Monday, March 13, 2006

Pak, terimakasih atas semuanya

Sudah 1 jam aku ada disini dan tidak ada niat untuk menulis apapun di blog ini. Biasanya, hal pertama yang kulakukan kalo ke warnet, jelas adalah ngecek email sendiri. Tapi, entah kenapa hari ini 1 jam aku disini tanpa ingat sama sekali dengan emailku. Ketika teringat, dan akhirnya kubuka, di inbox ada satu subject yang menarik perhatianku. Subject "Turut berdukacita" yang dikirim dari teman yang tergabung dalam milis stm. Jantungklu berdetak cepat, siapa orang yang kukenal yang kini mendahuluiku? Dengan tangan yang gemetar, kubuka email bersubject menyedihkan itu. Bismillahirrahmanirrahim.....

tiada kedatangan tanpa kepergian,
datang melewati jalan setapak menabur benih
pergi meninggalkan nama besar yang terpahat di prasasti hati
selamat jalan pak guru....
semoga di terima di sisiNya
Amien Ya Robbal Alamien

Assalamu Aalaikum Warahmatullohi Wabarakatuh..
Kami seluruh alumni STM TELKOM turut berduka cita atas wafatnya guru kami Bapak Natsir (Guru Fisika kami).
Semoga amal kebaikannya dilipatgandakan oleh Allah SWT atas jasa-jasanya selama hidup dan diterima di sisi Allah SWT.
Semoga keluarga yang ditinggalkan akan diberi kesabaran dan ketabahan menghadapi semuanya.
Amin

NB.
Jenazah akan disemayamkan di SMA 17 dan akan dimakamkan di BONE.
Wassalam

Inna lillahi wa Inna ilaihi Roji'un.
Ternyata, pak Natsir, guru Fisika kami di kelas 2 STM telah berpulang. Lemas seluruh persendianku. Teringat semua yang kami lakukan untuknya. Kami, siswa bandel yang sering tidak mengacuhkan beliau saat ngajar, keluar masuk kelas seenaknya, melakukan apapun yang kita mau di kelas tanpa takut dimarahi. Itulah kami, siswa-siswa bandel yang tanpa merasa berdosa memanfaatkan sifat beliau yang memang tidak pernah bisa marah. Pada akhirnya, nilai kami semua tetap saja bagus karena kebaikan beliau yang tidak punya rasa dendam atau marah karena sering tidak digubris. Kami sering patotoai (ini bahasa makassar yang artinya mengejek) beliau, kadang beliau dengar tapi, beliau tidak pernah marah. Kusertakan 2 email dari dua temanku yang dikirim di milis stm telkom makassar :

diiringi lagu klasik..

soba dan sulfi mangabarkan bahwa pak nasir telah meninggal dunia. Mudah2an beliau diterima disisi-Nya.

semasa sekolah di STM...
thn 1998, angkatan 6 telah melewati 1 thn pertama di sekolah itu.
banyaklah pengalaman selama setahun..
guru2pun semakin akrab... mungkin Pak Wawan guru fisika jadi pengecualian...
bagaimana tdk, kami2 yg merupakan seleksi terbaik di sulawesi paling tinggi ujian hanya dapat 6 (enam). suatu angka yg sangat tdk memuaskan.. apalagi anak e1.

naik ke kls 2. guru fisika Pak wawan diganti dg PAK NASIR..
Orangnya sih Cuek Bebek..
seperti mengajar di depan tembok saja..
Cuman bagusnya, beliau gampang kasi nilai..
bahkan soal ujian tdk jauh beda dg contoh soal..
contoh soal ..soal ujian.. contoh soal..soal ujian

tak ada bedanya, yg beda apa?
yg beda adalah satunya diperhatikan, satunya tdk.

satu hal yg tdk pernah terlupakan, ketika mengajar.
hampir tak pernah menegur kami2 yg selalu patoatoai dibelakang.
ada yg tidur(ini yg paling tinggi ratingnya), menggambar kembali karikaturnya, dengar radio, makan kue(tdk bagi2 lagi).
sy tdk tau apa yg ada dibenak pak nasir ketika melihat kami dibelakang.. pasti beliau melihat kami. cuma mungkin tak berani, karena kami hanya kelihatan pintar tapi ORASI (ora ono isinya. atau karena engkau memang orang yg sangat SABAR serta Low profile. mudah2an engkau mendapatkan pahala disisi Allah SWT.

nah..
melalui email ini, sy hanya ingin menyampaikan permohonan maaf yg sungguh2. memang kami tak sempat meminta maaf kepada beliau secara langsung tapi sy yakin beliau akan selalu dan telah membuka pintu hatinya untuk memberi maafnya kepada sy, dan sy mendoakan semoga beliau diberikan tempat yang mulia disisi Allah Tabaraka Wata'ala.


Best Regards

Budirman
Direktur of Campus Computer.


Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Innalillahi Wainnailahi Roji'un

Telah Berpulang menghadap yang Maha Kuasa salah seorang guru kita yang pernah mengajar kita fisika, tidak lain adalah Drs. Muh. Natsir yang juga merupakan guru besar di SMA Negeri 17

Buat teman-teman yang membaca ini jangan lupa untuk menengadahkan tangannya memohon doa kepada guru kita yang telah banyak berjasa kepada kita semua agar beliau mendapat tempat yang istimewa di sisi-NYA.

saya mewakili anak E3 yang banyak menyusahkan beliau waktu sekolah dulu dan yang terakhir bertemu dengan beliau waktu sama-sama menjadi tim pengembang kurikulum untuk sistem sekolah cerdas mengucapkan selamat jalan segala manfaat dari pertemuan kita akan saya kenang selalu

Muhammad Sulfi
salah satu murid nakalnya E3

Itulah pak Natsir. Pribadi yang sabar, tidak pernah marah seperti apapun sikap kami di kelas. Kadang jika kami bercanda, ribut hingga suara ngajar beliau tidak terdengar, kami pun tidak dimarahi. bahkan kalau kami diberi tugas, biasanya kami langsung protes dan minta beliau membatalkan beri tugas, Akhirnya beliau tidak jadi memberi tugas. Kalaupun beliau berhasil memaksa kami menulis tugas, bisa dipastikan minggu depan tidak ada satupun yang akan mengerjakannya dan dengan berbagai alasan yang tentu saja dibuat-buat (dan beliau tahu itu), beliau terima juga dan sekali lagi, TANPA AMARAH.
Bapak malah sering menanggapi candaan kami. Aku ingat waktu bapak mendikte untuk kami tulis di catatan kami, saat itu bapak salah mengucapkan apa yang seharusnya ditulis. dan bapak bilang "Maaf, yang tadi salah. Yang sudah terlanjur nulis, silahkan diti-ex dan yang belum tulis, tulis dulu baru ditip-ex, biar adil".

Kenangan beliau kini berputar-putar di kepalaku. Pak, maafkan kami yang bandel ini. bagaimanapun bandelnya kami, tapi kami tidak pernah tidak menghormatimu. Seperti apapun kurang ajarnya kami, Bapak jadi idola kami. Aku ingat waktu perpisahan sekolah saat lulusan dan ditanya siapa guru favorit kami, semua kami punya dua guru favorit. Satunya adalah Pak Natsir, dan satunya lagi bisa siapa aja, tergantung masing-masing anak.
Pak, Terimakasih atas semuanya. Maafkan kami ya pak.

Ya Allah, terimalah beliau disisiMU.
Dan jadikanlah ini sebagai pelajaran untuk kami yang akan segera menyusul.

No comments:

Post a Comment