23 tahun. Apa ya artinya? Tambah dewasakah? Atau hanya tambah tua? Dulu, aku masang target do something pada usia ini. Aku masang target untuk menambah satu peran dalam hidupku di usia ini. It means, setahun ke depan ini peran itu ingin mulai kujalani. Tapi semuanya balik ke Allah. Segala keputusan ada di tanganNYA. Kita lihat saja nanti. Kuserahkan semuanya pada kekasihku, Rabb tercinta.
Ada banyak hal yang ingin kulakukan dalam hidupku setelah ini. Aku ingin bisa menyelesaikan studi S1 ku. Aku ingin punya usaha toko buku, bengkel, kost2an dan kontrakan. Aku pengen punya rumah sendiri yang mungil dan ada perpustakaan dan mushola di depan rumah. Aku ingin bisa biayai adikku kuliah di kedokteran. Aku ingin kerja juga di operator. Aku ingin mengunjungi ka’bah bersama kedua orang tuaku. Aku ingin jadi dosen. Aku ingin bisa hafal al-quran. Aku ingin ke ternate. Aku ingin ke banda neira. Aku ingin ke mataram, aku ingin punya web pribadi, aku ingin punya banyak anak. Aku ingin banyak deh. Bahkan di my private book, sudah kutulis apa-apa saja hal2 yang kuinginkan dalam hidup, yang ingin kuraih. Mungkin yang tertulis di atas sepertinya terkesan duniawi banget, tapi bukankah dunia adalah tempat kita menyiapkan bekal ke rumah abadi kita? Aku ingin yang terbaik di dunia dan kumanfaatkan sebagai bekalku ke rumah abadiku nanti.
Banyak mimpi yang ingin kuraih. Aku hanya berharap Allah menuntun jalanku selalu agar caraku meraih mimpi mimpi itu tetaplah berada di jalannya. Dan kuserahkan sepenuhnya kepadaNYA apa-apa yang terbaik untukku even its not my dream dan aku pun bersiap jika ada mimpi yang tak bisa kudapat karena itu bukanlah yang terbaik untukku.
Boleh kan bermimpi?
Kata Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari dan kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin. Karenanya, aku ingin bermimpi yang indah hari ini agar besok, semuanya menjadi indah. Tapi tentu saja tidak asal mimpi, semua harus dibarengi ikhtiar, berdoa dan tawakkal.
Ya Allah, apapun mimpiku, Engkau tau yang terbaik untukku. Aku tidak minta apa-apa, aku hanya minta Kau beri kekuatan menerima setiap keputusanMU dalam hidupku. Aaaamiiiiiiin
27 Februari 2006. 08:17 PM
Tak terasa aku sudah semakin tua
Tuesday, February 28, 2006
Sebuah Muara Yang Pasti
Dini hari tepat pukul 00:00, telepon genggam saya berbunyi pertanda sms masuk. “Seiring usia yang bertambah, sebaliknya jatah umur berkurang. Seseorang yang bergembira dengan hari kelahirannya, sesungguhnya dia bersuka dengan majunya kematian. Doaku selalu menyertaimu, sista. Miss Uuu”. Begitu isi sms dari adekku yang sedang nginap di rumah tante. Kemarin saat mengikuti talkshow dengan tema “Menatap Masa Depan Dengan Penuh Kesuksesan”, ada penggalan kisah tentang kematian. Bahwa semua kita akan menuju ke sebuah muara yang sama , yaitu MUARA KEMATIAN.
Pagi tadi selepas subuh, iseng saya membuka file-file tausiyah di komputer dan Allah menuntun tangan ini membuka file-file yang ternyata berintikan hal yang sama, KEMATIAN.
Sejenak saya termenung, adakah saya siap jika hari itu tiba? Kata Ust. Anis Matta, kesuksesan bukan terletak di awal, atau di tengah, tapi akhir. Apakah kita mengakhiri atau menutup hidup kita ini dengan husnul khotimah atau su’ul khotimah.
Layaknya sebuah perjalanan, kita semua telah memegang satu tiket yang keberangkatannya adalah pasti. Hanya saja, dalam tiket itu belum tercantum hari dan jam berapa kita akan berangkat. Kita harus selalu siap kapanpun pemberi tiket itu memanggil kita. Kita akan pergi ke sebuah negeri yang tidak bisa kita temukan informasinya di brosur wisata manapun, tapi di Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Pesawat yang akan kita tumpangi bukanlah Garuda atau Bouraq tapi adalah sebuah keranda. Barang bawaan kita tidaklah dibatasi 23 kg atau 35 kg. Kita tidak perlu khawatir dikenakan biaya tambahan jika kelebihan beban karena kemurahan Allah mengizinkan kita membawa sebanyak apapun amal perbuatan kita. Parfum yang dipakai bukanlah Channel atau parfum-parfum mahal lainnya tapi air mawar dan kampar. Baju dan stelah jas yang kita pakai bukanlah tuxedo atau pakaian mahal lainnya, tapi cukup kain kafan putih tanpa jahitan.
Paspornya bukanlah paspor dinas atau paspor haji tapi paspor Al-Islam. Visanya pun tidak dibatasi 6 bulan tetapi visa selamanya dengan stempel “Laa Ilaaha Illallah”.
Pramugari yang akan melayani kita bukanlah pramugari cantik yang selalu setia dengan senyumannya tetapi yang melayani kita adalah Izrail yang senyumannya bergantung barang bawaan kita. Pelayanan yang diberikan bukanlah kelas ekonomi atau bisnis, tapi ambulan atau limousine atau truk sampah, tergantung perilaku kita selama menunggu penerbangan itu.
Tujuan kita bukanlah kota romantis Perancis atau kota Pizza Itali tapi Taman Pemakaman Umum alias TPU. Bandara tempat transit kita adalah alam barzakh. Ruang tunggu bukanlah berhampar karpet dan ber-AC melainkan ruangan gelap berukuran 1,5 X 2 meter bernama kuburan. Petugas imigrasinya adalah Munkar dan Nakir. Dan tidak perlu ada penggeledahan barang bawaan. Tujuan akhir kita Surga dimana mengalir sungai-sungai dibawahnya atau sebaliknya etrgantung bawaan kita.kita pun tidak perlu membayar apapun atas perjalanan itu, its all FREE. Makanan tidak dihidangkan dalam perjalanan ini maka jangan risau dengan halal haramnya. Jangan pula pusing dengan memikirkan tempat bersandar karena tubuh kita telah terbujur kaku. Jangan pula khawatir penerbangan akan ditunda, karena jadwal penerbangan selalu tepat waktu, baik berangkat maupun tibanya.
Jangan pula memikirkan mengenai booking untuk perjalanan ini karena perjalanan ini telah kita booking sejak masih dalam kandungan ibu. Tidak perlu risau memikirkan teman sepenerbangan karena kitalah satu-satunya penumpang penerbangan itu.. nikmati saja perjalanan itu.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa jadwal perjalanan ini tidak pernah diberitahukan sebelumnya.
The problem is, apakah saya telah siap untuk penerbangan itu?
Penerbangan dengan one way ticket alias tidak akan pernah kembali.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan sehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan sehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS Al-Ashr 1-3)
Satu hal yang perlu diingat, bahwa jadwal perjalanan ini tidak pernah diberitahukan sebelumnya.
The problem is, apakah saya telah siap untuk penerbangan itu?
Penerbangan dengan one way ticket alias tidak akan pernah kembali.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan sehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan sehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS Al-Ashr 1-3)
“Ya Tuhan kami, janganlah Kau condongkan hati-hati kami kepada kesesatan sesudah Kau beri petunjuk. Dan karuniakan kepada kami dari sisiMu rahmat (kasih sayang), sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Karunia “(QS. 3 : 8)
“Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya melainkan sudah ditetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz” (QS, 35 : 11)
27 februari 2006 (09.20 am). Met milad, for me
Ya Allah, aku takut Engkau mengambilku saat aku sedang jauh dariMU
Monday, February 27, 2006
Gak Salah Kan Ngingetin Saudara?
Kenapa aku harus merasa bersalah? niatku baik, karena kita sama2 menyandang label seorang muslim. Aku hanya ingin mengingatkan tentang apa yang tujuan kita berada di sini dan bagaimana cara kita untuk menggapainya? Allahu ghayatuna... Allah - dan hanya Dia - yang berhak menjadi tujuan kita.. Benar bukan?
Then, kenapa harus merasa bersalah?
Jika nasihat yang aku berikan ternyata menyakitkan, apa iya aku harus minta maaf. Bagaimana kalo permintaan maffku malah membuat nasihat yang coba kulantangkan tidak terdengar? Bukannya lebih baik mengatakan yang benar walaupun itu menyakitkan?
Apa yang saya kemukakan tadi sama sekali tidak melunturkan ukhuwah saya ke antum, dua orang ikhwah yang begitu saya hormati. Saya sampaikan maaf sebesar-besarnya jika tadi saya terlalu kasar atau tidak ahsan cara penyampaian sikap saya ini. Ini hanya ikhtiar saya untuk saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran, untuk bersikap profesional. Tidak bertumpu pada egoisme pribadi. Tidak merasa penting dalam dakwah karena dakwah tidak pernah membutuhkan kita. Kita ada dan tidak pun, roda dakwah akan tetap berputar. Justru, kitalah yang sangat membutuhkan dakwah. Karena tanpa dakwah, kita hanya diam dan seperti air yang tergenang, bau busuknya mengganggu dan menjadi sarang penyakit. Berlapang dadalah.
Ibarat perjalanan, KMBI adalah perahu yang kita huni bersama. Kayu-kayu yang sudah mulai keropos, layar yang mulai sobek, kabin yang sudah mulai kotor, ayo kita bersihkan bersama agar perahu ini tetap berjalan sampai tujuan. Jangan memilih untuk terjun ke laut karena kita tidak akan sanggup mengarungi lautan dengan berenang seorang diri. Mungkin memang ada lumba-lumba yang akan menemani kita bermain, tapi bukan tidak mungkin ada hiu yang siap menerkam kita. Mungkin laut akan tenang sehingga kita bisa berenang dengan mudah, tapi bukan tidak mungkin tiba-tiba ombak yang besar menghantam. Begitu juga pasti ada siang yang sinar mataharinya bisa membuat kita hangat, tapi saat malam tiba apakah kita bisa menahan kedinginan airnya? Jika setiap ketidak puasan, setiap kekecewaan disikapi dengan mundur atau bahkan berbalik menjadi musuh, maka kapankah dakwah ini bisa baik?
Disinilah, kematangan tarbiyah kita diuji
Astaghfirullah.. Rabb, tolong singkirkan rasa tak berdaya ini dari dadaku. Aku hanya ingin menjalankan perintah-Mu.
Bukankah kewajiban kita hanya mengingatkan?
26 Februari 2006
Ba’da maghrib selepas syuro BPH dan syuro perdana kembalinya seorang ikhwah
Then, kenapa harus merasa bersalah?
Jika nasihat yang aku berikan ternyata menyakitkan, apa iya aku harus minta maaf. Bagaimana kalo permintaan maffku malah membuat nasihat yang coba kulantangkan tidak terdengar? Bukannya lebih baik mengatakan yang benar walaupun itu menyakitkan?
Apa yang saya kemukakan tadi sama sekali tidak melunturkan ukhuwah saya ke antum, dua orang ikhwah yang begitu saya hormati. Saya sampaikan maaf sebesar-besarnya jika tadi saya terlalu kasar atau tidak ahsan cara penyampaian sikap saya ini. Ini hanya ikhtiar saya untuk saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran, untuk bersikap profesional. Tidak bertumpu pada egoisme pribadi. Tidak merasa penting dalam dakwah karena dakwah tidak pernah membutuhkan kita. Kita ada dan tidak pun, roda dakwah akan tetap berputar. Justru, kitalah yang sangat membutuhkan dakwah. Karena tanpa dakwah, kita hanya diam dan seperti air yang tergenang, bau busuknya mengganggu dan menjadi sarang penyakit. Berlapang dadalah.
Ibarat perjalanan, KMBI adalah perahu yang kita huni bersama. Kayu-kayu yang sudah mulai keropos, layar yang mulai sobek, kabin yang sudah mulai kotor, ayo kita bersihkan bersama agar perahu ini tetap berjalan sampai tujuan. Jangan memilih untuk terjun ke laut karena kita tidak akan sanggup mengarungi lautan dengan berenang seorang diri. Mungkin memang ada lumba-lumba yang akan menemani kita bermain, tapi bukan tidak mungkin ada hiu yang siap menerkam kita. Mungkin laut akan tenang sehingga kita bisa berenang dengan mudah, tapi bukan tidak mungkin tiba-tiba ombak yang besar menghantam. Begitu juga pasti ada siang yang sinar mataharinya bisa membuat kita hangat, tapi saat malam tiba apakah kita bisa menahan kedinginan airnya? Jika setiap ketidak puasan, setiap kekecewaan disikapi dengan mundur atau bahkan berbalik menjadi musuh, maka kapankah dakwah ini bisa baik?
Disinilah, kematangan tarbiyah kita diuji
Astaghfirullah.. Rabb, tolong singkirkan rasa tak berdaya ini dari dadaku. Aku hanya ingin menjalankan perintah-Mu.
Bukankah kewajiban kita hanya mengingatkan?
26 Februari 2006
Ba’da maghrib selepas syuro BPH dan syuro perdana kembalinya seorang ikhwah
Saturday, February 25, 2006
Dakwah tidak butuh engkau, KAU yang membutuhkannya
"Terinspirasi dari kammi.or.id yang pas banget sama situasi sekarang"
Setiap orang pasti menginginkan kesempurnaan dimanapun dia berada, namun hanya sedikit sekali orang yang bersedia berkorban untuk mewujudkan kesempurnaan yang diinginkannya.
KMBI adalah organisasi yang didirikan oleh manusia, penggeraknya, manusia, anggotanya terdiri dari manusia-manusia, intinya KMBI adalah kumpulan manusia. Suatu keniscayaan organisasi yang didirikan oleh manusia dan digerakkan oleh manusia pasti memiliki kekurangan dan kelemahan,begitu pun dengan KMBI. Untuk itu yang dibutuhkan KMBI adalah orang-orang yang mau berkorban untuk mempebaiki kekurangannya tersebut dan meminimalisir kelemahan yang muncul.
KMBI sama sekali TIDAK membutuhkan orang-orang yang “lari” dari medan pertempuran yang hanya dikarenakan “senjata” yang dimiliki sudah rusak. KMBI tidak membutuhkan orang-orang yang meninggalkan “kapal” hanya karena di dalam ‘kapal’ tersebut terjadi perpecahan, peralatan dalam “kapal” tersebut mengalami kerusakan atau bahkan “kapal” tersebut sudah memilih jalur yang salah dan menyimpang dari tujuan semula. Sungguh sangat egois ketika ada orang meninggalkan “kendaraan” yang mogok atau tersesat, sementara dirinya yang tahu cara membetulkan ‘kendaraan’ tersebut atau tahu jalan yang benar yang bisa dilalui lebih memilih kendaraan lain yang lebih bagus dan berisi sopir dan kenek yang terlatih. Apakah jiwa pengecut itu yang sekarang ada dalam diri pasukan KMBI.
Seandainya hari ini setiap anggota KMBI berfikir egois seperti telah dianalogikan di atas, niscaya dua atau tiga hari mendatang KMBI sudah tidak ada lagi yang tersisa hanya sebuah nama dan mungkin bendera yang usang. Apa yang akan kita katakan kepada Muasis KNBI ? Apakah alasan-alasan sepele tadi yang akan kita katakan sebagai “kambinghitam” matinya KMBI. Niscaya pendiri-pendiri yang sudah bersusah payah mencurahkan segala yang dimilikinya demi berdirinya KMBI serta membangun landasan bagi generasi berikutnya akan kecewa dengan kondisi penerus-penerusnya yang berpikiran “egois”serta memiliki mentalitas yang lemah. Apakah generasi seperti ini yang akan menjadi pemimpin masa depan, yang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat kampus yang islami seperti yang tertulis dalam VISI besar kita? Saya rasa bukan, karakter yang dicita-citakan KMBI bukan seperti itu.
Buktikanlah wahai saudaraku bahwa kalianlah mujahid/mujahidah Allah yang akan meneruskan estafet perjuangan pendahulu KMBI dan merebut tongkat estafet dakwah yang mulia ini. Torehkanlah diri kita dalam lembaran sejarah sebagai orang-orang yang sukses melakukan perbaikan bukan hanya sekedar “numpang lewat” atau bahkan hanya sekedar menjadi penonton.
Buat seorang al-akh, jika antum bertanya apa antum masih dibutuhkan oleh KMBI? Jawabannya adalah "TIDAK". KMBI tidak pernah membutuhkan antum, ana atau siapapun. Karena kitalah yang butuh untuk berputar dan berbahagia dengannya. Kembalilah jika antum ingin kembali, kembalilah karena antum memang ingin kembali, kembalilah karena antum butuh untuk kembali. Tapi jika keegoisan itu masih ada, jangan dulu kembali. Habiskanlah dulu seluruh kesenangan antum di luar sana, karena jika antum kembali, tiada lagi kesenangan yang antum rasakan. Memilih di jalan ini, berarti memilih untuk menderita, memilih untuk berkorban, memilih untuk tidak bersenang, tapi itu pun berarti memilih untuk merasakan kebahagiaan hakiki dari janji Allah yang pasti.
Antum boleh memilih kembali atu tidak, karena Allah akan menggantikan antum, ana atu siapapun yang mutung dengan yang lebih baik. Setiap masa ada pahlawannya.
24 Feb 2006
08.45 am
Terpekur membaca SMS seorang ikhwah dan ana marah membacanya
Setiap orang pasti menginginkan kesempurnaan dimanapun dia berada, namun hanya sedikit sekali orang yang bersedia berkorban untuk mewujudkan kesempurnaan yang diinginkannya.
KMBI adalah organisasi yang didirikan oleh manusia, penggeraknya, manusia, anggotanya terdiri dari manusia-manusia, intinya KMBI adalah kumpulan manusia. Suatu keniscayaan organisasi yang didirikan oleh manusia dan digerakkan oleh manusia pasti memiliki kekurangan dan kelemahan,begitu pun dengan KMBI. Untuk itu yang dibutuhkan KMBI adalah orang-orang yang mau berkorban untuk mempebaiki kekurangannya tersebut dan meminimalisir kelemahan yang muncul.
KMBI sama sekali TIDAK membutuhkan orang-orang yang “lari” dari medan pertempuran yang hanya dikarenakan “senjata” yang dimiliki sudah rusak. KMBI tidak membutuhkan orang-orang yang meninggalkan “kapal” hanya karena di dalam ‘kapal’ tersebut terjadi perpecahan, peralatan dalam “kapal” tersebut mengalami kerusakan atau bahkan “kapal” tersebut sudah memilih jalur yang salah dan menyimpang dari tujuan semula. Sungguh sangat egois ketika ada orang meninggalkan “kendaraan” yang mogok atau tersesat, sementara dirinya yang tahu cara membetulkan ‘kendaraan’ tersebut atau tahu jalan yang benar yang bisa dilalui lebih memilih kendaraan lain yang lebih bagus dan berisi sopir dan kenek yang terlatih. Apakah jiwa pengecut itu yang sekarang ada dalam diri pasukan KMBI.
Seandainya hari ini setiap anggota KMBI berfikir egois seperti telah dianalogikan di atas, niscaya dua atau tiga hari mendatang KMBI sudah tidak ada lagi yang tersisa hanya sebuah nama dan mungkin bendera yang usang. Apa yang akan kita katakan kepada Muasis KNBI ? Apakah alasan-alasan sepele tadi yang akan kita katakan sebagai “kambinghitam” matinya KMBI. Niscaya pendiri-pendiri yang sudah bersusah payah mencurahkan segala yang dimilikinya demi berdirinya KMBI serta membangun landasan bagi generasi berikutnya akan kecewa dengan kondisi penerus-penerusnya yang berpikiran “egois”serta memiliki mentalitas yang lemah. Apakah generasi seperti ini yang akan menjadi pemimpin masa depan, yang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat kampus yang islami seperti yang tertulis dalam VISI besar kita? Saya rasa bukan, karakter yang dicita-citakan KMBI bukan seperti itu.
Buktikanlah wahai saudaraku bahwa kalianlah mujahid/mujahidah Allah yang akan meneruskan estafet perjuangan pendahulu KMBI dan merebut tongkat estafet dakwah yang mulia ini. Torehkanlah diri kita dalam lembaran sejarah sebagai orang-orang yang sukses melakukan perbaikan bukan hanya sekedar “numpang lewat” atau bahkan hanya sekedar menjadi penonton.
Buat seorang al-akh, jika antum bertanya apa antum masih dibutuhkan oleh KMBI? Jawabannya adalah "TIDAK". KMBI tidak pernah membutuhkan antum, ana atau siapapun. Karena kitalah yang butuh untuk berputar dan berbahagia dengannya. Kembalilah jika antum ingin kembali, kembalilah karena antum memang ingin kembali, kembalilah karena antum butuh untuk kembali. Tapi jika keegoisan itu masih ada, jangan dulu kembali. Habiskanlah dulu seluruh kesenangan antum di luar sana, karena jika antum kembali, tiada lagi kesenangan yang antum rasakan. Memilih di jalan ini, berarti memilih untuk menderita, memilih untuk berkorban, memilih untuk tidak bersenang, tapi itu pun berarti memilih untuk merasakan kebahagiaan hakiki dari janji Allah yang pasti.
Antum boleh memilih kembali atu tidak, karena Allah akan menggantikan antum, ana atu siapapun yang mutung dengan yang lebih baik. Setiap masa ada pahlawannya.
24 Feb 2006
08.45 am
Terpekur membaca SMS seorang ikhwah dan ana marah membacanya
Tuesday, February 14, 2006
Sebuah Sejarah Dakwah Kampus
Berakhir sudah perjalanan mengawal FSDa. Walaupun memang masih menyisakan PR pasca FS tapi paling tidak 40% pekerjaan telah selesai. FSDa alhamdulillah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Walaupun disela2 FSDA, kaki sempat kambuh, kehujanan dan sepeda mogok dan harus dorong sepeda juga dialami, tapi semuanya adalah potongan indah. Memori tentang FS insyaAllah akan selalu terkenang indah karena ada ukhuwah disana. Saat perpisahan yang mengharukan dimana setiap mata menitikkan airmata pertanda cinta.
Ya Allah, kami berkumpul karena cinta kepdaMU dan kami akanberpisah karena cinta kepadaMU pula, maka ikatlah hati-hati kami dan eratkanlah ikatannya agar tidak
terlepas sampai cintaMU mempertemukan kami kembali.
Pagi tadi ketika terbangun dari tidur, pikiran ini refleks menyiapkan diri untuk pergi syuro. Mungkin karena sebulan lebih setiap hari jam 6 syuro sehingga menjadi rutinitas yang menyenangkan kali ya sampe terbawa-bawa. Padahal FS kan sudah selesai. Jelas masih ada syuro setelah ini tapi tidak serutin kemarin lagi.
Ana bahagia bisa menjadi bagian dari FSDa ini. Sebuah forum penuh ukhuwah, penuh cinta, penuh harap kepada ridha Allah. FSNas dan FSDa, semoga menjadi tonggak sejarah perkembangan dakwah di kampus. Ya Allah, ikhlaskanlah hati – hati kami karena kami tahu hanya dengan IKHLASlah, kami akan menang dalam dakwah. Karena jika
tidak, maka kami akan tersingkir dari jalan ini dan Engkau akan menggantikan kami dengan hamba-hambaMU yang lain. Ya Allah, ajarilah kami keikhlasan dan
ridhoilah perjuangan kami ini. Aaaamin
13 februari 2006
day after FSDa III di UBAYA
Ya Allah, kami berkumpul karena cinta kepdaMU dan kami akanberpisah karena cinta kepadaMU pula, maka ikatlah hati-hati kami dan eratkanlah ikatannya agar tidak
terlepas sampai cintaMU mempertemukan kami kembali.
Pagi tadi ketika terbangun dari tidur, pikiran ini refleks menyiapkan diri untuk pergi syuro. Mungkin karena sebulan lebih setiap hari jam 6 syuro sehingga menjadi rutinitas yang menyenangkan kali ya sampe terbawa-bawa. Padahal FS kan sudah selesai. Jelas masih ada syuro setelah ini tapi tidak serutin kemarin lagi.
Ana bahagia bisa menjadi bagian dari FSDa ini. Sebuah forum penuh ukhuwah, penuh cinta, penuh harap kepada ridha Allah. FSNas dan FSDa, semoga menjadi tonggak sejarah perkembangan dakwah di kampus. Ya Allah, ikhlaskanlah hati – hati kami karena kami tahu hanya dengan IKHLASlah, kami akan menang dalam dakwah. Karena jika
tidak, maka kami akan tersingkir dari jalan ini dan Engkau akan menggantikan kami dengan hamba-hambaMU yang lain. Ya Allah, ajarilah kami keikhlasan dan
ridhoilah perjuangan kami ini. Aaaamin
13 februari 2006
day after FSDa III di UBAYA
Friday, February 10, 2006
The Day Is Coming
Dalam hitungan jam, ana akan berada di tempat pelaksanaan FSDa. Kegiatan akbar yang telah kami persiapkan 2 bulan ini. Syuro setiap hari, syuro berjam-jam, telpon kemana-mana, kehujanan, gak makan siang, debat dalam syuro, kecewa terhadap hasil syuro, sakit karena kecapekan, dicurigai, jenuh dengan tempat syuro, semuanya pernah ana rasakan. Tapi itu semua belumlah apa-apa.
Ana belum berbuat apa-apa. Belumlah sebanding dengan apa yang dilakukan oleh saudara-saudara yang lain yang harus ngontel dari keputih-tenggilis, yang bannya bocor, yang kehilangan sepeda motor, yang jaulah ke bojonegoro, madura dan mojokerto, yang pulang malam berangkat pagi, yang keliling kantor-kantor bawa proposal, dan banyak lagi lainnya. Ana tidak ingin membandingkan dengan kisah-kisah perjuangan para Rasul dan Sahabat, karena ana sadar bukanlah belum apa-apa jika dibandingkan dengan mereka, tapi memang tidak ada apa-apanya. Wong sama teman aktivis sendiri, ana masih jauh banget kualitasnya, apalagi sama para syuhada itu. tapi Ya Allah, inilah bentuk ikhtiar ana. semoga Engkau ridhoi. Tapi di balik itu semua, lebih banyak berita suka, kisah indah. Makan gorengan bareng saat syuro,
bercanda di tengah kepenatan menjadi obat, saling tausiyah menjadi ramuan mujarab, kehujanan, ukhuwah yang semakin erat, cinta yang semakin dalam terhadap dakwah dan semua yang tergabung di dalamnya. Semuanya indah banget.
ya Allah, eratkan, kuatkan ikatan hati-hati ini. Hati-hati kami yang menyatu karena
kecintaan terhadapMU. 2 jam lagi, ana sudah di medan juang. Semoga kegiatan ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ya Allah, jika keputusan-keputusan
yang sudah kami ambil untuk kami jalankan nanti adalah yang terbaik bagi kehidupan agama kami, pribadi kami,perkembangan dakwah kami, maka mudahkanlah segala
urusannya. Tapi jika itu buruk bagi kehidupan agama kami, pribadi kami, dan keberlangsungan dakwah kami, ampuni kami Ya Allah dan berilah kami petunjuk jalan
keluar yang terbaik. Ya Allah, kami yakin Engkau selalu bersama kami. Semoga perjuangan kami di FSDa nanti Engkau ridhoi.
QS An-Nisa 95 – 96 : Tdaklah sama antara Mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di Jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu Derajat.
Kepada masing-masing mereka Allah Menjanjikan Pahala yang baik (Surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihat atas orang yang duduk dengan pahala yang
besar, yaitu beberapa Derajat daripadaNya, Ampunan, serta Rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.
10 februari 2006 ; 4.51 am
Subuh hari pertama.
Ya Allah, ridhoilah perjuangan kami ini. Kami mohon…..
Ana belum berbuat apa-apa. Belumlah sebanding dengan apa yang dilakukan oleh saudara-saudara yang lain yang harus ngontel dari keputih-tenggilis, yang bannya bocor, yang kehilangan sepeda motor, yang jaulah ke bojonegoro, madura dan mojokerto, yang pulang malam berangkat pagi, yang keliling kantor-kantor bawa proposal, dan banyak lagi lainnya. Ana tidak ingin membandingkan dengan kisah-kisah perjuangan para Rasul dan Sahabat, karena ana sadar bukanlah belum apa-apa jika dibandingkan dengan mereka, tapi memang tidak ada apa-apanya. Wong sama teman aktivis sendiri, ana masih jauh banget kualitasnya, apalagi sama para syuhada itu. tapi Ya Allah, inilah bentuk ikhtiar ana. semoga Engkau ridhoi. Tapi di balik itu semua, lebih banyak berita suka, kisah indah. Makan gorengan bareng saat syuro,
bercanda di tengah kepenatan menjadi obat, saling tausiyah menjadi ramuan mujarab, kehujanan, ukhuwah yang semakin erat, cinta yang semakin dalam terhadap dakwah dan semua yang tergabung di dalamnya. Semuanya indah banget.
ya Allah, eratkan, kuatkan ikatan hati-hati ini. Hati-hati kami yang menyatu karena
kecintaan terhadapMU. 2 jam lagi, ana sudah di medan juang. Semoga kegiatan ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ya Allah, jika keputusan-keputusan
yang sudah kami ambil untuk kami jalankan nanti adalah yang terbaik bagi kehidupan agama kami, pribadi kami,perkembangan dakwah kami, maka mudahkanlah segala
urusannya. Tapi jika itu buruk bagi kehidupan agama kami, pribadi kami, dan keberlangsungan dakwah kami, ampuni kami Ya Allah dan berilah kami petunjuk jalan
keluar yang terbaik. Ya Allah, kami yakin Engkau selalu bersama kami. Semoga perjuangan kami di FSDa nanti Engkau ridhoi.
QS An-Nisa 95 – 96 : Tdaklah sama antara Mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di Jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu Derajat.
Kepada masing-masing mereka Allah Menjanjikan Pahala yang baik (Surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihat atas orang yang duduk dengan pahala yang
besar, yaitu beberapa Derajat daripadaNya, Ampunan, serta Rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.
10 februari 2006 ; 4.51 am
Subuh hari pertama.
Ya Allah, ridhoilah perjuangan kami ini. Kami mohon…..
Wednesday, February 08, 2006
Ya Rasulullah, maafkan kami...
7 februari 2006
Ya Allah, aksi ini adalah usaha kecil kami untuk membela Rasul-MU, untuk meningkatkan kecintaan kami kepada Rasul-MU.
Ya Allah, jika ini membuat mereka bertaubat, Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun. Tapi jika ini tidak membuat mereka menyadari kesalahan mereka, sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Berat siksanya.
Engkaulah yang memiliki hak atas mereka yang telah menginjak harga diri dan izzah kami sebagai seorang muslim.
Engkaulah yang memiliki hak atas orang-orang yang telah menghina RasulMu.
Selepas aksi di jl sambas
Ya Allah, aksi ini adalah usaha kecil kami untuk membela Rasul-MU, untuk meningkatkan kecintaan kami kepada Rasul-MU.
Ya Allah, jika ini membuat mereka bertaubat, Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun. Tapi jika ini tidak membuat mereka menyadari kesalahan mereka, sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Berat siksanya.
Engkaulah yang memiliki hak atas mereka yang telah menginjak harga diri dan izzah kami sebagai seorang muslim.
Engkaulah yang memiliki hak atas orang-orang yang telah menghina RasulMu.
Selepas aksi di jl sambas
Al-Hujurat
Ya Allah, mudahkanlah urusan kami. Kami yang ada di UBAYA dari pagi sampai sore, bahkan ada yang nginap, hanyalah melakukan hal-hal kecil sembari berharap keridhoanMU. Capek fisik, pikiran, friksi2 diantara kami tidak boleh membuat kami mengeluh dan kami memang tidak pantas untuk mengeluh. Apa yang kami lakukan,
kecapekan yang kami rasakan, belumlah sebanding dengan apa yang dilakukan oleh Nabi-nabiMu.
Komunikasi. Sebuah kata yang singkat tapi dalam. Kesalahpahaman ini disebabkan tidak adanya komunikasi yang baik. Salut dengan tadhiyah seorang ikhwah demi perkembangan tarbiyah di kampus. i learn something. Semoga pertemuan tadi bisa menghilangkan kesalahpahaman itu dan ukhuwah di antara kita semakin erat bukan semakin renggang karena FSDa ini.
Obat yang paling mujarab adalah taujih robbani. Ketika kesalahpahaman semakin membingungkan, seorang akh membacakan surat al-hujurat kepada kami. Ada yang meleleh dari mata, ada yang mencair di hati. Obat itu bereraksi dengan cepat. Semua salah paham luntur lemah tak berdaya bertekuk lutut di depan surat Al-Hujurat dan tuntas dengan pelukan serta senyuman tulus.
Ya Allah, Maha Benar Engkau dan surat dariMU telah menenangkan hati kami yang sedang berprasangka. Ampuni kami semua ya Allah
kecapekan yang kami rasakan, belumlah sebanding dengan apa yang dilakukan oleh Nabi-nabiMu.
Komunikasi. Sebuah kata yang singkat tapi dalam. Kesalahpahaman ini disebabkan tidak adanya komunikasi yang baik. Salut dengan tadhiyah seorang ikhwah demi perkembangan tarbiyah di kampus. i learn something. Semoga pertemuan tadi bisa menghilangkan kesalahpahaman itu dan ukhuwah di antara kita semakin erat bukan semakin renggang karena FSDa ini.
Obat yang paling mujarab adalah taujih robbani. Ketika kesalahpahaman semakin membingungkan, seorang akh membacakan surat al-hujurat kepada kami. Ada yang meleleh dari mata, ada yang mencair di hati. Obat itu bereraksi dengan cepat. Semua salah paham luntur lemah tak berdaya bertekuk lutut di depan surat Al-Hujurat dan tuntas dengan pelukan serta senyuman tulus.
Ya Allah, Maha Benar Engkau dan surat dariMU telah menenangkan hati kami yang sedang berprasangka. Ampuni kami semua ya Allah
Turut Berduka Cita...
Senin kemarin, ana tidak ikut syuro karena sakit. Seorang akhwat ke tempat ana untuk mentransfer hasil syuro dan Inna Lillahi Wa inna ilaihi roji’un, ternyata syuro yang semula dijadwalkan jam 6 pagi, ternyata molor sampe 07.20. 1 ½ jam, padahal 10 menit lagi ruangan syuro tersebut sudah ada yang booking. Ana turut berdukacita atas matinya penghargaan terhadap waktu yang dilakukan oleh orang2 yang mengaku aktivis dakwah,. Padahal kita sama sama tahu, jika Allah hanya menurunkan surat al-Ashr, insyaAllah itu sudah cukup. 1 ½ jam, sadarkah antum semua dalam waktu sebanyak itu apa yang sudah bisa musuh-musuh islam lakukan? Pada zaman rasulullah, seandainya 1 ½ jam terlambat dalam sebuah peperangan, apa yang akan terjadi pada pasukan muslim?
Ana teringat sebuah kisah aktivis dari belahan Indonesia bagian timur, tepatnya di Ternate. Akhir tahun lalu, saat ana pulang mudik lebaran, saat itu para aktivis dakwah disana sedang mempersiapkan FSDa mereka. Suatu hari, ana mendapat sms dari salah seorang ikhwah di ternate yang mengatakan mereka akan ke ambon dalam waktu dekat untuk syuro koordinasi. Dan antum tahu, jarak dari ambon-ternate. 1 hari 1 malam perjalanan kapal dengan biaya 400 ribu PP. tapi itu tidak menghalangi semangat mereka untuk datang melakukan koordinasi mempersiapkan FS. Bahkan dananya adalah dana swadaya. Mereka tidak mengeluh, mereka tidak mundur, mereka tidak telat. Sementara kita disini, dengan segala kemudahan faslitas. Kendaraan yang ada, tempat yang bisa dijangkau dengan sangat mudah, biaya yang sangat minim (sekedar beli bensin, itupun udah untuk kemana2 bukan Cuma untuk pergi syuro) malah melakukan tindakan tindakan bodoh dengan menyia-nyiakan waktu.
Seharusnya kita bisa belajar dari saudara2 kita di sana. Dan ikhwati fillah, waktu adalah milik Allah. Ketika kita bermain main dengan waktu, maka sebenarnya kita sedang mempermainkan hak Allah. Dan siapa engkau sehingga berani merampas hak Allah? Inna lillahi wa Inna ilaihi roji’un. Semoga ke depan, kita bisa lebih baik.
7 februari 06
Ana teringat sebuah kisah aktivis dari belahan Indonesia bagian timur, tepatnya di Ternate. Akhir tahun lalu, saat ana pulang mudik lebaran, saat itu para aktivis dakwah disana sedang mempersiapkan FSDa mereka. Suatu hari, ana mendapat sms dari salah seorang ikhwah di ternate yang mengatakan mereka akan ke ambon dalam waktu dekat untuk syuro koordinasi. Dan antum tahu, jarak dari ambon-ternate. 1 hari 1 malam perjalanan kapal dengan biaya 400 ribu PP. tapi itu tidak menghalangi semangat mereka untuk datang melakukan koordinasi mempersiapkan FS. Bahkan dananya adalah dana swadaya. Mereka tidak mengeluh, mereka tidak mundur, mereka tidak telat. Sementara kita disini, dengan segala kemudahan faslitas. Kendaraan yang ada, tempat yang bisa dijangkau dengan sangat mudah, biaya yang sangat minim (sekedar beli bensin, itupun udah untuk kemana2 bukan Cuma untuk pergi syuro) malah melakukan tindakan tindakan bodoh dengan menyia-nyiakan waktu.
Seharusnya kita bisa belajar dari saudara2 kita di sana. Dan ikhwati fillah, waktu adalah milik Allah. Ketika kita bermain main dengan waktu, maka sebenarnya kita sedang mempermainkan hak Allah. Dan siapa engkau sehingga berani merampas hak Allah? Inna lillahi wa Inna ilaihi roji’un. Semoga ke depan, kita bisa lebih baik.
Aaaamiin.
7 februari 06
Saat tercengang akan sebuah kelalaian
Monday, February 06, 2006
Batu Berat Itu...
Syuro setiap hari masih terus dijalani, kerja-kerja nyata terus dilakukan, keputusan-keputusan terus dibuat dan diupdate. Ya Allah, yang kami lakukan semata-mata mencari keridhoanMu. Ridhoi keputusan kami ini.
Subhanallah, perjuangan yang sedang kita lakukan. Pagi syuro, setelah syuro, jaulah ke mojokerto dan jombang, sore syuro lagi, dan besok pagi simulasi hasil. Siang kami adalah penuh dengan konsep dan kerja. Malam kami penuh dengan hal2 yang terus menerus terbayang di kepala untuk dilakukan sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Ya Allah, malam kami adalah untukMU, saat kami bersimpuh di hadapanMU memohon
kekuatan untuk tetap tegar memikul beban yang semakin berat ini. Hitungan mundur sedang kami jalani. Semoga semua ini menjadi pemberat timbangan kami di hari
dimana tidak ada perlindungan selain perlindunganMU.
H-7 : Jumat, 3 Februari 2006
Subhanallah. Hanya kata itu yang bisa ana ucapkan. Dakwah memang pekerjaan yang mematahkan tulang punggung. Tapi, hanya ini satu-satunya jalan untuk ke surgaNya. Tak terasa seminggu lagi agenda akbar akan dilakukan. Setelah syuro sejak subuh, akhwat jaulah dalam kota, sedang ikhwannya jaulah ke mojokerto dan jombang. Ba’da asharnya syuro lagi melaporkan hasil jaulah dan meneruskan agenda yang belum selesai.
Subahanallah. Ya Allah, ridhoi langkah kami ini. Bersihkan hati dan pikiran kami agar dapat merumuskan yang terbaik untuk dakwah. Ya Allah, ampuni kami.
H-6 : Sabtu, 4 Februari 2006
Simulasi sc-oc di ubaya jam 8 sampe ashar. Setelah ashar, ketika semua telah pulang dan melanjutkan amanah di luar, kami ber7 mengecek kesiapan oc kesekretariatan mengenai masalah registrasi. Semuanya terasa indah karena hujan turun dan itu pertanda rahmat dari Allah. Tanpa jas hujan, kami pun pulang, kehujanan dari tenggilis sampe deles. Bahkan subhanallah, seorang akh terlihat naik sepeda ontel pulang tanpa jas hujan juga. Ontel dari tenggilis ke its? Subhanallah. Ternyata, jika ruh dakwah sudah mengalir di tubuh dan jiwa seorang aktivis, maka tidak ada penghalang apapun baginya. Ya Allah, mudahkanlah segala urusan kami.
H-5 : Ahad, 5 Februari 2006
Jam 9 syuro lagi di Ar-Risalah sampe ashar membahas alur komunikasi. Ya Allah, syuro kali ini kami tidak fokus. Banyak yang ruwet dan mbulet saat ngomong bahkan kadang gak nyambung. Sepertinya kami butuh tausiyah.
Subhanallah, perjuangan yang sedang kita lakukan. Pagi syuro, setelah syuro, jaulah ke mojokerto dan jombang, sore syuro lagi, dan besok pagi simulasi hasil. Siang kami adalah penuh dengan konsep dan kerja. Malam kami penuh dengan hal2 yang terus menerus terbayang di kepala untuk dilakukan sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Ya Allah, malam kami adalah untukMU, saat kami bersimpuh di hadapanMU memohon
kekuatan untuk tetap tegar memikul beban yang semakin berat ini. Hitungan mundur sedang kami jalani. Semoga semua ini menjadi pemberat timbangan kami di hari
dimana tidak ada perlindungan selain perlindunganMU.
H-7 : Jumat, 3 Februari 2006
Subhanallah. Hanya kata itu yang bisa ana ucapkan. Dakwah memang pekerjaan yang mematahkan tulang punggung. Tapi, hanya ini satu-satunya jalan untuk ke surgaNya. Tak terasa seminggu lagi agenda akbar akan dilakukan. Setelah syuro sejak subuh, akhwat jaulah dalam kota, sedang ikhwannya jaulah ke mojokerto dan jombang. Ba’da asharnya syuro lagi melaporkan hasil jaulah dan meneruskan agenda yang belum selesai.
Subahanallah. Ya Allah, ridhoi langkah kami ini. Bersihkan hati dan pikiran kami agar dapat merumuskan yang terbaik untuk dakwah. Ya Allah, ampuni kami.
H-6 : Sabtu, 4 Februari 2006
Simulasi sc-oc di ubaya jam 8 sampe ashar. Setelah ashar, ketika semua telah pulang dan melanjutkan amanah di luar, kami ber7 mengecek kesiapan oc kesekretariatan mengenai masalah registrasi. Semuanya terasa indah karena hujan turun dan itu pertanda rahmat dari Allah. Tanpa jas hujan, kami pun pulang, kehujanan dari tenggilis sampe deles. Bahkan subhanallah, seorang akh terlihat naik sepeda ontel pulang tanpa jas hujan juga. Ontel dari tenggilis ke its? Subhanallah. Ternyata, jika ruh dakwah sudah mengalir di tubuh dan jiwa seorang aktivis, maka tidak ada penghalang apapun baginya. Ya Allah, mudahkanlah segala urusan kami.
H-5 : Ahad, 5 Februari 2006
Jam 9 syuro lagi di Ar-Risalah sampe ashar membahas alur komunikasi. Ya Allah, syuro kali ini kami tidak fokus. Banyak yang ruwet dan mbulet saat ngomong bahkan kadang gak nyambung. Sepertinya kami butuh tausiyah.
Subscribe to:
Posts (Atom)