day 1/ ahad 24 sept 2006
Kemarin sore kita bertiga (aku, dek eya dan dek ega, red) udah ke rumahnya tante buat sahuran pertama. Biasalah, kita gak pernah bisa sahur pertama di kos, harus di rumah. Kalo di ambon sih, kita pasti ngumpulnya di rumah keluarga yang paling tua. Dan dari ketujuh anaknya nenek, ibuku yang ke-empat dan yang paling tua di ambon. Coz anak pertama gak di ambon, di lain kabupaten, yang kedua udah gak ada, dan yang ketiga ya tante di surabaya ini. Maka jadilah rumahku sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar kami. Pengen banget ada disana, rame-rame bareng sepupu-sepupu but we cant. Ok, everything is fine. Ramadhan ini harus punya arti
day 2/senin 25 sept 2006
I feel bad this day. Sudah gitu kemarin gak tadarusan sama sekali. Apa-apaan nih. Sabtu kemarin tuh sebenarnya sudah janji mo ketemu sama Kajur hari ini tapi pulang dari tante udah siang banget dan panas banget. So, I decide to sleep saja. Pake gak ngasih tau gak jadi datang lagi. Walhasil malamnya di-sms “Kenapa tadi siang gak datang. Ditunggu lho”. Buat janji aja lagi untuk rabu, because besok ada jadwal ngajar
Day 3/ selasa, 26 sept 2006
Pas lagi ngajar, I feel not OK. Segera kukabari keadaanku ke dek eya yang sedang kuliah. Maka mulailah segala kekhawatiran itu. papa serta merta menelpon dan menyuruhku pulang saja. Telpon keduanya malah bernada marah gitu. Biasanya papa gak pernah marah, dan kalo marah pun, aku biasanya akan segera mengklarifikasi apa yang papa omelin. Tapi tadi aku gak komentar apa-apa. Aku tau papa panik, makanya kayak gitu. Tante telpon suruh langsung ke rumahnya saja, nanti diantar ke dokter. Adekku nanya cara ke sekolah, aku mau dijemput. Bu titik, dosenku, menelpon mau menjemputku untuk dibawa ke dokter. Always like that. Sikap2 mereka membuatku terlihat lebih sakit dari yang sebenarnya. Maka kutolak semua tawaran. Aku BISA pulang sendiri.
Walhasil, begitu sampe kos, akutlah sudah yang kurasakan, dan akhirnya aku harus dilarikan ke UGD untuk dapatkan bantuan oksigen.
Puasaku bolong satu
Day 4/rabu, 27 sept 2006
Hari ini ditemenin tante, aku ke rumah sakit. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, aku pulang dengan memikirkan percakapanku dengan ibu kemarin saat aku di UGD
“bi, eby berenti kerja aja ya” kata ibuku
“Bu, eby gak apa-apa kok. Lagian ngajarnya juga Cuma 3 hari, gak setiap hari”
“Eby, ibu gak butuh eby kerja. Ibu butuh eby sehat” Suaranya bergetar mengatakan ini.
There’s nothing I can say.
Hari ini aku gak puasa lagi
Day 5 / kamis, 28 sept 2006
Balik lagi ke rumah sakit untuk lihat hasil rontgen kemarin. Sudah itu jalani general check up. Aku gak puasa lagi. Ya Allah, ampuni hamba
Day 6 / jumat, 29 sept 06
Aku, dek eya, dek ega, om dan tante ke solo. Besok pengambilan sumpah dokternya mbak ratih di UNS. Sebenarnya aku gak mau pergi aja, tapi karena semua pergi dan aku gak mungkin ditinggal sendirian di rumah maka aku ikut aja dan di mobil aku hanya tidur dan tidur.
My lovely mom ulang tahun. Dalam perjalanan ke solo, kami bertiga menelponnya dan mengucapkan barakallah. Bu, atas segala cinta yang ibu berikan kepada kami, tidak ada yang bisa membalasnya. Kami hanya bisa mendoakan semoga Allah selalu menjaga ibu, dan semoga kami bisa menjadi anak yang bisa ibu banggakan.
Day 7/sabtu, 30 sept 2006
Selamat buat dr embun kumalaratih. Tetap aja aku gak boleh puasa dulu. Semoga tidak mengurangi nilai ramadhan kali ini untukku. Kusadari, semua pasti ada hikmahnya
Day 8 / Ahad, 1 oktober 2006
Back to surabaya. Sebenarnya belum boleh sama mbak ratih soalnya tadi malam kambuh lagi dan hampir aja dibawa ke UGD RS sana. Alhamdulillah gak jadi. Hari ini bolong puasaku udah 7
Day 9 / Senin, 2 oktober 2006
Alhamdulillah udah boleh puasa. Tapi sekarang hidupku rasanya gak bisa kukendalikan. Aku mau kemana-mana ijinnya susah banget. Ibu dan papa udah wanti wanti sama dek eya dan dek ega untuk melarangku melakukan aktivitas apapun. Maka jadilah aku disini, terkurung like princess di kost. Boleh keluar tuh hanya kalo kontrol doang.
Day 10/ Selasa, 3 oktober 2006
Aku muak. Obat-obat ini buat aku muak. Boleh tidak ya sehari aja aku tidak perlu makan obat-obat gak jelas ini. Aaargghh
No comments:
Post a Comment