16-05-08, 12:16 pm
"Ca Ebhy mengapa seng bel atau sms ibu sedikit ka? ibu rindu, ibu dan ade berlawanan jam sekolah. sering-sering sms ibu ee, salam rindu ibu dan ade dari ambon"
Begitu isi pesan yang ibunda tercinta kirim tepat siang hari saat pekerjaan begitu melenakan. Ada yang mengalir di sudut hati, betapa hati bidadariku sedang sedih karena tak ada berita dariku. Belakangan ini, saya memang sedang sibuk-sibuknya berlari mengikuti ritme pekerjaan di kantor baru ini. Dan yang tersisa saat pulang hanyalah istirahat hingga terlupa berkirim berita.
sms itu kubalas dengan penuh penyesalan dan keinginan akan menelpon ibu setiap hari. :Ibu cinta, maaf e. Iya nanti eby sering sms ibu. mmmuuuaaah.
Hanya begitu saja. Dan sms itupun terlupa begitu saja. Hingga kemarin sore, 5 hari setelah sms pertama itu beliau berkirim kabar dengan begitu singkat "Ca ebhy, ada bikin apa. sms ibu ka"
Deg, betapa berdosanya diriku yang tak jua bisa membahagiakannya meski hanya sekedar sms. Maka tak menunggu lama, setelah maghrib, aku menelpon wanita mulia itu, mendengar suaranya, meraba kerinduannya dan mencumbu kasihnya.
Kawan, ada kalanya kita lupa bahwa ibu kita yang jauh di sana menanti kita. Bukan fisik, hanya suara atau bahkan menyapa lewat sms. se-simple itu tapi terkadang kita lupakan. Sering-seringlah mengabarinya. Ini bukan nasehat murni untuk kalian, ini sebenarnya untuk saya. Ini sekedar mengajak, mari kembali dapatkan kekuatan dan spirit dari suara indahnya.
Ibu, putrimu ini sudah memenuhi hatinya dengan namamu. Hanya saja mungkin tak bisa ia ekspresikan dengan indah. Aku mencintaimu ibu, hingga hati ini berkarat dan berlubang tak sanggup menahan cintaku padamu.
Beta telpon ibu di jawa sekali seminggu sa..cukup ka seng itu ca?
ReplyDeleteups.. kayaknya kalo soal ini.. tumben beta deng adis kompak.. seminggu sekali...
ReplyDeleteDis... pulsanya jangan dihabisin par maitua saja ka.. telpon mama lai :D
cukup dan tidak, kamu yang bisa jawab dis.
ReplyDeleteemang almas tau adis telon maitua lebih dari seminggu sekali ya?
oya, undangannya ya dis (lagi dan lagi diingetin).