Bismilahirrahmanirrahim...
Pagi-pagi, rumah di Piru sudah heboh banget. Sumur yang baru saja dibersihkan hari ahad kemarin sama tetangga-tetangga sebelah (makasih semuanya), kemasukan anjing.
Itu anjing nyemplung, kecebur karena memang stelah dibersihkan kemarin, belum sempat ditutup. Saya yang sedang di kamar mau bersiap ke Kantor, waktu tau kejadiannya rasanya pengen nangis. Hati rasanya wis was, gimana bersihinnya. Kak Lely yang tadinya mau mandi, akhirnya ngungsi dulu mandi di rumahnya Mama Ece. Bingung juga mau diapakan. Sementara dengar tersu suara orang2 berhitung untuk keluarkan anjing itu. Saya gak mau keluar lihat. Bukannya takut, cuma gak mau aja meletakkan penggalan kejadian itu di memori. Katanya, Anjingnya besar banget dan lagi hamil. Waktu diangkat, sudah lemas.
Setelah anjingnya dikeluarkan, kita tanya pak Zubair via telpon sumurnya diapakan. Caca malah sudah ganti baju kantornya berniat gak masuk kantor kalau-kalau harus membersihkan sumur lagi. Pak Zubair akhirnya jelaskan kalo tidak apa-apa. Kalau anjingnya sudah dikeluarkan, ya sudah. Airnya tetap bisa dipakai. Di zaman Rasulullah, ada sebuah sumurterkenal di Madinah juga kemasukan najis. Dan Rasulullah meminta mengeluarkan najisnya, dan airnya tetap suci dan bisa dipakai seperti biasa.
Secara hukum, airnya sudah suci. Cuman, kita di rumah sudah geli sendiri. Jadi ya, airnya ditarik lagi pake alkon sampe sumurnya kering dan ganti air baru. Baru deh kita bertiga ke kantor, sudah jam sepuluh. Ada-ada aja...
Thursday, August 30, 2007
Saturday, August 25, 2007
Congratulation, mom,..
IBU ujian Sarjana. Papa nemenin dan hasilnya
"Lulus dengan SANGAT MEMUASKAN"
Congratulation ya mom. Kami, anak-anakmu bangga padamu dan mencintaimu tak habis.
Ibu, Selamat ya. Facial bareng yuk, bu.....
"Lulus dengan SANGAT MEMUASKAN"
Congratulation ya mom. Kami, anak-anakmu bangga padamu dan mencintaimu tak habis.
Ibu, Selamat ya. Facial bareng yuk, bu.....
Friday, August 24, 2007
Rolling Staf
Bismillahirrahmanirrahim...
Resmi pindah bidang. Kemarin waktu masih di Ambon, kak Amu sms ngasih tahu kalo di kantor rolling staf, dan saya dipindahkan ke bidang sebelah. Tapi tadi, agak kikuk langsung masuk ke ruangan baru jadi maenn masuk aja tetap di ruangan lama, dan ngobrolin rollingan ini. Sampai ada panggilan dari bidang sebelah, baru deh saya ke sana.
Bidang baru berarti pimpinan baru, berarti pola kerja baru. Disini,gaya kepemimpinan yang baru yang saya dapatkan. Pimpinan yang sportif, fair dan selalu mau kita belajar. Pekerjaan yang ada harus diselesaikan hari itu juga. Beliau tidak mau menumpuk pekerjaan karena akan terus beri dampak ke pekerjaan-pekerjaan berikut.
Proses pembelajaran di bidang ini berjalan cepat. Hanya saja, saya meninggalkan kehangatan dari bidang sebelah. Makanya, walaupun lagi banyak kerjaan, tetap aja disempet-sempetin maen ke bidang sebelumnya.
Wherever i am, the best i will give, insyaAllah
nb : Foto2 pas olahraga jumat di halaman kantor. Males ikut, ngambil foto doang dari dalam ruangan
Resmi pindah bidang. Kemarin waktu masih di Ambon, kak Amu sms ngasih tahu kalo di kantor rolling staf, dan saya dipindahkan ke bidang sebelah. Tapi tadi, agak kikuk langsung masuk ke ruangan baru jadi maenn masuk aja tetap di ruangan lama, dan ngobrolin rollingan ini. Sampai ada panggilan dari bidang sebelah, baru deh saya ke sana.
Bidang baru berarti pimpinan baru, berarti pola kerja baru. Disini,gaya kepemimpinan yang baru yang saya dapatkan. Pimpinan yang sportif, fair dan selalu mau kita belajar. Pekerjaan yang ada harus diselesaikan hari itu juga. Beliau tidak mau menumpuk pekerjaan karena akan terus beri dampak ke pekerjaan-pekerjaan berikut.
Proses pembelajaran di bidang ini berjalan cepat. Hanya saja, saya meninggalkan kehangatan dari bidang sebelah. Makanya, walaupun lagi banyak kerjaan, tetap aja disempet-sempetin maen ke bidang sebelumnya.
Wherever i am, the best i will give, insyaAllah
nb : Foto2 pas olahraga jumat di halaman kantor. Males ikut, ngambil foto doang dari dalam ruangan
Thursday, August 16, 2007
After That Call
Allah,
Terimakasih atas kesempatan yang kau berikan.
Cahaya yang kau tunjukkan saat aku sedang berjalan
di gua yang gelap ini.
Lubang itu terlihat, cahayanya berpantul indah.
Sampaikan aku di sumber cahaya itu, ya Allah
tapi jangan sampai membuatku silau.
Terimakasih Allah
Terimakasih atas kesempatan yang kau berikan.
Cahaya yang kau tunjukkan saat aku sedang berjalan
di gua yang gelap ini.
Lubang itu terlihat, cahayanya berpantul indah.
Sampaikan aku di sumber cahaya itu, ya Allah
tapi jangan sampai membuatku silau.
Terimakasih Allah
Tuesday, August 14, 2007
Nurani Yang Hilang
Bismillahirrahmanirrahim
Tak habis pikir rasanya, kemana hati nurani disembunyikan. Bisa dengan mudahnya mengambil hak orang lain, orang banyak untuk kepentingan pribadi. Atau juga mendzhalimi hak orang lain karena merasa punya power untuk itu. Marah mendengar apa yang terjadi, melihat dan menyaksikan kedzhaliman itu seenaknya dipraktekkan sambil tersenyum. Marah, sampai kemarahan itu berubah menjadi simpati. Simpati atas matinya hati nurani. Simpati akan musnahnya rasa takut akan dosa. Simpati pada kedangkalan moral tapi mengaku intelek.
Tanggung jawab yang diberikan dipakai seenaknya sendiri. Dan dibungkus dengan senyuman dan usaha menunjukkan wibawa. Ya, saya sebut usaha karena aura wibawa itu gak kelihatan. Tertutup oleh beringasnya mata isyarat perampok. Perampok yang merampok hak orang lain, yang membuang lebih banyak keringat tapi menikmati sedikit karena telah dicuri sebelum ia dapatkan.
Hai orang-orang yang kumaksud, berhentilah. Ada banyak tangan yang menunggu sesuatu yang seharusnya ada pada mereka tapi kini telah masuk ke perutmu. Juga berhentilah, karena ada banyak orang yang telah kau dzhalimi haknya demi sebuah kekuasaan yang kau lamunkan tiap malam.
Tak habis pikir rasanya, kemana hati nurani disembunyikan. Bisa dengan mudahnya mengambil hak orang lain, orang banyak untuk kepentingan pribadi. Atau juga mendzhalimi hak orang lain karena merasa punya power untuk itu. Marah mendengar apa yang terjadi, melihat dan menyaksikan kedzhaliman itu seenaknya dipraktekkan sambil tersenyum. Marah, sampai kemarahan itu berubah menjadi simpati. Simpati atas matinya hati nurani. Simpati akan musnahnya rasa takut akan dosa. Simpati pada kedangkalan moral tapi mengaku intelek.
Tanggung jawab yang diberikan dipakai seenaknya sendiri. Dan dibungkus dengan senyuman dan usaha menunjukkan wibawa. Ya, saya sebut usaha karena aura wibawa itu gak kelihatan. Tertutup oleh beringasnya mata isyarat perampok. Perampok yang merampok hak orang lain, yang membuang lebih banyak keringat tapi menikmati sedikit karena telah dicuri sebelum ia dapatkan.
Hai orang-orang yang kumaksud, berhentilah. Ada banyak tangan yang menunggu sesuatu yang seharusnya ada pada mereka tapi kini telah masuk ke perutmu. Juga berhentilah, karena ada banyak orang yang telah kau dzhalimi haknya demi sebuah kekuasaan yang kau lamunkan tiap malam.
Sunday, August 12, 2007
Kutunggu Kau di Masjid
Bismillahirrahmanirrahim...
Pernikahan seorang da'i adalah pernikahan da'wah.Maka ketika seorang da'i memutuskan untuk menikah, maka salah satu hal yang harus mempengaruhi keputusannya adalah sebuah pertanyaan "Apakah pernikahan ini membawa kualitas pada dakwah saya dan pasangan saya nanti?".
Menurut saya, adalah sebuah kemunduran ketika seorang da'i yang setelah menikah, aktivitas dakwahnya menurun. Kemundurannya lebih jauh lagi jika ternyata pasangannya pun adalah seorang da'i. Ketika pernikahan membuat kualitas kesertaan dan produktivitas dakwahnya menjadi lebih mundur dari sebelumnya, evaluasilah dan bangkitlah. Kita dibesarkan oleh dakwah. Dakwah yang mengenalkan pada kita sebuah kehidupan yang tenang. Dan ketika satu nikmat Allah kita rasakan, apa layak bagi kita mundur dari dakwah?
Menjadi sulit ditemui, susah diajak syuro, susah ditelpon, jarang muncul di masjid, peduli terhadap perkembangan dakwah tak terasa lagi, itu mengecewakan. Dengan pernikahan itu, saya berharap banyak. Saya berharap dampaknya pada dakwah akan luar biasa. Sudahlah, kita memang hanya boleh berharap pada Allah.
ps : Saudaraku, kutunggu engkau di masjid tempat kita merajut cinta
Pernikahan seorang da'i adalah pernikahan da'wah.Maka ketika seorang da'i memutuskan untuk menikah, maka salah satu hal yang harus mempengaruhi keputusannya adalah sebuah pertanyaan "Apakah pernikahan ini membawa kualitas pada dakwah saya dan pasangan saya nanti?".
Menurut saya, adalah sebuah kemunduran ketika seorang da'i yang setelah menikah, aktivitas dakwahnya menurun. Kemundurannya lebih jauh lagi jika ternyata pasangannya pun adalah seorang da'i. Ketika pernikahan membuat kualitas kesertaan dan produktivitas dakwahnya menjadi lebih mundur dari sebelumnya, evaluasilah dan bangkitlah. Kita dibesarkan oleh dakwah. Dakwah yang mengenalkan pada kita sebuah kehidupan yang tenang. Dan ketika satu nikmat Allah kita rasakan, apa layak bagi kita mundur dari dakwah?
Menjadi sulit ditemui, susah diajak syuro, susah ditelpon, jarang muncul di masjid, peduli terhadap perkembangan dakwah tak terasa lagi, itu mengecewakan. Dengan pernikahan itu, saya berharap banyak. Saya berharap dampaknya pada dakwah akan luar biasa. Sudahlah, kita memang hanya boleh berharap pada Allah.
ps : Saudaraku, kutunggu engkau di masjid tempat kita merajut cinta
Kerja Tanpa Hasil
Satu lagi penjilat saya temui hari ini. Dan dengan tampangnya yang seperti tak bersalah, sibuk menunjukkan siapa sebenarnya dia. Saya sama sekali tidak mengenal dia tapi saya mau muntah mendengar dia bicara. Dalam bemo tadi, ada orang yang ngobrol sama orang di depannya. Awalnya sih dia cerita kalo dia sekarang sedang sibuk dengan apa yang dia sebut aktivitas politik. Masih biasa-biasa saja pembicaraan itu, hingga saya seperti melihat tanduk keluar dari kepalanya dan taring menyembul dari balik giginya.
"Beta skarang ada karja deng A. ininya bagus (jarinya membuat kode duit). xxxx rupiah satu orang. Dolo beta deng B tapi beta su kecewa. Itu seng jalan, janji sa. Beta deng C lai, karja dua. Lumayan to" kata orang itu dengan taring penuh darah segar ***
Begitu ya kelakuan orang sekarang. Berafiliasi dengan sesuatu tapi niatannya materi. Kerja yang tidak keluar dari hati. Semua ada harganya, semua harus dihitung. Yang saya herankan, kenapa orang itu bisa membicarakan kemunafikan dia kerja di A dan di C, yang jelas-jelas A dan C adalah kompetitor. Dan perbincangan itu di bemo yang penuh orang. Apa waktu dia bilang begitu, dia merasa bangga? Saya malah muntah.
(***) Saya sekarang kerja sama A. Ininya bangus. xxxx rupiah per kepala. Dulu saya sama B tapi sudah kecewa. Itunya tidak jalan, cuma janji. Saya juga sama C, kerjanya dua. lumayan kan
"Beta skarang ada karja deng A. ininya bagus (jarinya membuat kode duit). xxxx rupiah satu orang. Dolo beta deng B tapi beta su kecewa. Itu seng jalan, janji sa. Beta deng C lai, karja dua. Lumayan to" kata orang itu dengan taring penuh darah segar ***
Begitu ya kelakuan orang sekarang. Berafiliasi dengan sesuatu tapi niatannya materi. Kerja yang tidak keluar dari hati. Semua ada harganya, semua harus dihitung. Yang saya herankan, kenapa orang itu bisa membicarakan kemunafikan dia kerja di A dan di C, yang jelas-jelas A dan C adalah kompetitor. Dan perbincangan itu di bemo yang penuh orang. Apa waktu dia bilang begitu, dia merasa bangga? Saya malah muntah.
(***) Saya sekarang kerja sama A. Ininya bangus. xxxx rupiah per kepala. Dulu saya sama B tapi sudah kecewa. Itunya tidak jalan, cuma janji. Saya juga sama C, kerjanya dua. lumayan kan
Saturday, August 04, 2007
So Glad for you, Dear Sista...
Setahun yang lalu, tulisan ini pernah saya goreskan. Goresan sebuah empati atas kekecewaan dan kesedihan yang dirasakan adik tercinta saya. Betapa kami tau hatinya terluka dan sakit karena langkahnya menggapai cita-cita harus ia tahan dulu. Tapi saat itu, justru ia yang meminta maaf pada kami karena merasa telah mengecewakan keluarganya. Melihatnya setahun yang lalu, terlihat jelas sebuah senyum yang ia paksakan. Dan dengan tegarnya ia justru membesarkan hati kami menerima keputusan Allah yang pasti lebih terasa menyakitkan untuknya.
Dan, ia tak pantang menyerah. Selama setahun saya menjadi saksi bagaimana ia mempersiapkan langkah berikutnya. Perjuangannya ingin membuktikan dirinya serta cita-citanya. Setiap hari, tak ada yang berlalu tanpa usahanya menancapkan satu persatu kesuksesan yang ingin ia ukir. Dan testimoni friendster saya pun, selalu sempat ia torehkan permintaan doa setiap ia berkunjung. Permintaan kepada kami, keluarganya, agar selalu mendoakan dia, mengawal usaha yang sedikit demi sedikit ia tanam.
Hingga pagi ini, sebuah berita yang membahagiakan kami semua. Bahwa ia diterima SPMB di fakultas impiannya. Fakultas yang setahun ia upayakan dengan gigih. Berita yang kudengar saat sedang apel pagi di halaman kantor membuyarkan konsentrasiku dan memindahkan alam pikiranku ke dirinya. Terbayang olehku saat ini, wajahnya, senyumnya, cerianya dengan berita ini.
Dek, gerbang itu telah terbuka. Masukilah dengan anggun. Tapaki jalannya yang akan semakin sulit ini. Tapi ketika kau yakin inilah citamu, keyakinan itu akan membuatmu maju dan maju. Tak peduli sepesar apa aralnya. Dan percayalah, kami semua disini, keluargamu, tau perjuanganmu, dan akan mensupport adek sampai citamu tercapai.
Dan, ia tak pantang menyerah. Selama setahun saya menjadi saksi bagaimana ia mempersiapkan langkah berikutnya. Perjuangannya ingin membuktikan dirinya serta cita-citanya. Setiap hari, tak ada yang berlalu tanpa usahanya menancapkan satu persatu kesuksesan yang ingin ia ukir. Dan testimoni friendster saya pun, selalu sempat ia torehkan permintaan doa setiap ia berkunjung. Permintaan kepada kami, keluarganya, agar selalu mendoakan dia, mengawal usaha yang sedikit demi sedikit ia tanam.
Hingga pagi ini, sebuah berita yang membahagiakan kami semua. Bahwa ia diterima SPMB di fakultas impiannya. Fakultas yang setahun ia upayakan dengan gigih. Berita yang kudengar saat sedang apel pagi di halaman kantor membuyarkan konsentrasiku dan memindahkan alam pikiranku ke dirinya. Terbayang olehku saat ini, wajahnya, senyumnya, cerianya dengan berita ini.
Dek, gerbang itu telah terbuka. Masukilah dengan anggun. Tapaki jalannya yang akan semakin sulit ini. Tapi ketika kau yakin inilah citamu, keyakinan itu akan membuatmu maju dan maju. Tak peduli sepesar apa aralnya. Dan percayalah, kami semua disini, keluargamu, tau perjuanganmu, dan akan mensupport adek sampai citamu tercapai.
Subscribe to:
Posts (Atom)