9 April 2009, tanggal yang 8 bulan terakhir ini hampir setiap hari kita dengar di media cetak maupun elektronik. Demikian pula dengan kata contreng yang tiba-tiba menjadi kosakata bahasa Indonesia. Kami, yang ada di belahan bumi tidur, dengan sedikit “dipaksa” harus familiar dengan kata contreng yang notabene bahasa Jawa itu. Kenapa pula tidak pakai kata centang saja? Oke, its not a big deal now, toh sepertinya semua sepakat bahwa pada tanggal 9 April 2009, kita semua harus ke TPS untuk mencontreng.
Dan saatnyalah hari ini,9 April 2009 telah tiba dan aktivitas mencontreng diperbolehkan untuk dilakukan. Suasana TPS 6 di tempat saya memilih pukul 11 rame, rameee banget.
Ada beberapa hal menarik terjadi seputar Pemilu Legislatif ini. Pukul 11, antrian masih banyak. Kondisi ruangan yang sempit dengan antrian yang panjang bikin keringat tidak berhenti mengucur. Uniknya tak ada yang mengeluh, semua tetap mengantri meski berpeluh. Beberapa menit lewat dari jam 11, ada PPS yang datang dan bilang tentang aturan batas waktu pencontrengan yaitu jam 12. Tahu apa yang terjadi setelah itu? Pemilih ngamuk choy, mereka gak mau hak pilih mereka tidak terpakai karena aturan jam 12 itu. Mereka memprotes keputusan itu. Perang mulut-lah PPS dan para pemilih dan proses antrian tertunda sekitar 15 menit.
Saya sebenarnya juga mau ikut protes dengan keputusan itu, tapi mulut ini sudah kelu untuk ikut bicara. Terpesona akan kemarahan para pemilih. Padahal kalau mereka tidak memilih, yang rugi caleg-calegnya. Kemarahan itu juga bikin takjub karena di balik itu saya melihat mereka masih punya harapan. Harapan untuk 5 tahun lebih baik dengan menentukan siapa yang akan mengawal keinginan mereka, at least untuk 5 tahun ke depan. Golput karena alasan apapun, mungkin di sebagian tempat jadi trend. Tapi di Kabupaten Seram Bagian Barat, tepatnya Piru, masyarakat masih punya harapan.
Melihat mereka dengan antrian penuh peluh, saya berharap semoga ini tidak sia-sia. Ada yang bilang “contreng 5 menit untuk derita 5 tahun”. Bagi mereka yang mengatakan itu, saya ingin bilang, setidaknya mereka punya usaha untuk terlibat dalam memutuskan masa depannya. Daripada kalian yang sibuk mencaci maki demokrasi, meneriakkan golput, tanpa memberi solusi.
9 April 2009.
*Indonesia dalam harapan menuju lebih baik*
No comments:
Post a Comment