Tuesday, March 14, 2006

Muktamarku sayang, muktamarku malang

Saudaraku ..........
Aku ingin memahamimu
Layaknya pengertianku akan gelap terang sudut hatiku

Saudaraku
Aku ingin mengerti ikatan ini
Selayaknya isyarat Rasulullah
Bahwa aku dan kau adalah satu tubuh

Saudaraku...
Aku ingin menampung setiap tetes keluh kesahmu
Dalam cawan hatiku
Hingga ku mampu meneguk kesedihanmu
Dan senyum itu pun kembali melekat di wajahmu…….

Jika cinta adalah tangismu
Maka biarkan air mata itu menelaga hingga aku pun berenang mengarunginya
Jika cinta adalah gelakmu
Maka biarkan aku menjaga kesedihanmu tertidur pulas di bilik persembunyiannya

Jika cinta adalah amarah
Maka biarkan aku menampung bara itu
untuk menghangatkan kebekuan jiwa
Andai indahnya ukhuwah ini bisa terlukiskan
maka tak cukup warna cinta untuk menuangkannya ……..
Andai cinta ini bernama
Maka biarkan namamu selalu bersanding dengannya ......

”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat ” ( Q.S 49:10)

Sekpa, 4 Dzulhijjah 1425 H

al faqir Ilallah
posted by M. Awan Eko Sabilah

Baca puisi postingan akh awan di blognya bikin air mata ini meleleh lagi. Teringat akan muktamar yang indah, yang diselingi air mata berlandaskan cinta. Cinta akan amanah, cinta akan saudara, cinta akan ukhuwah, cinta akan dakwah.

22 april 2005 yang lalu, Saat muktamar itu, kita berkumpul untuk melihat dengan jelas masalahnya apa dan mencari solusi bersama2. Semua mata menangis. Suara isak tangis akhwat terdengar dengan jelas di telinga ana menambah sedih dalam hati ini. Sambil terus berurai air mata, kupinta teman2 untuk bersatu. Untuk bisa merasa memiliki KMBI. Untuk tetap solid, saling dukung. Karena dalam AD-ART pun ada kewajiban kita yang salah satunya adalah “mnenjalankan amanah dengan baik” yang ketika itu dibacakan, semua peserta muktamar berteriak “SEPAKAT”. Ingatlah bahwa kata SEPAKAT itu bukan hanya diteriakkan di forum tapi Allahlah yang menjadi saksi kata itu dan kita sudah berjanji. Apapun amanah kita, di posisi manapun kita ditempatkan, berjuanglah karena Allah yang akan menilai. Allah yang akan menilai kita dari usaha kita, dari keseriusan kita menjalankan amanah, bukan pada posisi kita. Setelah itu., forum pun ditutup dengan teriakan Allahu Akbar yang menggetarkan semangat. Para ikhwan saling berpelukan menguatkan. Kami, para akhwat pun saling berpelukan dan mendoakan keistiqomahan. Saat itu pandangan semu ana menangkap seorang akh yang masih duduk mematung di kursinya sambil nangis hingga dadanya sesenggukan dan ditemani 2 akh yang lain memberi kekuatan untuk berhenti menangis.
Muktamar kali itu memberikan banyak pelajaran. Satu hal yang jelas, ana semakin mencintai antum semua dan ana akan terus berada di sisi antum semua. Cinta ana sudah terlalu besar kepada antum semua, dengan segala kekurangan dan kelebihan antum. Cinta ini akan selalu ada di hati. Ya Allah, kuatkan kami ya Allah. Kuatkan kami untuk terus menjaga rumah dawah kami ini. Amiiin

No comments:

Post a Comment