Sunday, March 19, 2006

I WILL MISS U

Aku punya saudara seiman, sebut saja ukhti X. Kami lain jurusan, bahkan lain kampus. Awal ketemu dalam sebuah acara di daerah karang menjangan menjelang keberangkatan ke FSNas XIII di Samarinda. Sebenarnya itu bukan pertemuan perdanaku dengannya, beberapa kali kami berada dalam sebuah acara yang sama, tapi itu pertemuan pertama yang mengawali interaksiku dengannya. Di acara itu, ia sebagai penyelenggara dan aku termasuk undangan mewakili kampusku. Sejak awal aku sudah tahu bahwa ukhti yang satu ini lain dari yang lain. Punya ketegasan sikap (kalo gak mau dibilang keras), semangatnya yang besar dan itu kelihatan banget, lantang dan enerjik. Sampai beberapa bulan kemudian aku dihubungi seorang akhwat sehubungan dengan amanah baru menjelang FSDa III Surabaya bersama ikhwah-ikhwah yang lain, dan ukhti X berada dalam daftar itu juga. Yang pertama terpikir adalah “wow, aku akan setim dengan akhwat ini. Jadi pengen tahu kayak apa sih kerja bareng dia?”
Pertemuan-pertemuan yang intensif menjadikan aku jadi mengenal karakter dan cara kerjanya. Smart, analisis, tegas, bla-blakan, ceplas-ceplos, kritis, dan cenderung egois. Kholeris abis deh. Ukhti yang selalu membuat syuro lebih hidup, itu kalo gak mau dibilang terlalu mendominasi forum. Ukhti yang sering gak mikir 2 kali menyampaikan pendapatnya sampe-sampe kadang yang dimaksud benar, tapi mungkin karena caranya yang agak gimanaaa gitu membuat orang lain gak nyaman, terutama ikhwan. Tapi itulah ia, begitulah ia. Senang bisa se-tim dengan ukhti X ini. Perhatiannya yang besar terhadap dakwah dan tanggungjawabnya yang besar terhadap amanah patut kuacungi jempol. Paling tidak, aku belajar banyak darinya. Tentang tanggungjawab itu, tentang ketegasan sikap, dan kecekatan kerja.

Dan siang tadi, ketika bertemu di awal syuro di serambi masjid nuruzzaman UNAIR, ia duduk didekatku dan mengatakan
“ukh, aku titip puskomda ya. Bentar lagi anti aku tinggal, titip ukh ya”.
“anti mo kemana?” tanyaku
“aku mo pulang kampung, senin besok” jawabnya
“anti keterima PNS ta?” tanyaku balik
“iya” katanya lagi
“Alhamdulillah, selamat ya”
“Bener ya ukh, titip ya. nanti aku calling-calling cari tahu gimananya” katanya

Itulah ia, perhatiannya yang besar terhadap amanahnya membuatnya tidak tenang meninggalkan kota surabaya. Aku teringat saat FSDa kemarin, dimana saat itu ia juga tidak bisa menghadiri karena sedang pulang kampung untuk ikut tes PNS tersebut. Meski begitu, ia selalu mengontak kami yang di surabaya menanyakan perkembangan FSDa.
Selamat jalan ukh, bersama anti dakwah terasa begitu indah. Ukhuwah yang kita bangun dalam waktu yang tidak lama ini, insyaAllah cukup untuk membuat kita saling mengingat dan mendoakan hingga tutup usia kita. Kuharap, dakwah profesimu akan berjalan sebaik bahkan lebih baik dari dakwah selama di kampus.

No comments:

Post a Comment