Tuesday, February 28, 2006

Sebuah Muara Yang Pasti

Dini hari tepat pukul 00:00, telepon genggam saya berbunyi pertanda sms masuk. “Seiring usia yang bertambah, sebaliknya jatah umur berkurang. Seseorang yang bergembira dengan hari kelahirannya, sesungguhnya dia bersuka dengan majunya kematian. Doaku selalu menyertaimu, sista. Miss Uuu”. Begitu isi sms dari adekku yang sedang nginap di rumah tante. Kemarin saat mengikuti talkshow dengan tema “Menatap Masa Depan Dengan Penuh Kesuksesan”, ada penggalan kisah tentang kematian. Bahwa semua kita akan menuju ke sebuah muara yang sama , yaitu MUARA KEMATIAN.

Pagi tadi selepas subuh, iseng saya membuka file-file tausiyah di komputer dan Allah menuntun tangan ini membuka file-file yang ternyata berintikan hal yang sama, KEMATIAN.
Sejenak saya termenung, adakah saya siap jika hari itu tiba? Kata Ust. Anis Matta, kesuksesan bukan terletak di awal, atau di tengah, tapi akhir. Apakah kita mengakhiri atau menutup hidup kita ini dengan husnul khotimah atau su’ul khotimah.

Layaknya sebuah perjalanan, kita semua telah memegang satu tiket yang keberangkatannya adalah pasti. Hanya saja, dalam tiket itu belum tercantum hari dan jam berapa kita akan berangkat. Kita harus selalu siap kapanpun pemberi tiket itu memanggil kita. Kita akan pergi ke sebuah negeri yang tidak bisa kita temukan informasinya di brosur wisata manapun, tapi di Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Pesawat yang akan kita tumpangi bukanlah Garuda atau Bouraq tapi adalah sebuah keranda. Barang bawaan kita tidaklah dibatasi 23 kg atau 35 kg. Kita tidak perlu khawatir dikenakan biaya tambahan jika kelebihan beban karena kemurahan Allah mengizinkan kita membawa sebanyak apapun amal perbuatan kita. Parfum yang dipakai bukanlah Channel atau parfum-parfum mahal lainnya tapi air mawar dan kampar. Baju dan stelah jas yang kita pakai bukanlah tuxedo atau pakaian mahal lainnya, tapi cukup kain kafan putih tanpa jahitan.
Paspornya bukanlah paspor dinas atau paspor haji tapi paspor Al-Islam. Visanya pun tidak dibatasi 6 bulan tetapi visa selamanya dengan stempel “Laa Ilaaha Illallah”.

Pramugari yang akan melayani kita bukanlah pramugari cantik yang selalu setia dengan senyumannya tetapi yang melayani kita adalah Izrail yang senyumannya bergantung barang bawaan kita. Pelayanan yang diberikan bukanlah kelas ekonomi atau bisnis, tapi ambulan atau limousine atau truk sampah, tergantung perilaku kita selama menunggu penerbangan itu.

Tujuan kita bukanlah kota romantis Perancis atau kota Pizza Itali tapi Taman Pemakaman Umum alias TPU. Bandara tempat transit kita adalah alam barzakh. Ruang tunggu bukanlah berhampar karpet dan ber-AC melainkan ruangan gelap berukuran 1,5 X 2 meter bernama kuburan. Petugas imigrasinya adalah Munkar dan Nakir. Dan tidak perlu ada penggeledahan barang bawaan. Tujuan akhir kita Surga dimana mengalir sungai-sungai dibawahnya atau sebaliknya etrgantung bawaan kita.kita pun tidak perlu membayar apapun atas perjalanan itu, its all FREE. Makanan tidak dihidangkan dalam perjalanan ini maka jangan risau dengan halal haramnya. Jangan pula pusing dengan memikirkan tempat bersandar karena tubuh kita telah terbujur kaku. Jangan pula khawatir penerbangan akan ditunda, karena jadwal penerbangan selalu tepat waktu, baik berangkat maupun tibanya.
Jangan pula memikirkan mengenai booking untuk perjalanan ini karena perjalanan ini telah kita booking sejak masih dalam kandungan ibu. Tidak perlu risau memikirkan teman sepenerbangan karena kitalah satu-satunya penumpang penerbangan itu.. nikmati saja perjalanan itu.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa jadwal perjalanan ini tidak pernah diberitahukan sebelumnya.

The problem is, apakah saya telah siap untuk penerbangan itu?
Penerbangan dengan one way ticket alias tidak akan pernah kembali.


“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan sehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan sehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS Al-Ashr 1-3)
“Ya Tuhan kami, janganlah Kau condongkan hati-hati kami kepada kesesatan sesudah Kau beri petunjuk. Dan karuniakan kepada kami dari sisiMu rahmat (kasih sayang), sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Karunia “(QS. 3 : 8)

“Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya melainkan sudah ditetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz” (QS, 35 : 11)



27 februari 2006 (09.20 am). Met milad, for me
Ya Allah, aku takut Engkau mengambilku saat aku sedang jauh dariMU

No comments:

Post a Comment