi aku tau, bisa ia rasakan. Karena aku tau, ia juga menyayangiku, mencintaiku. Cinta kami tak perlu diungkapkan, karena kami sudah merasakannya, lama, dalam.

Ukhti, anti menghuni satu kamar di jiwaku. Setelah anti pergi nanti, pintu kamar itu ana tutup agar tak ada orang lain yang masuk. Pintu itu hanya punya dua kunci. Satu kupegang, agar saat kumerindukanmu, aku akan masuk, duduk di pojok kamar itu dan mengenangmu disana. Satu kunci lagi kau bawa. Datanglah kapanpun kau ingin. Itu kamarmu.

Ukhti, terimakasih untuk selalu ada 4 tahun ini untukku
Terimakasih telah ikut memberi jejak dalam hidupku
Terimakasih atas kisah-kisah ajaib yang kita lewati bersama
Anti adalah satu kisah cinta ana yang tak pernah berakhir. Fisik kita berjauhan, tapi dua hati ini telah menyatu
Selamat berjuang di kampung halaman
Aku akan merindukanmu, sangat
Letakkan aku di ruang hatimu yang paling sederhana, agar jarang kau ingat, tapi tak pernah kau lupa.

Kudaratkan kecupan di kedua pipi dan keningmu sebagai akhir pertemuan fisik kita. Saat itu, hati kita begitu dekat, hatimu pasti bisa dengar jiwaku berteriak kalau aku mencintaimu, benar-benar mencintaimu karena Allah.
Ajaib, begitulah kau untukku. Pergilah ukhti, kau insyaAllah akan semakin menjadi ajaib disana. Kuyakin

Nb : jangan nolak ya jadi supplier kayu kalimantan kalo aku dapat proyek di Ambon, who knows? 

Sunday, November 26, 2006

Sisi Lain Aksi

Sisi indah aksi selain tema yang diusung adalah saat bertemu saudara-saudara seiman. Di setiap aksi, pertemuan dengan saudara-saudara yang tidak setiap hari bisa bertemu itulah yang aku rindukan. Tau kabar terakhir mereka, dengar cerita-cerita mereka selama tidak bertemu. Senyum serta tawa mereka yang menyejukkan hati, jadi satu alternatif bahan bakar semangatku untuk kembali meneguhkan langkah dan menegapkan tubuh dalam barisan dakwah ini.

Seperti aksi tadi siang di depan patungnya Gubernur Suryo, depan Grahadi. Wacana yang diusung adalah anti kekerasan terhadap perempuan. Aura semangat dari akhwat-akhwat di sekitarku yang begitu ridho memberi waktunya, berjemur di terik matahari pukul satu siang, sangat terasa. Pancaran keikhlasan dari sorotan mata di balik slayer serta dari pekikan takbir yang membahana menguatkan hatiku untuk tetap berdiri bersama mereka memperjuangkan hak-hak kami sebagai perempuan.

½ jam aksi berjalan, seorang akhwat disampingku menegurku :
“Mbak febry ya?” she know me behind my blue slayer

Kualihkan pandanganku : “iya, saya” ups, mata ini tidak kuingat.
Slayernya pun dibuka, dan dek Nisa, akhwat JMMI yang berdiri di hadapanku. Lama tak bertemu. Begitu banyak cerita tentang ia yang kudengar setelah itu. Saat tau rencana kepulanganku, tanganku yang dari tadi digenggamnya tak mau ia lepas bahkan ia pererat. Dek, ana uhibbuki

Sebelum pulang aksi, bertemu dengan adek-adekku yang lain dari UNITOMO. Dek lina, dek titin, dek ifa cs yang protes-protes karena sulit menghubungiku belakangan ini. Afwan adek-adekku sayang, ane ganti nomer. Aku juga emang udah lama gak maen lagi ke kontrakan mereka. Mengalirlah cerita tentang perjalanan dakwah kampus mereka. Ya, sekarang memang masanya mereka. Ana uhibbukum fillah

Hal-hal seperti tadi yang bikin aku sering tidak percaya bahwa yang indah ini sebentar lagi akan kutinggal. But, I believe, there is another miracle. However, this nice thing is always in my memory. I love you all, my sisters in brotherhood of Islam

Saturday, November 25, 2006

Lembaran Hitam? Gak, Bukan!!! Ada cahaya Perak di Balik Gelapnya Awan

Bismillah

Perjalanan ini berhenti di titik 05.45 am
Setiap perjalanan ada tempat peristirahatan dan ada tempat untuk benar-benar berhenti. Kali ini, perjalanan ini benar-benar berhenti setelah sempat beberapa kali beristirahat

Lembaran Hitam?
Benarkah perjalanan ini adalah lembaran hitam kehidupanku?
Tidak, aku tidak merasa itu lembaran hitam. Bagaimana bisa aku memaknai sebuah episode kehidupan yang di dalamnya ada kepingan pelajaran-pelajaran sebagai sebuah lembaran hitam? Ini adalah kepingan puzzle dari serangkaian puzzle raksasa yang pada akhirnya membentukku menjadi seorang yang lebih baik, lebih bisa memaknai hidup dan menjalaninya dengan indah.

Banyak hal yang tidak terjadi sesuai dengan apa yang kita perkirakan. Ini satu bukti lagi bahwa di belakang semua hal, setiap hal, ada Sesuatu yang mengatur dengan begitu indah. Mungkin saja pada saatnya, kita tidak bisa memaknai dengan tepat. Tapi, waktu akan membuat pikiran dan perasaan berubah dan merubah sudut padang kita hingga kita bisa berteriak :Wow, inilah rahasia Allah itu. Sampai juga aku di titik ini”. Ya, suatu hari nanti

Dalam bilangan hari-hariku, tidak semua hal berjalan sesuai yang aku inginkan atau aku prediksikan. Ada pula hal-hal yang terjadi yang begitu jauh dari dugaan, terjadi begitu saja dan tak ada pilihan lain selain menerima. Mengushakan sesuatu, aku yakin selalu ada saja hikmah dan amal. Sesuatu yang baik tentu saja

Aku sering bilang ke orang-orang, perjuangkanlah sesuatu yang kau yakini, perjuangkanlah bukan karena kau harus tapi karena kau ingin, karena it will give you more power, different strength. Biasanya ada 4 faktor yang kupikirkan ketika aku harus melakukan atau memperjuangkan sesuatu
1.Apakah sesuatu itu benar-benar aku inginkan, dan aku yakini benar keinginanku memilikinya?
2.Apakah sesuatu itu boleh untuk aku?
3.Apakah sesuatu itu tidak ingin kumiliki tapi orang lain yang menginginkanku memilikinya?
4.Apakah sesuatu itu benar-benar tidak kuinginkan?

Kalo kontemplasiku menemukan hasil, barulah kutentukan apa yang harus kulakukan. Jikalau opsi pertama sebagai jawabannya, maka aku akan benar-benar memperjuangkannya. Pintu satu ditutup, kutempuh pintu lain. Jalan yang satu buntu, aku cari jalan lain. Bahkan ketika jalan itu tidak ada, akan kubuat jalanku sendiri mencapainya. Hingga ketika Allah memutuskan takdirNYA setelah setiap usaha kulakukan, maka berdamailah aku dengan takdir.

Jika opsi kedua adalah jawabannya, maka aku tidak akan muncul menjadi orang yang ngoyo. Sama aja kayak aku ditanya kamu suka gak sama tar labu. Jawabanku bukan suka dan tidak, tapi kalo tar labu ada, aku makan, gak ada, aku gak akan cari. For this condition, i accept everything.

Opsi ketiga, aku akan menjalaninya selama orang yang menginginkannya adalah orang yang berarti dalam hidupku. Selama ini yang banyak terjadi adalah opsi ketiga. Orang tua, keluarga, yang menyayangiku kemudian menginginkan aku melakukan atau bahkan menjadi sesuatu, i will do that. Kayak pilihan ke STM selepas SMP, sebenarnya bukan gua banget. Gak pernah terpikirkan akan sekolah di STM, tapi karena my mother want me to, kuputuskan membuang diriku dalam kawah candradimuka itu. Hingga ternyata kutemukan dunia lain, dunia yang penuh warna, dan aku jatuh cinta pada dunia itu. Selain itu, melihat orang tuaku bahagia, juga jelas ada bahagia dalam hatiku.

Jika opsi keempat, MAAF, tidak akan kulakukan. Tidak akan kuperjuangkan

Perjalanan yang baru saja kutuntaskan ini, sebenarnya belum kutemukan opsi keberapa sebenarnya ini. Tapi Allah yang Maha Besar telah menunjukkannya padaku untuk berhenti saja. Paling tidak, telah ada kejelasan dari perjalanan yang kulakukan ini.

Sampai disini, rasanya kayak aku sedang di pinggir jalan nunggu lyn untuk membawaku ke tempat tujuan. Begitu lyn kosong itu terlihat di kejauhan, segera kuberhentikan tapi lyn itu tetap jalan. Sopirnya gak lihat keberadaanku di pinggir jalan.
”Oke, bukan rezekiku dan juga bukan rezekinya.” Kuambil buku dalam tasku dan mulai membacanya sambil sesekali mengangkat kepala melihat kalau-kalau ada lyn yang lewat lagi.

Gak perlu kan aku mempertanyakan kenapa sopir lyn itu tidak melihatku di pinggir jalan? Gak perlu juga aku lari mengejar lyn itu. Tenanglah, ada lyn lain yang akan datang dan kunaiki kemudian sambil duduk manis melanjutkan bacaan sambil sesekali menanyakan kabar pak sopir hingga sampailah aku di tujuan.

Terimakasih Allah, aku baik-baik saja.
Terimakasih Allah, atas setiap rahasiaMu yang kau atur dalam hidupku, manjadikan setiap episode menjadi batu bata penyusun diriku hingga tiba saatnya nanti aku berdiri di hadapanMU sebagai hambaMU yang mampu belajar memaknai setiap gugurnya daun, setiap hempasan ombak di karang, setiap semilir angin yang menerpa jubah serta kerudungku dan memaknai setiap bulir air mata, keringat, senyum dan tawa yang kualami, insyaAllah

Teman, kuharap engkau baik-baik saja. Kuikhlaskan yang kau ingin aku ikhlaskan dan kupinta keikhlasanmu atas kekhilafanku yang tak terhitung. Ukhuwah ini indah.

MaaF



Di adegan telpon-telponan tadi pagi, judulnya sih closing telephone. Dari namanya, jelas ada yang namanya maaf-maafan.

Bodohnya aku, ketika diseberang sana meminta maaf, reaksiku dengan tulus:
”iya..iya”. itu sama dengan ”oke, kamu memang punya salah. Tapi baiklah, saya maafkan”

Giliran aku yang minta maaf, sebelum speechnya selesai, di seberang sudah bilang :
”gak...gak” dengan nada yang sama dengan ”Gak, kamu gak salah kok. gak usah minta maaf”

Beda banget ya. Langsung aja aku malu banget. Alhamdulillah wajahku gak terlihat, jadi aku gak perlu repot-repot mencari dimanakah wajahku harus kusembunyikan for a while. Kesannya aku tuh gak punya hati banget. Asli, aku malu sama saudaraku itu dan malu sama diri aku sendiri.

Friend, terimakasih ya.Tanpa kausadari, banyak pelajaran yang sudah kuambil darimu. Terimakasih sudah jadi salah satu teman terbaikku. Maapin yee

ps : papa mo ke malang senin besok. Berarti ada kesempatan ketemu dong. Allah, terimakasih ya. Pic diatas itu koleksi terbaru lumba-lumbaku. Yang atas namanya dodol, yang bawah namanya pipin. Judulnya sih dolphin gitu. Gak nyambung sama tulisan di atas tapi kan gak salah. Jadi ya cuek aja.

Monday, November 20, 2006

Nikah, Tema favorit MinGGU Ini

Bismillah…
Belakangan ini kenapa topik tentang pernikahan itu banyak banget peminatnya. Bahkan kalo gak nyambung juga disambung-sambungin.
Macam pagi tadi. Niatnya teman-teman tuh datang silaturrahim ke kos. Pas ngobrol-ngobrol dan biasalah, nanya nanya kesehatan gitu, tiba-tiba aja one of them nyeletuk “aku tau bi, obatnya tuh nikah. Banyak lho yang sakit ini lah sakit itu lah, setelah nikah, malah sembuh”

Aduh, please deh. Gak gitu kali aturannya. Mana ada orang sakit obatnya nikah. Liat liat sakitnya dulu dong. Gak solutif banget deh. Gak kreatif. Kalo kayak gitu, apa kabar pak dokter tuh.

Masak apa-apa, solusinya itu. Dicurhatin masalah kerjaan, solusinya nikah, urusan kuliah, nikah juga sarannya, urusan amanah dakwah, lagi-lagi ke nikah. Mana bisa dipukul rata kayak gitu. Emang kalo nikah, abis gitu masalahnya, nguap gitu aja? gak banget kan.

Kalo nikah itu dipikir udah bisa nyelesein semua masalah, mending jangan nikah dulu deh karena itu berarti belum matang. Berani nikah itu berarti berani susah juga karena isinya pernikahan tidak melulu suka. Jadi kalo dibilang semua bakal selesai dengan nikah, eits nanti dulu. Nikah itu harus siap dengan suka dukanya, bukan cuma perkara suka. Siapa sih orang yang gak siap terima kebahagiaan, kesenangan? Yang susah tuh kalo tiba-tiba dihadapkan pada masalah, nah, kuat gak, siap gak? Kalo gak ada saran yang lebih pas, mending juga diam aja daripada ngawur, asal, gak jelas gitu.

Pengen banget bilang “bisa diam gak sih?” (heran, penting gak sih “nyolot-nyolot” untuk urusan ini), tapi sebelum diucapin, mereka udah nantang “ya udah, kita yang cariin. Nanti buktiin sendiri setelah nikah”

What??? Apa-apaan tuh tadi. Gak usah repot-repot deh. Tidak…tidak…tidak !!!!!!

Biar gak keliatan kalo aku panik ditawari kayak gitu, Kutantang balik aja “Ya udah, tapi syarat utamanya HARUS MAU MENETAP DI AMBON”
*sambil tertawa menang, susah tuh pasti nyarinya. Biarin, kalian yang ngajuin diri kan*

Wajahnya pada berubah tuh. Kalo di film kartun, imajinasiku otak mereka lagi kayak pakaian abis dicuci, diperas buat mikir. Makanya jangan coba-coba nantangin eby. Makasih ya para akhwat yang entah kenapa tiba-tiba jadi centil semua. Bukannya ilfil sama ginian, tapi penting gitu ngomongin sekarang? Amanah tuh dipikir, udah kelar belom?

Itu tadi baru sama anak2 dari pusat, sorenya pas ketemu yang dari arah selatan, eh sama aja. Pesan-pesannya gak jauh-jauh dari urusan nikah. Please deh, yang lain kayaknya banyak deh yang lebih urgen untuk diobrolin.

Sama sekali bukan maksud untuk menentang lembaga sakral itu, cuma ada kali ya waktu untuk itu. So gak usah dibikin jadi obrolan setiap saat gitu deh. Masalah kader, masalah amanah, masalah tarbiyah, masalah ruhiyah, masalah kuliah atau cari maisyah kayaknya lebih tepat untuk dijadikan obrolan. Lebih penting dan bermanfaat. Sekali lagi bukan berarti saya menganggap bicara tentang pernikahan tidak penting dan tidak bermanfaat, tidak, sama sekali tidak. Saya hanya merasa bahwa ada-lah waktu untuk membicarakan itu. Untuk saat ini, apa itu menjadi begitu penting untuk diangkat menjadi tema dimana-mana? Gak kan?

Santai aja kali. Sudah ada Allah yang ngatur dan gak mungkin salah kok.

Friday, November 17, 2006

UsrohKu TerCInTa

Bismillah.

“Ukhuwah adalah degup penuh makna yang mengalir indah bersama aliran darah, berawankan ketsiqohan yang tiap tetesannya mampu menelusup jernih menembus karang prasangka dalam hati yang puncaknya berbuah keitstaran.”

Cerita 1 : Usroh rohmah. Satu kisah terbaik tentang ukhuwah yang kumiliki. Sejak 3 tahun yang lalu, kebersamaan ini begitu penuh kehangatan. Ukhuwah yang unik yang tidak meninggalkan cela sedikitpun.
Bahkan hingga di detik-detik terakhir ini, saat kita telah memilih hidup kita masing-masing, saat takdir tak lagi mengizinkan kita bertemu seintens biasanya, tapi hati kita tak pernah berjauhan.

Setahun memang kita tidak bertemu fisik secara intens dan lengkap. Tapi kita sudah membuktikan bahwa setahun itu kita lewatkan dengan mudah, tetap indah, ukhuwah kita tetap lekat. Dan kini saat takdir memutuskan bukan cuma tidak intens, tapi memang tidak bisa bertemu lagi, maka aku yakin, cerita ukhuwah ini tidak akan sirna. Kisah kita tidak tamat, justru inilah awal pembuktian ukhuwah kita yang berjauhan tapi “dekat”.



Tadi sore, mungkin akan menjadi pertemuan terakhir kami. Mbak imas udah duluan ke Medan ikut suami, mbak febi udah balik ke mojokerto, mbak yuni bentar lagi ke kaltim ikut suami, dan aku, mungkin juga akan pergi. Gak rela rasanya melepas pertemuan ini, tapi itulah sunnnatullah. Ada perjumpaan, maka ada perpisahan. Bibirku kelu, tapi hatiku ingin berteriak, AKU SAYANG, AKU CINTA KALIAN sejak pertama kita bertemu.

Cinta yang mengikat kami bukan cinta biasa. Cinta yang berbeda. Cinta yang tak lekang oleh massa. Mereka adalah sahabat-sahabat terbaik saya yang terus akan bertambah seiring tapak kaki melangkah. Mereka sahabat dari surga. Semoga kami tetap istiqomah dan kelak bertetangga di alam nirwana. Insya Allah.

Cerita 2 : Sesaat sebelum pamitan, mbak yuni mengulurkan sebuah kado untukku. Kertas kadonya penuh dengan love gitu yang tentu saja mengartikan cintanya padaku. Aku terharu menerimanya. Tanganku gemetar ketika harus menerima. Seharusnya akulah yang memberikannya kado karena 11 hari yang lalu, ia melepas masa lajangnya.



Di rumah, saat kubuka, isinya adalah

sebuah kerudung biru (she know I like blue a lot), buku 10 wasiat Hasan Al Banna (pantes aja siang tadi sms nanya aku punya buku 10 wasiat Hasan Al Banna gak, kirain mau minjam), dan secarik kertas. Isinya :

Untuk eby

Ebi …
Kerudung ini sdh kupakai. Sengaja kuberikan ke ebi biar ebi ingat aku terus.
Semoga buku ini ebi belum punya.
Aku gak bisa ngomong bi, habis sedih.
Yang jelas, aku sayang ebi

Yuni

I love you too mbak yun. You know how much I love you and the others. You know that. You know how our love going to grow every single time. Kisah kita indah, terlalu indah.

PS : Usroh Rohmah = eby, yuni, imas, dina, citra, binti, zahroh, feby, haniyah, yuli = Cinta

Wednesday, November 15, 2006

AARRGGGGHHHH....

Hari ini ada kejadian menjengkelkan plus memalukan. Tidak seperti kelas 2 yang masuk ke kelasku pekan kemarin, pekan ini yang masuk kelasku adalah kelas 2 yang kelakuan anak2nya sering bikin aku jengkel dan kudu pintar-pintar nahan emosi. Entah kenapa, emang sejak awal berinteraksi dengan kelas yang ini Juli lalu, moodku gak enak banget. Ngajarnya gak dari hati. Beda banget sama kelas dua yang lain

Tadi tuh puncaknya. Masak dengan HP kamera mereka, mereka ambil gambarku. Alhamdulillah Allah menjagaku dari fitnah, mereka kupergoki sedang mengarahkan kameranya ke wajahku. Salah satu usahanyanya bahkan begitu dekat dengan wajahku saat aku membelakangi dan berpura-pura memanggilku. Segera saja tangannya kuhempaskan dan HP-nya aku sita. Nggak peduli HPmu jatuh dan rusak, itu urusanmu. Salah sendiri kan

Setelah teguran dariku, HP itu lantas aku bawa ke wali kelas mereka yang juga partner ngajar di bengkel kontrol. Kuadukan pada beliau dan itu menjadi urusan beliau. Sungguh aku tidak terima perlakuan itu. Benar-benar sudah melampaui batas

Sunday, November 12, 2006

My Favourite Class

Guest what happen today?

Di pekan pertama masuk sekolah lagi, aku dapat hadiah dari Soiful, salah satu siswa favoritku. Sebenarnya sekolah sudah masuk kamis pekan lalu, tapi berhubung jadwal ngajarku cuma Sabtu, jadi skalian aja izin Sabtu sama seninnya. Selasa, baru deh masuk sekolah, dan kemarin selasa itu si Soiful emang gak masuk. Kata anak2 sih, sakit tapi ada yang bilang bolos. Ada yang kurang aja gak ada Soiful, sang vokalis.

Nah, tadi pagi tuh, Soiful beli pepaya dari seorang tua di depan sekolah dan ngasikan ke aku. Awalnya saya suruh cari pisau di kantin biar makan bareng-bareng aja tapi pisaunya gak ada. Udah nolak mati-matian pepaya itu, Soiful juga maksa mati-matian bahkan kalo sedetik saja aku terlambat ngambil tuh pepaya, kayaknya dia bakal mati beneran deh (hiperbolis banget gak sih?)

Selain itu, dari mana 6 anak andalanku tau kalo aku punya rencana meninggalkan sekolah ini, mereka jadi kayak pak pol interogasi aku. Mengapa, kapan, emangnya ada apa dll. Aku sih modal senyum aja nanggapin. Maaf ya anak-anakku (cieee), kalian kayanya gak perlu tau deh sedetail itu. Lagian juga baru rencana kok.

Buat Soiful, terimakasih ya pepayanya. Buat 6 murid favorit+andalanku (Ratno, soiful, heri, Priadi, Cholid, Yuliawanto), terimakasih telah menjadikan kelas ini begitu nyaman kumasuki. Buat kelas 2 TPFl 4, Terimakasih buat hari ini ya, kalian sangat baik. Keep fight, son **berasa tua gw**

Wednesday, November 08, 2006

MERAJUT CINTA

Hari-hariku beberapa bulan ini begitu bertabur cinta. Sebenarnya seumur hidupku, kucuran cinta itu tidak pernah berhenti. Hanya saja sering kuanggap biasa. Sering kuabaikan, kunomertigakan. Sms-sms dari orang-orang yang membersamaiku sejak aku lahir sering tidak kubalas. Kalaupun kubalas, sudah beberapa jam setelahnya.

Sebuah kontemplasi mengiringku ke tempat ini. Tempat dimana aku sadar bahwa cinta itu harus kubalas dengan layak. Maka 3 bulan terakhir ini, hanya keluargakulah yang kuperhatikan. Tak ada yang lebih penting dari itu. Yang kudapat, aku semakin merasa hari-hariku indah. Semakin hari aku merasa semakin menjadi baik dan berarti.

Aku begitu dikelilingi cinta. Abang-abang sepupu mengirimkan banyak sms cinta menanyakan kabarku. Menanyakan aku sudah makan atau belum, sudah sampe rumah atau belum dan hal-hal indah kecil lainnya. Dulu, seperti itu kuanggap sebagai anggapan aku masih anak kecil. Tapi sekarang tidak lagi. Love is the only one reason for them to do that. Begitu juga adek-adek sepupuku serta keluarga intiku. Begitu banyak cinta yang kurasa belakangan ini dan aku sangat menikmatinya.

Hari ini juga semakin menyenangkan dengan perlakuan murid-muridku yang menyambut kedatanganku dengan sangat ramah dan sopan. Make ne feel like I am the princess. Sikap manis mereka membuat hari ini begitu nyaman kulewati.

Kini, keluargaku, tiada yang lebih indah dari mereka. Allah, terimakasih atas keluarga indah ini. Terimakasih atas cinta yang tak berujung ini, ya Rabb



 

Tuesday, November 07, 2006

AtENtiOn, PleAse

Guys, Stelkers in everywhere..............
Dengar hai dengar. You must check quickly your email cause everyone of you have new email.
Yes, its all about me. I have new mobile phone number. So don't miss it or you can not keep in touch with me anymore and i know you dont want to, right?

So, check our mailing list, okay? i already have send my new number there

ternyata, Aku Memang Harus Balik


Hidup harus tetap berjalan. Sekali lagi harus kukorbankan perasaan nyaman berada di samping 2 pendukung terbaikku untuk sebuah cita-cita. Harus kurelakan sekali lagi, kumentahkan sekai lagi keinginanku untuk selamanya berada di dekat mereka. Kembali untuk menekuni apa yang harus kutekuni. Kembali untuk sebuah alasan mulia.

I learn much. Belajar banyak hal baru. Melihat dan membuktikan hal-hal lama yang selama ini hanya kuduga. Hari ini, setelah kukalahkan nafsuku, egoku untuk tetap ada di kotak nyaman ini, aku kembali ke Surabaya, bertekad mengalahkan keangkuhannya dengan modal senyum serta air mata kedua hamba Allah yang indah itu.

Allah, terimakasih atas pelajaran-pelajaran indah selama 2 minggu ini.

Allah, terimakasih atas suatu kesempatan, nikmat kesehatan yang masih kau berikan. Terimakasih atas kesempatan hidup yang sekali lagi kau berikan. Semoga semua ini tak sia-sia.

Allah, kuterima apapun yang kau berikan padaku. Walaupun untuk beberapa hal aku tak mengerti alasannya Engkau menakdirkanku seperti itu, tapi kutahu itu yang kubutuhkan. Mungkin tidak sekarang, tapi nanti, kelak, suatu saat, aku pasti bisa tahu mengapa Engkau memberiku atau tidak memberiku sesuatu. Hanya saja, kupinta beri aku kekuatanMu ya Rabb, agar aku bisa kuat menerima serta melewati segala takdirMU atasku.

PS : Pic-nya jepretan dari langit laha saat take off tadi siang


 

Monday, November 06, 2006

Harus Ya Aku Balik???




Hari-hari yang paling aku gak suka ya hari-hari seperti ini. Hari dimana aku hanya menghitung jam untuk kembali meninggalkan kota ini. Rasanya gak pengen balik Surabaya. Aku udah ilfil sama kota ini. Keberadaan dua adikku disana serta keberadaan “adek-adek”ku yang menungguku di Surabaya, serta beberapa murid-muridku yang menyenangkan yang masih menjadi alasan aku mau kembali. Lain dari itu, tidak. Aku tidak merindukan apapun lagi.

Sejak pagi round and round ke rumah beberapa keluarga untuk pamitan. gambar round and roundnya aku sertakan tuh diatas. Bersama ponakan-ponakanku tercinta dan imut-imut. Pulangnya, liat ibu lagi nyiapin oleh-oleh buat kepulanganku besok. Mendadak mood-ku kacau. Aku jadi marah-marah gak jelas gitu sama apapun di dekatku. Aku jadi males ngomong sama siapapun, sama papa, sama ibu, sama dek uni bahkan sama diriku sendiri. Kupertanyakan mengapa aku harus ada disini kalo harus balik lagi.

Childish banget memang. Tapi kangenku memuncak. Dan sebelum kangen itu tuntas kuhabiskan, aku harus sudah balik. Can I accept that? Sebagian dari diriku menolak kepulanganku kembali ke Surabaya. Kusadari hidupku harus berjalan. Kusadari aku jelas harus balik karena urusanku disana belum selesai. Tapi haruskah besok? Haruskah????? Kalo memang harus, berarti harus ada senyum ibu dan papa buat sangu-ku. harus Ya??????



Wednesday, November 01, 2006

2 KepULanGAn daN 2 PeLAJAraN

Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un.

Sekarang jam 5 sore dan dua hari ni dua orang yang kukenal dipanggil Allah. setelah semalam, seorang abang sepupu meninggal, tadi siang jam 2, tetangga sebelah rumah yang dipanggil. Yang menyita perhatian dan pikiranku dalam peristiwa ini adalah kenyataan bahwa memang siapapun bisa dipanggil kapanpun. Kita tidak pernah tau. Aku masih punya kenangan dengan abang cai 4 hari yang lalu. Saat itu kami sama-sama dalam perjalanan dari Luhu (desanya nenek) ke Ambon. Dalam perjalanan itu, abang cai yang membantuku naik ke motor laut. Abang juga yang jagain 2 kartonku. Abang juga yang membantuku turun saat tiba di pelabuhan di saat aku takut jatuh, gak bisa turun. Tak kusangka di usia semuda itu, hanya 2 tahun di atasku, Allah telah memanggilnya.

Poin lainnya adalah bagaimana cara kita dipanggil, juga bagaimana kita mempersiapkan obrolan apa yang dibincangkan yang masih hidup tentang kita semasa kita hidup.

Disaat kita masih diberi umur panjang seperti ini, bukanlah kesia-siaan yang kita lakukan. Seharusnya begitu banyak kebaikan yang berserakan yang bisa kita kumpulkan, bisa kita kerjakan. Kita jadikan diri kita sebangai hujan yang meneduhkan saudara di saat panas. Kita jadi angin bagi saudara yang membutuhkan angin. Kita jadi selimut saat saudara kita butuh hangat. Kita jadi ember saat saudara kita ingin menumpahkan air mata. Kita jadi apapun yang bermanfaat bagi setiap orang di sekitar kita. Sehingga ketika tiba saat kita dipangggil, kebaikanlah yang manusia kenang dari kita. Doa-doa merekalah yang akan tulus mengalir mendoakan jenazah kita yang telah terbujur kaku. Semoga