Monday, July 27, 2009
Kepada Sebuah Hati
Memang sudah saatnya kita bersikap atas segala kegamangan
Yang kita ambil semalam adalah sebuah kemenangan hati kita
Dan….
Jauh lebih lega mengambil keputusan semalam,
Dibandingkan saat mengambil keputusan yang membawa kita sampai di titik ini.
Yang kita jalani, bagiku bukan kesia-siaan
Karena aku belajar.
Belajar mengerti, belajar berbagi, belajar memahami, dan belajar berkorban
Dan pelajaran yang terbesar adalah :
Kita akan saling menyakiti jika diteruskan
Masih ada yang aku simpan untukmu
Adalah doa dalam setiap sujudku
Agar selamanya kau baik-baik saja
Agar selalu ada senyum dalam hari-harimu
Aku sudah meraba hati
Tak ada sedikitpun rasa sakit, marah apalagi benci
Yang ada adalah kesyukuran bahwa kita ”diberitahu” sekarang oleh Allah
Sebelum tak ada lagi jalan untuk kembali
Terimakasih karena untuk sekian lama
........ pernah ada di sampingku
........ pernah mengkhawatirkanku
........ pernah menegurku
........ pernah merindukanku
........ pernah bertingkah menyebalkan
........ pernah mendengar tangisku
........ pernah tertawa bersamaku
........ pernah berbagi cerita denganku
........ pernah berbagi beban denganku
........ pernah banyak
Terimakasih atas segalanya
rumah, 26 Juli 2009 : dalam dingin malam
Label:
Catatan Hati,
Kita,
Puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Jurang menganga terlalu lebar.
ReplyDeleteTak kan mampu kita langkahi setelah mengukur diri
Jika pun dipaksakan bisa.
Hanya mengulur waktu untuk jatuh bersama
pusinya bagus mbak...pengalaman pribadi ya...he..he..
ReplyDeletesalam kenal...mampir jg di blog beta.. :D
@ irawan : segera meluncur pak...
ReplyDeletesunggu puitis sekali. se andainya saya bisa bikin puisi sebagus ini. ah alangkah senangnya. ohya salam kenal aja
ReplyDelete@ Udien : salam kenal. ah, ini puisi biasa saja. kalo udien mau bikin puisi bagus, kuncinya cuma satu, pake hati. udah, itu saja. Salam kenal juga
ReplyDelete