Monday, June 05, 2006

Kisah Sebuah Syuro

Berangkat syuro tadi, ana berpikir bagaimana jadinya ya 2 akhwat kholeris syuro dengan 2 ikhwan yang cenderung pendiam, datar tapi smart. Yang terbayang adalah syuro bakal didominasi oleh kami berdua yang bertipe sama, tidak banyak tanggapan, datar, tanpa lonjakan , tanpa “perlawanan” berarti dan itu adalah suasana yang membosankan bagi tipe kholeris seperti kami yang suka akan tantangan, yang tidak suka akan sesuatu yang stagnan dan datar.
Kenyataannya, pada awal syuro memang seperti itu. Kami, 2 akhwat kholeris ini lebih mendominasi sampe akhirnya kami berpikir harus ada yang dipancing agar syuro lebih hidup. Terlontarlah kalimat “Akh Z ada ya? Katanya antum mau bicara tentang ….. Gimana?”. It works. Dipancing seperti itu, mulai deh beliau ngomong panjang lebar tentang pendapatnya, ditangapi akhwat, kemudian ditanggapi balik, sampe akhirnya syuro benar-benar hidup dan serasa seperti permainan badminton yang seru. Ini ilustrasi saja kok, jadi jangan dipikir ngotot-ngototan seperti permainan badminton sebenarnya. Ini seperti permainan badminton yang saling merespon balik. Setelah eksplorasi ide selesai dilakukan, ana puas dengan syuro ini. Karena tidak banyak buang waktu, tepat sasaran, dan jelas hasilnya. Ternyata kuncinya adalah, perlu dipancing dulu.
Buat para pejuang syuro : Kalo syuro jangan mbulet-mbulet ya. Langsung aja, fokus dan selesaikan, Biar gak buang banyak waktu. Tus kalo ada ide, jangan disimpan sendir apalagi malu-malul kucing buat ngomong. Syuro emang tempatnya bicara kok. Segala sesuatu akan jadi resmi. So, jangan kapok-kapok syuro ya. Itu proses yang harus kita lewati untuk membuat dakwah lebih berakar kuat dan menyebar. Semangat ya….

No comments:

Post a Comment