Wednesday, October 03, 2007

Di Antara Dua Pilihan

Bismillahirrahmanirrahim...
Kalau kita dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, apa yang harus kita lakukan? Kebanyakan orang akan menganjurkan untuk memilih yang paling sedikit mudhoratnya. Sekarang pertanyannya adalah
"bagaimana kalau kita gak tau yang mana yang paling sedikit mudhoratnya?"
"bagaimana kalau kita sama sekali asing dengan dua pilihan itu?"
"bagaimana kalau kita gak tau mana yang terbaik untuk kita?"

Begitulah kini yang rasanya menggelantung di kepala. Bingung berada di antara dua pilihan yang saya sama sekali tidak tahu harus memilih yang mana. Ada hal-hal yang bisa saya dapatkan dari yang satu tapi tidak di yang lain, begitu pula sebaliknya. Kalo boleh saya memilih dua-duanya, sepertinya itu lebih baik. Jadi lengkap yang saya dapatkan. Tapi itu gak mungkin. Dan sekarang kalo Allah membuka satu pintu untuk saya masuki sementara saat ini saya tengah riang dan bergembira di ruangan yang lain, apa saya mesti melangkahkan kaki ke ruangan baru itu atau tetap di ruangan yang lama. Mungkinkah kaki saya ada di dua ruangan tersebut secara bersamaan?

Saya gamang, takut memutuskan karena takut keputusan saya salah. Dengarkan kata hati sudah. Dan kata hati saya sudah menjawab tapi saya masih ragu akan ke depannya. Kalut, bimbang, bingung, takut, semuanya serba buntu.

Dan sampailah saya pada jawabannya.
Bahwa saya tak perlu memutuskan apa-apa. Allah-lah yang akan menjawabnya untukku. Allah telah membuka pintu, maka berarti Ia menginginkanku masuk. Kalau nanti Ia tak menghendakiku berlama-lama di situ, Ia pasti akan menutupnya untukku. Aku tak perlu risau. Semua akan berjalan sesuai kehendakNYA dan itu pastilah yang terbaik. saya gak perlu untuk membingungkan mana yang terbaik buat saya. Cukup masuki pintu itu, dan Allah-lah yang akan menunjukkan arahnya.

Maka disinilah saya sekarang, mencoba memasuki pintu itu. Arahnya kemudian mulai jelas. Ketidaksetujuan dari pihak yang paling kuharap dukungannya, hati dan pikiran saya yang terus menggelitik di tempat lain, hingga alur yang harus kuhadapi di pintu baru itu. It's all clear, yang terbaik untukku bukanlah disitu. Allah menunjukkannya untukku. Toh, kalo pintu itu kembali terbuka, kurasa saya sudah tau jawabannya apa.

Allah, terimakasih atas pelajaran yang engkau berikan ini. Aku tau, dan aku yakin mendarah daging dalam tubuhku bahwa "RidhoMU ada pada keridhoan orang tua, MurkaMu ada pada murka orang tua"

Ibu, maafin eby, dan terimakasih ya bu telah memberiku nafas kehidupan. Aku tau, hatimu-lah yang terbaik menuntun jalanku. Keyakinanmu adalah titah untukku. Love you, mom........

No comments:

Post a Comment