Bismillah
Kisah 1 :
3 tahun lalu, bercerita tentang keinginannya menikah. 2 tahun lalu, mimpi itu terwujud setelah perjuangan panjang. Menikah dengan segala resikonya. Satu persatu kisah hidup dijalani, kepasrahan diutamakan, dan kini aku menjadi saksi seorang bayi mungil terlahir ke dunia dengan penuh resiko dilahirkan oleh seorang wanita di usia 36. Wajah ceria terpancar seiring dengan cerita-cerita tentang bahagianya menjalani status baru sejak manjadi calon ibu hingga telah menjadi ibu. Napas tersengal dan keringat yang terus mengucur tidak mampu menghalau pandangan maku tentang sebuah kebahagiaan yang sangat dan jelas sekali terbaca. Maka berulang tasbih kugemakan atas rahasia-rahasia penciptaan seorang manusi dan perjuangan hidup mati seorang ibu. Ibu, aku jadi kangen dengan indahmu
Kisah 2 :
Begitu baik-baik saja terlihat. Sepertinya ia memiliki hidup yang menyenangkan. Tapi, tak disangka tak diduga, hidup terpisah dengan istrinya karena karir istrinya yang "eman" ditinggal. Maka gadis 4 tahun yang ikut bersama bapak sejak bayi tak lagi ingin mengetahui dimana ibunya. Gadis kecil itu baru mau bicara di telpon sama bundanya kalo sudah dipukul hingga menangis. Untuk ibu yang ini, kusarankan, pulanglah. Tidak ada yang lebih berharga dari seorang anak. Tidak maukah melihatnya tumbuh?
Kisah 3 :
Di usianya yang ke-40, ia masih saja mengejar cita-citanya. Bukan tak ingin menjadi perempuan seutuhnya, tapi Allah rupanya masih ingin menguji kesabarannya. Dan ia, masih kulihat berdiri, berjalan, senyum dan tertawa dengan segala ketegarannya menanti seseorang yang ditakdirkan Allah untuknya melengkapi hidup. Ia tak pernah berputus asa, juga tak pernah menyalahkan takdirnya. Tak pernah ia bertanya, kenapa harus ia sementara teman-temannya bahkan adek-adeknya telah lengkap bersama suami dan anak. Ia tetap kokoh. Saat kutanya, ia menjawab : "Biarlah Allah mengatur di waktu yang terbaik". hatiku gerimis untukmu, mataku panas untukmu, tapi kulihat kau sangat kokoh, maka aku hanya bisa memberikan doaku.
Kisah 4 :
Di usia 26-nya, ia sedang menanti kelahiran bayi. Sayangnya, tidak selancar kisah pertama. Ia harus berjuang lebih keras. Bayi yang ia kandung yang seharusnya sudah dilahirkan, tidak berada di posisi yang tepat untuk keluar. Vonis telah jatuh, hari ini ia harus dilahirkan, normal atau caesar sebelum beresiko terhadap ibu dan anak.
Kisahku - penutup :
Begitu banyak dan beragam skenario yang Allah atur dalam kehidupan hambaNYA. Entah bagaimana skenarioku, tapi selama ini selalu indah terasa. Mungkin tidak di awal, tapi pada akhirnya aku tau, yang terjadi padaku adalah yang terindah.
Allah, kupasrahkan hidupku karena kuyakin yang terbaiklah yang Engkau berikan.
No comments:
Post a Comment