Senja ramadhan telah tenggelam, mentari syawal datang. Entah harus bahagia atas datangnya kemenangan ini atau bersedih atas perpisahan ini. Tak pelak ada tanya, akankah sua kembali ataukah perpisahan ini untuk selamanya.
Seminggu lebih menghabiskan hari-hari di rumah, bersama orang orang tercinta. Ramadhan dan ied fitri selalu menawarkan keceriaan, senyum dan pertemuan fisik yang begitu bermakna. Dek eya yang datang dari Surabaya, dek Ega yang mudik dari makassar, bikin pertemuan kami berlima yang sudah tak lama berjumpa begitu bermakna. Seru, asyik, lebaran kali ini. Pisang ijo favorit buatan ibu jadi penutup berbuka dan ketupat plus opor ayam masih jadi menu utama lebaran. Siip, mantrrrraaap.
Ke rumah sanak saudara, didatangi sama sanak saudara, pertemuan yang begitu menyenangkan. Ada yang kurang dari lebaran ini. Baru kali ini, kita gak ada kumpul-kumpul sama teman2 SD, dan gak ada acara ke sekolahan SD. Sedih juga tapi gak apa, kemarin sudah telpon Ibu Nun, terobati lah kangen itu.
Sore tadi untuk pertama kali sholat di masjid agung An-Nuur di batu merah. Jalan ke batu merah sore hari dari arah Galunggung liat mentari senja, subhanallah. Laut di kanan dan gunung di depan. Bagus deh pokoknya.
Besok, saya mau balik ke SBB, kembali bertugas mengabdi pada negara (weits). Rasa-rasanya sudah cukup persediaan energi untuk balik. Ditutup dengan indah. Rame-rame tadi makan di AREMA. Ada evi, dek eya, dek uni, caca, ca lely, mbak ratih dan dek Putri. Menu semuanya sama, Bakso. Rada mengecewakan sih, gak seenak yang diceritakan but at least ketemuan rame2 sudah cukup lah. i love you all, sista......
No comments:
Post a Comment