Saturday, August 12, 2006

Mungkinkah Kami Meninggalkan Da'wah?

Jika olahragawan bisa mengalami masa pensiun karena usianya yang renta dan kekuatan fisiknya yang melemah. Jika seorang pegawai akhirnya menemui saat pensiun karena usianya telah melewati batas ketentuan umum kepegawaian. Jika seorang artis harus meninggalkan pentas karena keterampilan dan keindahan aktingnya telah digerogoti usianya. Tapi, para juru da'wah, tidak mengenal kamus pensiun dan berhenti dari panggung da'wahnya. Kami dan saudara saudara kami di jalan ini tidak mengetahui ada kondisi yan mengharuskan kami mundur dari gelanggang da'wah karena faktor usia, kemampuan fisik yang menurun, pikiran yang sulit difungsikan secara maksimal, atau bahkan karena kondisi ekstrenal yang memaksa kami untuk mundur. Singkatnya, kondisi apapun tidak akan menyebabkan kami 'uzlah atau pergi meninggalkan jalan ini.

Di jalan ini, kami mempelajari bagaimana kisah sebagian Anbiya dan para da'i yang pernah memilih 'uzlah dari tugas da'wahnya. Kami merenungi secara seksama baaimana orang-orang sebelum kami mundur dari arena da'wah dengan alasan para objek da'wahnya. Diantara banyak kisah itu, adalah kisah Nabiyulah Ibrahim as tatkala ia berniat menjauhi kaumnya dan tidak mau menghadapi problematika da'wah yang ia hadapi dari kaumnya seperti yang tergambar di Surat Maryam ayat 48-49.
Ada pula kisah Nabiyullah Musa as seperti dalam Ad-Dukhan : 20-21. Ada pula kisah pemuda Kahfi yang menghindar kaumnya degan berlindung di dalam gua

Tulisan diatas adalah sedikit pembuka esai "Mungkinkah Kami Meninggalkan Da'wah?" yang bisa antum antunna baca di bukunya M Lili Nur Aulia "Beginilah Jalan Da'wah Mengajarkan Kami" terbitan Da'watuna.

Tulisan itu kurenungi kembali setelah baca tulisan di blog ukhti fathi (Syukron ukhti) saat dimana BEM UI suksesi. Membaca tulisan fathi, aku seperti dibawa ke bulan depan. Bulan depan, KMBI, LDK tercintaku insyaAllah akan suksesi. Penggambaran fathi kuat banget membawaku mencoba meraba "seperti itukah rasanya bulan depan?". Tidak lagi ada di sana, memberi kesempatan kepada ruh baru mengisi pos yang akan kutinggalkan. Rasanya seperti tak rela tapi setiap zaman ada batas waktunya. Mungkin waktuku sebentar lagi habis.

Memang, tak ingin benar2 kutinggalkan KMBI-ku. Hanya saja, tidak lagi memiliki KMBI secara utuh, aku perlu menata hatiku. Karena, aku terlanjur membayangkan, aku ada di sekret KMBI bersama saudara2 tercintaku melakukan banyak hal, menyusun konsep demi konsep dan sebagainya.
Sudahlah, harus kuoptimalkan sebulan tersisa ini. Sekret itu harus mendapat sentuhan tanganku. Ingin kuukir sejarah di dalam sekret itu. sekret Ruhul Jaddid Fii Jasaadil Ummah

Dan pasca itu, jika ada yang bertanya "Mungkinkah kami meninggalkan da'wah?". Maka hanya ada satu jawaban : "TIDAK, TIDAK ADA KEMUNGKINAN ITU. KAMI AKAN JADI BAGIAN DA'WAH HINGGA KAMI MEMENANGKANNYA ATAU KAMI MATI KARENANYA"

No comments:

Post a Comment