Thursday, December 02, 2010

(28) Memori kawan Aceh.

Hello world…
Lama saya menghilang di blog ini. Baru beberapa hari sih, tapi karena project 365 day blog, beberapa hari kosong ini terasa lama. Menghilang ini bukan tanpa alasan. Menjadi panitia pelatihan Fasilitator Musrenbang Desa selama 3 hari ini benar benar menguras tenaga tapi juga menyisakan kenangan yang sangat manis, manis sekali menjelang masa masa terakhir saya di lahan manfaat ini.

3 hari ini saya disibukkan mulai dari persiapan mengundang peserta, mengatur penginapan peserta juga fasilitator dan mengatur jadwal penjemputan driver kantor yang harus bolak balik ke Waipirit demi menjemput para fasilitator dari kota kembang. Satu hari sebelum kegiatan, sebelum peserta dari 6 Desa di Kabupaten Seram Bagian Barat datang, saya menemani 5 peserta dari Aceh yang memang sudah hadir dua hari sebelum acara. Kami mengunjungi Dusun Kotania dan Dusun Wael. Dusun Kotania yang berjarak 20 km dari kota Piru adalah salah satu dusun penghasil minyak Kayu Putih. Rombongan kami menuju salah satu ketel minyak kayu putih dan berdiskusi dengan pemilik ketel dan membandingkan dengan proses penyulingan minyak NIlam di Aceh sana. Perjalanan dilanjutkan ke Dusun Wael yang berjarak sekitar 3 km dari Dusun Kotania, disana kami belajar tentang rumput laut. Ternyata di Aceh sana, rumput laut atau yang mereka sebut bunga laut tidak dibudidayakan. Tumbuh di batu karang begitu saja dan tidak diolah.

Sepanjang perjalanan mulai dari berangkat hingga pulang,, kesan bersahabat begitu akrab melekat bersama orang-orang dari Sabang itu. Mereka sangat hangat dan bersahaja. Tak ada kesan sebagai tamu, menyatu dan melebur.
Begitupun saat bertemu dengan 20 peserta dari SBB yang telah hadir. Tidak ada jarak antara peserta dengan peserta, juga dengan kami. Banyak kesan yang muncul dari para peserta dan semua adalah kesan manis. 3 hari penutupan ditutup dengan menyanyikan lagu Gandong bersama-sama sambil berpegangan tangan dan banyak airmata disana. Ah, Indonesiaku kaya sekali, Ambonku manis sekali.

Ketika memastikan semua peserta telah pulang ke desa masing-masing, saya mengantar rombongan Aceh ke Waimital. Awalnya biasa, ada masalah kecil dengan penginapan disana, tapi sungguh, mereka adalah pemuda-pemuda Aceh yang berjiwa besar. Namun setelah memastikan mereka telah mendapatkan penginapan, saya pun kembali ke Piru. Dalam perjalanan pulang itulah, hati rasanya kosong. 5 hari bersama mereka membuat mereka begitu saja tercetak di hatiku. Indah sekali persahabatan yang dimulai dengan singkat ini, semoga selamanya.

Pak Ubay, Kak Lina, Bang Masrul, Bang Nasrul, dan Susi, terimakasih telah sudi mengunjungi kami di Seram Bagian Barat. Terimakasih telah menularkan semangat untuk terus belajar dan terus bersama masyarakat.
Buat semua peserta fasilitator, terimakasih telah bersama kami selama 3 hari ini. Mari bersama bergandengan tangan mendampingi masyarakat. Mari kita contohkan kepada pihak-pihak yang seharusnya berdiri bersama masyarakat, kita contohkan bagaimana sebenarnya, bagaimana seharusnya berdiri bersama mesyarakat itu, menggandeng tangan masyarakat itu yang seperti apa. Kita tunjukkan bahwa kata-kata manis tak pernah membawa hasil sampai kata kata itu menjadi tindakan positif.

Love you all. Salut untuk kita semua

ps. saat catatan ini dibuat, baru saja dikabarai bahwa mereka sudah berkeliling Ambon berfoto di depan kantor Gubernur, membeli oleh oleh khas Ambon dan saat ini bersiap menaiki burung besi yang akan membawa mereka pulang

2 comments:

  1. menarik sekali tampaknya. foto2nya dong :D

    ReplyDelete
  2. Salam persahabatan dari blogger borneo... Meskipun saya belum pernah berada di Aceh, namun Aceh telah memberi kenangan duka yang tak akan terlupa. Salah satu bibi saya menjadi korban tsunami dimana sampai detik ini keberadaan jenazahnya tidak dapat diketahui. Semoga dirinya selalu diberikan kemudahan dalam perjalanannya di alam sana, aminn...

    ReplyDelete