Wednesday, June 29, 2011

(238) Aku Adalah Sunyi


Setelah sekian lama, berapa langkah kita kini? Jamkah atau menit?. Ya, mungkin saja hanya bilangan menit,. Bahkan dengan satu kata “boleh”, mungkin saja hanya akan berjarak kurang dari sepuluh langkah

Aku masih mengingat dengan jelas detail kalimat yang terucap di stasiun gubeng. “Jangan menangisi perpisahan, menangislah saat bertemu, Karena Allah masih memberi kesempatan bertemu”. Buatku, ini bukan kesempatan itu. Aku memang ingin menjahit potongan itu, menyulam sesuatu yang mungkin masih menganga, tapi bukan sekarang, bukan dengan cara ini. Hujan telah menerjemahkan seluruh kepingan itu, membasuh perih merubah jadi ikhlas

Pertemuan yang kuharap adalah pertemuan yang diatur Allah, dibuat olehNya tanpa campur tangan kita. Pertemuan yang tidak akan menyakiti siapapun, apalagi hatiku sendiri. Allah telah lama menyembuhkan lukaku, bahkan sebelum luka itu ada. Ia sudah menyiapkan diriku untuk setiap beban seberat apapun. Karena aku jiwa kecintaanNYA, karena jiwaku didesain sebegitu hebat olehNYA. Titipkan saja aku padaNYA seperti yang sudah dan selalu kau lakukan.

Kenanglah aku sebagai sunyi, berada antara bait bait sajak.
Kenanglah aku sebagai gerimis yang datang sejukkan sore
Kenanglah aku sebagai malam yang semakin pekat menjelang fajar
Kenanglah aku sebagai senja yang berlalu dengan singkat, namun sempurna

When a relationship fails, its both their fault. One for giving up and walking away. The other for not stopping them #quote

No comments:

Post a Comment