Bismillah...
So Complicated. Semua urusan kembali kepada Allah.
Jika tubuh dan jiwa ini bukanlah buatanNYA,
Mungkin saat ini, ia sedang meregang kesakitan
Menangis melihat begitu banyak hal yang perlu diperbaiki
Begitu banyak idealisme dan kejujuran harus berbenturan dengan urusan duniawi
Betapa sulit menjaga keikhlasan, berpijak di atas kebenaran
Ketika sekeliling terasa begitu menyesakkan dan memaksa
Memaksa menerima yang tak mau dan tak boleh diterima
Haruskah kemudian menutup mata dan telinga
Sementara memperbaiki dengan segala resikonya adalah sebuah pilihan
Pilihan yang baik meski harus menerima getah di baliknya
Bukankah kebenaran dan kebaikan harus diteriakkan meski menyakitkan
Bukankah sebuah profesionalitas harus dijunjung tinggi?
Bukankah kualitas layak dan pantas sebagai patokan,
bukan sekedar memicingkan mata dengan pertimbangan2 yang sangat tidak intelek
Apa harus diam saja?
Ataukah harus berteriak?
Atau harus berpura-pura tidak tahu
Just be professional, okay?
Just be fair and we will move together
Allah,
Alhamdulillah hati ini buatanMU
Terimakasih karena telah menguatkan
Saat tak yakin bisa kuat
Thursday, April 19, 2007
Monday, April 09, 2007
Bahagia selamanya
Subhanallah...
Bergetar rasanya dengar kalimat tadi. Ini kali pertama saya melihat langsung prosesi akad nikah. Selama ini liatnya di Tivi tivi gitu. Atau ke Walimahan yang udah kelar akadnya.
tapi, tadi itu kita sekeluarga ke pernikahannya Mas Yudi dan for the first time dengar langsung ucapan akad itu.
Terus terang, saya merinding. Entah kenapa, saya merinding.
Satu lagi rahasia Allah yang terjadi pada kehidupan manusia. Seminggu kemarin ada tiga berita bahagia yang saya dapat. Satu dari Mbak Yuyun yang mengabarkan kehamilannya di usia 10 minggu, Ami yang mengabari kehamilannya yang Alhamdulillah baik2 saja di usia 6 bulan ini dan kabar bahagia yang paling bikin saya bahagia, bahwa seorang sahabatku, saudaraku akan melangsungkan pernikahan di awal Mei. Semoga saya bisa menghadirinya meski di lain daerah. Karena itu adalah berita yang paling saya nantikan setelah sekian lama.
Plus, hari ini kakak saya tercinta juga lagi milad. Met milad ya Ca. Semoga segala kebaikan untukmu karena kami semua menyayangimu.
Kembali ke akad tadi.
Subhanallah. Saya sudah mendengar dan tahu serta percaya bahwa akad nikah itu mampu menggetarkan Arsy, tempat tinggal Allah.
Tapi, ketika saya mendengarnya langsung, Subhanallah, tubuh saya berguncang hebat. Betapa mitshaqan Ghaliza itu mampu membuat semua yang tidak menjadi iya, membuat yang haram menjadi halal. Subhanallah..
Pantas saja saya melihat banyak orang yang justru menangis jika menghadiri sebuah akad pernikahan.
BTW,
Selamat buat Mas Yudi. Saya memang tidak terlalu mengenal anda. Yang saya tahu, keluarga saya menyukai anda, maka anda pasti orang baik. Dan semoga segala kebaikan memenuhi setiap relung hidup anda dan istri.
Barakallahu Laka Wabaraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoiri
Buat Mbak Yuyun dan Ami, jaga kesehatan kalian. Agar ponakan2 eby nanti lahir dengan sehat. Eby percaya kalian akan menjadi ibu yang terbaik buat mereka.
Dan buat saudaraku yang masih memintaku merahasiakan pernikahannya, kurang dari sebulan engkau akan memasuki gerbang baru. Bersiaplah, eby mendoakanmu karena sa sayang ko, ces...
Bergetar rasanya dengar kalimat tadi. Ini kali pertama saya melihat langsung prosesi akad nikah. Selama ini liatnya di Tivi tivi gitu. Atau ke Walimahan yang udah kelar akadnya.
tapi, tadi itu kita sekeluarga ke pernikahannya Mas Yudi dan for the first time dengar langsung ucapan akad itu.
Terus terang, saya merinding. Entah kenapa, saya merinding.
Satu lagi rahasia Allah yang terjadi pada kehidupan manusia. Seminggu kemarin ada tiga berita bahagia yang saya dapat. Satu dari Mbak Yuyun yang mengabarkan kehamilannya di usia 10 minggu, Ami yang mengabari kehamilannya yang Alhamdulillah baik2 saja di usia 6 bulan ini dan kabar bahagia yang paling bikin saya bahagia, bahwa seorang sahabatku, saudaraku akan melangsungkan pernikahan di awal Mei. Semoga saya bisa menghadirinya meski di lain daerah. Karena itu adalah berita yang paling saya nantikan setelah sekian lama.
Plus, hari ini kakak saya tercinta juga lagi milad. Met milad ya Ca. Semoga segala kebaikan untukmu karena kami semua menyayangimu.
Kembali ke akad tadi.
Subhanallah. Saya sudah mendengar dan tahu serta percaya bahwa akad nikah itu mampu menggetarkan Arsy, tempat tinggal Allah.
Tapi, ketika saya mendengarnya langsung, Subhanallah, tubuh saya berguncang hebat. Betapa mitshaqan Ghaliza itu mampu membuat semua yang tidak menjadi iya, membuat yang haram menjadi halal. Subhanallah..
Pantas saja saya melihat banyak orang yang justru menangis jika menghadiri sebuah akad pernikahan.
BTW,
Selamat buat Mas Yudi. Saya memang tidak terlalu mengenal anda. Yang saya tahu, keluarga saya menyukai anda, maka anda pasti orang baik. Dan semoga segala kebaikan memenuhi setiap relung hidup anda dan istri.
Barakallahu Laka Wabaraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoiri
Buat Mbak Yuyun dan Ami, jaga kesehatan kalian. Agar ponakan2 eby nanti lahir dengan sehat. Eby percaya kalian akan menjadi ibu yang terbaik buat mereka.
Dan buat saudaraku yang masih memintaku merahasiakan pernikahannya, kurang dari sebulan engkau akan memasuki gerbang baru. Bersiaplah, eby mendoakanmu karena sa sayang ko, ces...
sUBhaNaLLAh, AlhAMDULILAH, AllahuAKBAR
Bismillah....
Baru seminggu tidak neg-net, tapi rasanya sudah lamaaa banget. Secara di lokasi tempat kerja, belum ada koneksi internet-nya, jadul banget ya. Jadi, mumpung sekarang lagi di Ambon, gak lengkap rasanya kalo tidak surfing.
Bicara soal tempat kerja yang jauh di ujung sana, sebenarnya banyak pengalaman yang bisa dipetik. Kayak dua kali saya pulang ini. Di perjalanan pertama minggu lalu, dari atas feri yang membawa saya dari pelabuhan Waipirit ke Pelabuhan Hunimua, saya melihat satu lagi cinta di atas bumi Allah ini.
Seperti seorang nelayan yang berada di tengah laut hanya untuk anak istrinya. Mendayung sendirian. Belum lagi ketika dalam perjalanan kedua kemarin, warna langit begitu sempurna. Sinar keperakan memantul di permukaan laut mengawali tenggelamnya matahari.
Subhanallah...Subhanallah, begitu kecil rasanya
Tiba-tiba saja teringat 2 hari yang lalu, saat begitu resah, begitu merasa tak berdaya melawan takdir yang Allah tetapkan atasku.
Hingga sebuah SMS mengejutkanku, betapa aku seharusnya bisa lebih banyak bersyukur dengan semua yang terjadi, karena seperti bunyi pesan itu :
DARI SITULAH QT BISA MENYATAKAN
SUBHANALLAH,
ALHAMDULILLAH,
ALLAHU AKBAR.
Baru seminggu tidak neg-net, tapi rasanya sudah lamaaa banget. Secara di lokasi tempat kerja, belum ada koneksi internet-nya, jadul banget ya. Jadi, mumpung sekarang lagi di Ambon, gak lengkap rasanya kalo tidak surfing.
Bicara soal tempat kerja yang jauh di ujung sana, sebenarnya banyak pengalaman yang bisa dipetik. Kayak dua kali saya pulang ini. Di perjalanan pertama minggu lalu, dari atas feri yang membawa saya dari pelabuhan Waipirit ke Pelabuhan Hunimua, saya melihat satu lagi cinta di atas bumi Allah ini.
Seperti seorang nelayan yang berada di tengah laut hanya untuk anak istrinya. Mendayung sendirian. Belum lagi ketika dalam perjalanan kedua kemarin, warna langit begitu sempurna. Sinar keperakan memantul di permukaan laut mengawali tenggelamnya matahari.
Subhanallah...Subhanallah, begitu kecil rasanya
Tiba-tiba saja teringat 2 hari yang lalu, saat begitu resah, begitu merasa tak berdaya melawan takdir yang Allah tetapkan atasku.
Hingga sebuah SMS mengejutkanku, betapa aku seharusnya bisa lebih banyak bersyukur dengan semua yang terjadi, karena seperti bunyi pesan itu :
DARI SITULAH QT BISA MENYATAKAN
SUBHANALLAH,
ALHAMDULILLAH,
ALLAHU AKBAR.
Subscribe to:
Posts (Atom)