Monday, October 22, 2007

Jiwa, Siapkan kematianmu....

Beberapa bulan ini begitu banyak kematian di dekatku.
Sebulan lalu, adik dari kakek yang dibelai oleh kematian dan sekitar 2 minggu lalu, kematian ada di jalan yang kulewati lima belas menit setelahnya. Terbujur kaku seorang pria mencium tanah dengan merah terus menetes dari kepalanya. Saat itu kubayangkan perihnya hati keluarga yang mendengar berita perginya tempat menyambung hidup dengan cara yang tak biasa. Kubayangkan pula perasaan pengendara yang menjadi sebab perginya nyawa itu. Bagaimana ia akan menghadapi hari-hari berikutnya dengan perasaan bersalah dan penyesalan berkepanjangan. Bagaimana pula perjalanan batin sang pembawa berita. Kata-kata seperti apa yang harus ia ucapkan agar berita luka duka itu tidak seluka kelihatannya. Yang walaupun dicari di kamus setebal apapun tak akan ditemukan. Kepergian tetaplah menyakitkan seperti apapun balutan kata-kata membungkusnya.

Dan pagi tadi, kami sekeluarga dikejutkan oleh berita duka kepergian seorang bibi di Luhu, kampung keluarga besar saya. Begitu tiba-tiba karena heart attack. Terkirim doa untuknya, semoga beliau tenang. Maafkan karena tak bisa ke sana. Tapi doaku tak berhenti semoga ketenangan kau dapatkan.

Kita telah lahir, pada gilirannya kita akan "pergi". begitulah kepastian. Maka, wahai jiwa, persiapkanlah kematianmu dengan indah....

Ada sebuah kematian yang begitu indah 4 hari yang lalu. Seorang kerabat muallaf pergi dengan begitu sempurna. Saat berdzikir usai sholat subuh, masih dengan mukena ia kenakan. Pagi tadi sebelum sholat, beliau sudah membersihkan diri dan beliau ditemukan masih dengan mukena, tidur dengan tangan yang ia bentuk sendiri.
Subhanallh, begitu indah.
Jiwa, akankah kematianmu akan kau songsong dengan indah?

nb : Ma Enga, doaku, semoga Allah mendekapmu erat, membuatmu nyaman hingga berkumpul lagi nanti. Om, abang, yang sabar ya...............

No comments:

Post a Comment